Dudukku mulai tak nyaman dibawah
langit berselimut awan,sejujurnya pikiranku binggung kenapa kamu memberikan
surat ini secara tiba-tiba setelah
beberapa minggu tidak memberikan kabar padaku
Akhirnya, kubuka sudut demi sudut lipatan surat itu;
Hai …..
Sayang maaf beberapa
minggu ini aku tidak memberikan kabar tentang keadaanku,semua itu kulakukan
karena aku ingin menjauh darimu berharap kamu bisa melupakanku.
Aku takut kamu
mencintaiku terlalu dalam,aku takut kamu berharap lebih padaku,aku takut
menyakitimu karena cintamu sangat besar untukku.
Sayang awal mulanya
aku mendekatimu karena hanya ingin mencari tempat bersandar air mata luka
mantanku,aku hanya ingin ada seseorang yang menghiburku saat tangis mengores
pipiku,dan aku memilihmu waktu itu karena kamu selalu ada saat aku membutuhkan
bahagia.
Lalu setelah kebersamaan kita,tanpa
aba-aba kamu menyatakan cinta padaku hingga tak kuasa ku tolak pernyataan
cintamu ,karena aku takut kehilanganmu
penghibur airmataku.
Aku boleh jujur? sebenarnya pada saat kita
menjalin cinta,aku tidak benar-benar mencintaimu.aku masih menyimpan cinta
untuknya mantanku tapi aku menghargai status cinta kita dengan berpura-pura
juga mencintaimu hingga sekarang kusadar semua itu salah.
Maaf cintaku bersandiwara
Maaf gengaman jemarimu tak kunikmati
sebagai cinta
Maaf kebersamaan kita hanya kujadikan
pelampiasan cintaku
Terima kasih kamu telah mengajariku
arti ketulusan cinta,terima kasih kamu telah memberikan ketulusan cintamu padaku
,tapi maaf ketulusan cintaku bukan kuberikan padamu.
Sekarang aku telah menjalin kasih
kembali dengan mantanku,kami telah mengerti letak kesalahan perpisahan kami
dulu,dan sekarang kami telah merajut ketulusan cinta
Semoga kamu mendapatkan seseorang yang
jauh lebih baik dariku.
Haruskah kamu masih berucap kata “sayang” di suratmu,bukankah itu hanya harapan kosong yang kamu lantunkan.
Gemuruh kecewa bersahut-sahutan di hatiku sesaat setelah membaca suratmu,kecewa
ya aku sangat kecewa.namun kamu tidak bersalah dalam hal ini.Kamu hanya
mengikuti perjalanan hatimu yang menuju
padanya.
Hati tidak pernah bersalah dalam melakukan perjalanan
cinta,hati hanya mengikuti arah petunjuk sang penguasa penentu takdir
cinta,begitupun hatiku tidak bersalah jika mencintaimu.
Aku bukan
bodoh karena berdiri diatas cinta yang salah
Aku hanya
terlalu mencintaimu dengan ketulusan.Itu tidak salah bukan!
Nangis...
BalasHapus