Ujung pena-ku berkali-kali tertekan
rindu.
Bersamaan dengan itu …
Mata tak hentinya menyemburkan tangis
rindu.
Aku hanya menerawang dengan pandangan kosong yang disertai kerutan
dahi ,saat rindu menjahit kata disebuah kertas usang berstempel kenangan.
Aku terlalu bergantung pada kenangan,hingga bibir kadang
kala mencicipi rasa air mata yang terasa menyakitkan.
Logika tolong hentikan basuhan kenangan ini,berharap
pikiran akan merasuk kedalam dunia keamnesian.
Apa daya…
Karena senja tak berembun ,akhirnya kesunyian merangkul
hati melakukan pembicaraan tentang kenangan yang menyetubuhiku.
Karena bulan yang tak pernah ditemani matahari ,akhirnya
sekarang kesepian meminta pertemanan dengan rindu.
Di kertas usang,aku hanya mampu menulis keresahan rindu yang tak pernah dijenguk.
Di kertas usang,aku hanya mampu menulis keresahan rindu yang tak pernah dijenguk.
Terimalah kertas usang ini sayang,karena tlah kutulis beberapa patah kata yang tersusun menjadi
kalimat rindu, dan sisanya tersusun menjadi doa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar