Rindu …
Apakah rindu
butuh tanda tanya ,rindu hanya butuh pengungkapan sedarhana
Selalu ingat caramu merangkai kata
Selalu ingat caramu menyapa
Selalu
ingat caramu bercanda dengan dunia
Air mataku sungguh keras kepala dan dadaku mengucap detak,aku terlanjur rindu.
kutulis
pengakuan rinduku kepadamu.Mewakili bibirku yang tak mampu mengurai kata detail
rindu.
Tak kudengar lagi suara merdu dan tawa gurihmu
Tak kulihat lagi tatapan mata mendung darimu
Semoga kita selalu ingat kisah kita yang sering berlupa-lupa
tentang waktu,bertautan diatas angin sendu.
Sekarang aku sangat mengenal bahasa rindu,rindu yang
menghasilkan tawa dan kesedihan lugu.
Sekarang aku sangat mengerti rasanya memimpikan rindu,rindu
yang menjerat tubuh lalu membeku.
Entahlah!
Bagaimana cara otakku bersekutu dengan rindu,membuat pikiran seolah-olah
membayangkanmu.
Entahlah!
Bagaimana cara bibirku bersekutu dengan rindu,membuat abjad merangkai namamu
Hujan tiba-tiba meneteskan wajahmu.sebab hujan dimataku adalah guratan lukisan Avamu.
Kuumpat-umpat rinduku,kukutuki rinduku.
Kerinduan
menghujam menancapkan resah tanpa bergumam,dan kutukanku bertaburan untuk rindu
yang tak pernah paham.
Aku menyerah tak mampu lagi mengejamu rindu ,namun demi Tuhan aku merindukanmu
Aku telah melangkah,dan kamu telah terlebih dulu melangkah hingga kita akan menjamu rindu.rindu yang menggebu dalam semu karena jarak dan waktu menjauhkan ruang temu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar