Cinta
adalah pembuat luka paling sakit,namun cinta pula yang nanti mampu membuat luka sesakit apapun menjadi terobati.
Aku mengenalmu sangat rinci bahkan semua sudut bahagia dan sedihmu yang sama sekali belum kamu ceritakan aku bisa merasakannya dari tatapan,senyuman,raut muka,ucapan,bahkan jika sedihmu bersembunyi dibalik tawamu aku mengetahuinya tanpa perlu bersusah payah mengintograsimu.Kamu mengesek-gesekan kedua telapak tanganmu,berharap ada hangat yang tercipta dari gesekan itu agar dinginnya malam musnah dari sisimu.Ingin sekali aku mengenggam kedua telapak tanganmu,memberikan kehangatan agar kamu tidak perlu mencari lagi hangat selain genggamanku,namun telapak tanganku tidak mungkin bisa memeluk telapak tanganmu.Aku lebih memilih melepaskan sweaterku dan membentangkannya di kedua telapak tanganmu.
“Bagaimana pacarmu?”
tanyaku membuka percakapan.
“Dia masih pacarku,meski terkadang caranya
memperlakukanku bukan seperti seorang pacar dan mungkin aku terlalu sering menangis oleh tingkahnya,tapi dia masih tetap pacarku”
“Kamu terlihat bodoh jika
masih mempertahankan hubungan kalian”
“Aku mencintainya”
Setelah itu mulutku tidak berani mengeluarkan kembali
pernyataan,seakan kalimat ~Aku mencintainya~ dari mulutmu mampu memutuskan kelanjutan
kalimatku .Aku hanya menghembuskan napas panjang berunsur kecewa,jalanan malioboro semakin ramai dengan aktifitas,riuh suara manusia
bercampur aduk dengan beraneka aroma makanan pedagang kaki lima yang semakin jelas
terasa.
Kita yang
sedang duduk di kursi besi panjang menghadap gedung agung kepresidenan saling
melakukan adegan diam.Beberapa orang yang membawa gitar menghampiri kita,mereka
bernyanyi dengan gembira,aku tidak tau persis lagu apa yang mereka
nyanyikan.Kemudian, kamu bertepuk tangan dengan lembut dan perlahan mengoyangkan kepalamu kekiri kekanan mengikuti irama sambil
bernyanyi mengiringi pengamen tersebut .Sesekali kamu menoleh ke arahku.Kamu terlihat sedang menciptakan sendiri bahagia.
Setelah selesai,kamu menatapaku dan tatapan kita saling bertemu menyapa.Kamu melipatkan bibirmu
kedalam,matamu memancarkan kekosongan lalu bola matamu menunduk kearah
bawah.Aku coba melambaikan tangan di
depan wajahmu coba membuyarkan lamunan yang bermukim diwajahmu.Menyeruak air mata
tipis dari sudut mata teduhmu.Sungguh,mata teduh itu tidak pantas
memproduksi air mata.
“Apakah salah jika seorang perempuan menuntut sebuah perhatian dari
lelakinya”ujarmu dengan suara terbata-bata menahan isak,”Wajarkan, bukan sesuatu yang
berlebihan ataupun kekanak-kanakan?”
Terlihat sekali kamu sangat menunggu jawabanku agar menjadi pembenaran pernyataanmu.Matamu sayu, mata bulat coklat itu
terlihat sangat kosong menatap kearahku.
“Tidak ada yang
salah ,justru seharusnya seorang lelaki
harus mengerti bahwa
perhatian sangat dibutuhkan sebagai salah satu ungkapan rasa sayang.Pacarmu?”tanyaku.
“Bagaimana jika kesibukan menjadi alasan untuk tidak memberi perhatian?” .
“Sibuk bukan
sebuah alasan untuk tidak perhatian,perhatian
itu wajib untuk sebuah hubungan rasa sayang.Ini tentang
pacarmu?”
Kamu diam tidak meresponku kembali,justru kamu sedikit menggeser duduk beberapa
sentimeter menjauh dariku.Kamu menutup mukamu mengusapnya dan membenarkan beberapa helai
rambut yang
keluar dari jilbabmu karena tiupan angin.Kepalamu menunduk,menatap sepasang kakimu yang memakai sepatu skets merah jambu mengetuk-ngetuk lantai pavlingblok.Aku terpaku tidak berani
mengurai kata
apapun.Aku
paham seorang wanita tidak ingin diberondong pertanyaan atas
pernyataanya,wanita hanya ingin didengarkan untuk menenangkan.
“Sudah tiga hari kita di Jogja,bagaimana jika selamanya saja kita berada disini.Lupakan semua tentang Jakarta hahaha” katamu dengan tawa yang
terlihat dipaksa.
Aku hanya merespon dengan sebuah senyuman,ada sesuatu yang ingin aku
ungkapkan kepadamu namun masih belum mampu .
“Hai..”kamu menepuk punggungku dengan
keras.
“Iya” hanya kata itu yang aku ucapkan,kamu memanyunkan bibirmu dengan
kesal.
Aku merogoh kantong celana cino coklat yang
kupakai,mengeluarkan sesuatu yang telah dipersiapkan tanpa sepengetahuanmu “Ini untukmu” .
“Burung bangau dari
kertas origami?” tanyamu.Kamu mengambilnya dengan senyum yang mengembang.
“Sebutkan sebuah
permintaanmu.Bukankah kamu sangat menggagumi seni origami ini’ Aku mengaruk-garuk
kepalaku petanda canggung.
“Tapi ini hanya
satu.Setauku jika sudah seribu bangau origami baru bisa melakukan permintaan”
“Ini tidak hanya
satu,Coba kamu lihat kebelakang”
“Ohhh..astaga ini
seribu bangau origami’ Kamu menutup mulut tak percaya dengan apa yang ada
dihadapanmu.Pohon dibelakang tempat kita duduk telah tergantung seribu bangau
origami yang biasa disebut senbazuru.Bangau-bangau
tergantung secara vertikal bergerak
lembut karena tiupan angin yang bersahaja.
“Aku yang membuatnya
saat di Jakarta dan teman-teman komunitas kopi joss yang mempersiapkan ini
semua,itu mereka diujung jalan” ujarku sambil menunjuk mereka yang sedang berkumpul di depan
pagar Benteng VREDEBURG.”Ayolaah ucapkan permintaanmu sekarang”
Kamu menyilangkan
kedua lenganmu di dada perlahan matamu terpejam “Aku ingin selalu ada bersama
seseorang yang mencintai ku”.Setelah permintaan itu kamu menoleh ke arahku
“Giliranmu”
“Aaa..ku”
“Iya kamu,cepetan sebutin permintaanmu” kamu
memaksaku dengan senyum-senyum mencubit lenganku.
“Baiklah..Permintaanku ialah,aku mencintaimu” Aku
merasakan Detak jantungku berdetak sangat cepat,gekstur tubuhku kaku binggung
akan melakukan gerakan apa setelah
ucapan itu.
Alismu menyatu kebingungan tidak mengerti ,punggung tanganmu menyentuh keningku “kamu sakit?” Ekspresi mukamu waktu itu tidak yakin dengan yang
aku ucapkan.
“Tidak..tidak
..
Aku serius”
“Jangan serius-seriuslah “ kamu mencibirkan lidahmu.
“Coba lihat kedua mataku sekarang,” Jariku membentuk angka dua mengarahkannya ke arah mataku “lihatlah di mata ini
tidak ada unsur bercandanya,aku serius.Aku mencintaimu”
Kamu terlihat celingukkan,masih belum
mempercayai semua kalimat yang aku
lontarkan. ”Aku tau kamu bercanda ” kamu memandang lurus kedepan
dengan objek yang disebut kebinggungan.
“Kamu tidak mempercayaiku ..”aku mebuyarkan pandangan kosongmu.
“Hahaha itu tidak mungkin”
“Ya..yaa.. baiklah anggap itu tidak mungkin karena kamu sangat mencintai
pacarmu.Tapi apakah kamu akan terus bertahan dengannya ,sekali kamu mampu memaafkan
kesalahannya,kedua kali dia melakukan kesalahan kamu tetap memaafkan,hingga tiga kali dan seterusnya melakukan kesalahan menjadi kebiasaanya kamu akan
terus memaafkan. Itu bukan cinta,sama sekali bukan cinta.”jawabku dengan napas yang berhembus tidak teratur.
Kamu menatapku sangat dalam,tatapan itu meredakan
amarahku.Perlahan kamu menyandarkan keningmu di pundakku,wajahmu terbenam
disana.Tangismu mulai tercipta tanpa jeda dengan bahu yang bergerak naik turun ,pundakku
menjadi tempat yang sempurna untukmu menyandarkan kesedihan.Menangislah
dipundakku,biarkan air matamu meresap disana.Aku akan menjadi pencetus
bahagiamu,menjadi penampung airmatamu,pendengar yang baik keluhmu,dan membanting
tulang untuk apa yang kamu mau.Itu aku untukmu.
Izinkanlah aku mencintaimu satu
kali hingga tak terbatasi waktu untuk mengakhiri.
Keren ceritanya
BalasHapus