Sore ini, aku duduk dengan
gelisah di dalam sebuah pesawat antariksa.Jantungku berdegup tidak
nyaman,tatapan mataku liar menelusuri sudut demi sudut suasana di dalam pesawat
ini.Ada delapan bangku yang tersusun secara melingkar,susunan bangku-bangku
tersebut selayaknya donat yang bagian tengahnya kosong melompong,bagian tengah
dibiarkan kosong tanpa ada benda apapun karena digunakan untuk menjulurkan kaki
melakukan peregangan otot.
Interior dalam pesawat hanya berupa beberapa tombol dan layar komputer yang menempel pada dinding baja.Pesawat ini tidak terbang secara manual tapi terbang dengan dikendalikan komputer untuk kecepatan dan tujuannya.Wajahku sedikit gatal, apa daya aku tidak bisa menggaruknya karena kostum astronot yang kupakai menutupi seluruh bagian tubuh,bahkan kepalaku harus ditutupi helm astronot berisi oksigen agar bisa bernafas dengan normal selama perjalanan luar angkasa. Perasaanku meliuk-liuk diantara wilayah kebahagiaan dan wilayah ketakutan,ini perjalanan pertamaku keluar dari bumi.
Interior dalam pesawat hanya berupa beberapa tombol dan layar komputer yang menempel pada dinding baja.Pesawat ini tidak terbang secara manual tapi terbang dengan dikendalikan komputer untuk kecepatan dan tujuannya.Wajahku sedikit gatal, apa daya aku tidak bisa menggaruknya karena kostum astronot yang kupakai menutupi seluruh bagian tubuh,bahkan kepalaku harus ditutupi helm astronot berisi oksigen agar bisa bernafas dengan normal selama perjalanan luar angkasa. Perasaanku meliuk-liuk diantara wilayah kebahagiaan dan wilayah ketakutan,ini perjalanan pertamaku keluar dari bumi.
Tiga.....dua.....satu.....
Setelah hitungan mundur,terdengar suara mesin dari ekor pesawat.Suara itu
merupakan petanda bahwa pesawat siap melesat vertikal ke atas menerjang
kelembutan awan, menembus tujuh lapisan
atmosfer,hingga akhirnya pesawat akan berhasil keluar dari zona tarik-menarik
gravitasi bumi.Selama perjalanan tubuhku merasakan guncangan hebat,tubuh yang
berbalut seragam astronot ini berkeringat dingin,kepalaku yang tertutup helm
oksigen merasa pusing seolah akan pecah,dan perutku serasa diaduk-aduk ingin
muntah.“Aku harus kuat,aku harus bisa
tiba di bulan” dalam hati aku menguatkan tekad.
Setelah beberapa lama
mengalami guncangan hebat,keadaan kembali normal.Aku segera menekan tombol
pengisian oksigen di area dalam pesawat agar bisa melepas helm astronot yang
menutupi kepalaku.Di luar angkasa tubuhku melayang bebas selayaknya kapas yang
tertiup angin,tidak ada beban tubuh yang dirasakan.“Wowww,inilah sensasi
melayang tanpa gravitasi.”Aku membuka tirai penutup kokpit,mataku melirik suasana luar pesawat
yang menakjubkan.Antariksa beralas dasar hitam dengan bercak biru galaksi
tertindih bintang-bintang yang
bertebaran membentuk formasi abstrak menghasilkan kemilau yang begitu dekat
diruang pekat. Matahari tidak mampu kulihat karena bias cahayanya telah melebihi kapasitas yang mampu diterima
mata.Tidak ada juga yang namanya matahari tenggelam di ufuk barat dan terbit di
ufuk timur karena luar angkasa ruang tanpa arah.Pemandangan ini mungkin adalah
salah satu karya kontemporer dari Tuhan.
Dalam misi ini, aku
bertindak sebagai Kapten yang merangkap sebagai awak pesawat satu-satunya.Aku
hanya ditemani oleh perasaan negatifku bernama Minus dan perasaan positifku
bernama Plus.Mereka ini yang sering melakukan perdebatan-perdebatan pada perasaan
tentang pengambilan keputusan.
Sayup-sayup terdengar
suara lapar dari perutku.Untuk menghentikan suara perut yang mulai
berdemonstrasi,segera kuambil makanan ditempat penyimpanan.Seketika saat kubuka
penutup makanan,semua makanan berhamburan keluar melayang tak tentu arah di dalam ruangan pesawat yang
pengap.Tubuhku yang juga melayang coba menangkap makanan-makanan tersebut
dengan posisi mulut mengangga,hingga terciptalah sebuah cara makan yang unik.
“Kapten,kenapa kau
tidak coba merasakan sensasi melayang di luar pesawat agar bisa berinteraksi
secara langsung dengan luar angkasa,sensasi melayang di dalam pesawat tidak
cukup memuaskan bagimu Kapten” ucapan Minus hentak menghentikan aktivitas
makanku.
“Itu hal gila,jangan
berbuat ulah Kapten,tujuan kita ke luar angkasa adalah bulan bukan untuk
bermain-main selama dalam perjalanan.Jangan membahayakan dirimu sendiri Kapten.Ada
satu pertanyaan yang ingin aku tanyakan dari tadi,sebenarnya tujuan kita pergi ke
bulan untuk apa? ” timpal Plus yang disertai sebuah pertanyaan.
“Ide yang bagus
Minus.Nanti aku akan keluar sebentar dari pesawat,sekalian aku mau melakukan Spacewalk pengecekan bagian luar tubuh
pesawat,sepertinya saat berhasil melewati atmosfer bumi ada sampah antariksa
yang menghantam tubuh pesawat,aku harus segera mengeceknya.” Setelah menanggapi
usulan Minus,aku segera menjawab
pertanyaan Plus .“Tenanglah Plus,semua akan baik-baik saja.Di bulan nanti aku
ingin menemui seorang Bidadari,itulah tujuanku pergi ke bulan.Dulu aku pernah
bertemu dengannya satu kali di
bumi.Pertemuan kami hanya berupa tatapan mata di saat pelangi datang setelah
hujan membasahi permukaan.Semenjak itulah aku ingin bertemu Bidadari lagi untuk
menyatakan suatu perasaan yang aku rasakan sejak pertama kali bertemu dengannya
” jawabku dengan tatapan mata lurus menerawang kedepan.
Plus berargumen.“Sebaiknya jangan
keluar dari pesawat karena sangat berbahaya Kapten. Tubuhmu bisa ditabrak
kerikil-kerikil pecahan asteroid.Bahan bakar pesawat kita juga sudah mulai
berkurang Kapten.Bidadari? Ahh sudahlah ,lebih baik fokus dulu sama perjalanan
ini”.
“Aku akan tetap melakukan Spacewalk
,tidak ada yang perlu dikhawatirkan.Masalah
bahan bakar nanti setelah Spacewalk kita akan singgah di stasiun antariksa untuk
mengisinya” jawabku dengan intonasi yang tinggi.
Helm
astronot kembali kupakai agar tetap bisa bernafas saat melakuan Spacewalk .Sebenarnya aku cukup
gugup,muncul ketidaknyamanan hati saat aku memutar handle pintu pesawat searah jarum jam.Sejenak kuhentikan tangan ini
ketika tinggal melakukan dorongan membuka pintu pesawat.Kutarik nafas secara
dalam-dalam dan akhirnya dengan keyakinan semua ini akan baik-baik saja aku
segera lompat keluar.
Tidak ada
dasar permukaan yang bisa kakiku tapak di sini,hanya tangga yang menempel pada
dinding luar pesawat menjadi pegangan tanganku mengontrol gerak tubuh.Di tengah
aktifitas Spacewalk aku mencuri
nikmat mata.Kupandangi keadaan luar angkasa dari arah depan,atas,bawah,kiri,dan
kanan posisiku melayang,sesekali aku melayang akrobat diruang pekat ini.Ada
satu hal yang aku lupa selama aktifitas ini berlangsung,aku lupa melihat arah
belakangku,tiba-tiba ada sebuah batu yang menghantam keras bagian belakang helm
oksigen yang kupakai.Aku panik dan langsung segera menyudahi Spacewalk karena merasa ada yang tidak
beres dengan peredaran oksigen helm astronot.
*****
Di stasiun antariksa aku mengisi
bahan bakar sebagai persiapan melanjutkan perjalanan ke bulan.Pesawat antariksa
mempunyai dua bagian yaitu induk pesawat (tubuh pesawat) terbuat dari bahan
komposit karbon yang sangat ringan dan pada ekornya terpasang mesin roket hibrid ,induk pesawat berguna sebagai
transportasi dari bumi menuju orbit bulan,dan Lunar Lander (kepala pesawat) digunakan saat telah tiba di orbit
bulan untuk melanjutkan perjalanan menuju permukaan bulan,Lunar lander menempel pada ujung paling depan induk pesawat.
Bahan bakar telah terisi penuh ,segera
kulanjutkan perjalanan menuju bulan.Keberangkatan ini menghasilkan rasa debar
yang luar biasa,debar yang sulit diterjemahkan dalam kata-kata.
“Apakah di bulan keadaan akan
aman-aman saja Kapten? Sepertinya kita membutuhkan sebuah pistol untuk
jaga-jaga siapa tau ada Alien” Plus mengutarakan ketakutannya.
“Aku sudah meyiapkan pistol,tapi
bukan untuk menjaga diri dari serangan Alien.Diluar angkasa terutama di
bulan,pistol atau senjata tidak digunakan untuk menyerang.Jika ada perselisihan
yang tidak bisa dikontrol maka digunakan adu tangan kosong,sedangkan pistol
digunakan untuk menembak sebagai pernyataan kasih sayang.Berbeda dengan bumi
senjata sering disalahgunakan untuk hal-hal yang merugikan.” Aku tersenyum
hangat menjelaskannya.
Plus memasang wajah tidak
mengerti.“Ahh entahlah ”
“Kapten apakah kau yakin kita bisa
tiba di bulan dengan selamat dan bisa kembali lagi ke bumi dengan keadaan
selamat pula” Minus bertanya panik.
“Aku tidak terlalu memikirkan
itu,yang terpenting aku harus bisa menemui Bidadari di bulan.Aku sudah siap
dengan berbagai konsekuensi tidak kembali lagi ke bumi ataupun harus mati di
angkasa ini”
“Semoga
keberuntungan berpihak padamu Kapten” Minus berkata pelan.
Plus yang mendengar percakapan itu
segera memberikan komentarnya. “Kalian kira gampang apa mendarat di bulan
dengan selamat.Di area sebelum tiba di orbit bulan banyak sampah-sampah
antariksa dan pecahan asteroid yang bisa membahayakan pesawat.Bahkan jika
berhasil selamat dari daerah itu dan selamat masuk ke area orbit bulan,kau masih
harus melewati Sabuk
Van Allen untuk sampai ke permukaan bulan.Sabuk itu tercipta
dari partikel dan radiasi kosmik yang dapat menyebabkan kita terkena radiasi
dengan dosis yang sangat tinggi ,sekitar dua ratus sampai tiga ratus rem.Dosis
radiasi setinggi itu bisa membunuhmu Kapten”
“Hahaha...Aku sudah
mempersiapkan kemungkinan itu jauh hari Plus.Pakaian astronot dan pesawat
antariksa ini sudah diciptakan untuk mengatasi segala kemungkinan itu”
Pernyataan ini awalnya menyergap pikiran,aku juga belum yakin sejauh mana
kemampuan pesawat antariksa ini sebenarnya.
Pada awalnya perjalanan cukup
lancar,tidak ada kepanikan yang menghujam,yang ada hanya ketidaksabaran untuk
mendarat di bulan.Namun,ketika jarak pesawat dengan orbit bulan sudah semakin
dekat tinggal beberapa kilometer lagi.Ketenanganku terusik karena munculnya
kerumunan pecahan asteroid yang melayang ke arah pesawat .Luar angkasa adalah
ruang tanpa aturan lalu lintas,maka disaat ada benda yang melintas tanpa arah
dan menabrak benda lainnya sudah menjadi hal biasa.Tubuh pesawat ditabrak
pecahan asteroid secara brutal,pesawat mengalami guncangan yang semakin lama semakin besar.Dalam waktu
singkat keadaan berubah menjadi horor.Kejadian ini diluar perkiraan,situasi ini
membuat wajahku menjadi pucat pasi.
Alarm tanda kerusakan
pada pesawat terdengar mengaung-ngaung seperti serigala di bulan
purnama.Setelah dicek ternyata mesin
penampung sel bahan bakar mengalami kebocoran,dengan demikian beberapa menit
lagi daya listrik di tubuh pesawat akan menjadi padam.Situasi
sungguh gawat,nyawaku berada di ujung tanduk.Hanya ada satu pilihan untuk bisa
selamat dalam situasi seperti ini yaitu memisahkan Lunar Lander (kepala pesawat)
dengan induk pesawat (tubuh pesawat).
”Aku harus segera naik ke Lunar Lander untuk memisahkannya dengan
tubuh pesawat.Tubuh pesawat akan meledak” ucapku panik sambil kembali
mengenakan helm astronot karena
tiba-tiba peredaran oksigen pada pesawat juga ikut bermasalah.
“Tapi kita belum masuk ke dalam
orbit bulan Kapten.Lunar Lander hanya
di desain untuk terbang di orbit bulan menuju permukaan bulan” kembali Plus
memberikan pernyataan yang membuatku linglung menentukan pilihan menggapai
keselamatan.
Aku menelan ludah,berseru.“Orbit
bulan sudah dekat,nanti ketika pesawat memasuki orbit,aku langsung mengkontrol
pemisahan Lunar Lander dengan induk pesawat”
“Tidak akan
selamat,semua sia-sia Kapten,seharusnya kau tidak pergi ke bulan mempertaruhkan
nyawa hanya untuk sebuah hal lelucon jatuh cinta” Plus meneriakiku
“Ini bukan
lelucon Plus,aku ingin menemui Bidadari karena aku mencintainya meski baru
pertama kali bertemu dia di bumi” Aku menjawab jengkel,gigi bergemelutuk
menahan emosi agar tidak semakin membuat kacau situasi.
“Gilaaaa...kau
Kapten” Plus kembali berteriak sekali lagi.
Suasana di dalam semakin
mencekam.Ketepatan pengambilan keputusan berpengaruh dalam menentukan
keselamatan.Detak jantungku kian berdetak terbirit-birit seperti dikejar
sesuatu yang menakutkan.
Dan ketika pesawat memasuki orbit
bulan,dengan cepat aku menarik tuas pemisahaan Lunar lander dengan induk
pesawat.Satu detik saja telat menarik tuas pemisahaan maka tamatlah riwayatku karena
setelah pemisahan itu terjadi,induk pesawat meledak akibat kebocoran sel bahan
bakar.
Lunar
lander memasuki area sabuk
van allen,ternyata keadaan mencekam belum berhenti.Guncangan hebat yang
terjadi di Lunar lander mengakibatkan
tubuhku terbentur mesin,beberapa kali helm oksigen yang ku pakai menghantam
benda tumpul disekitar Lunar lender.Aku
lupa memasang self belt karena tadi
terlalu panik dengan kejadian meledaknya induk pesawat.
“Kapten kabut menghalangi pandangan”
Plus semakin panik dan binggung.
“Kita harus tenang...agar situasi
terkontrol” Aku coba menormalkan perasaan panik.
“Bagaimana mau tenang,kita sudah mau jatuh
begini.Kapten cepat tentukan titik kordinat pendaratan” Plus berteriak
parau,menunjukan kepanikannya.
Belum sempat aku menjawab permintaan
Plus,pesawat sudah terlebih dulu mengalami benturan hebat.Bruarrrr.... Lunar lander mendarat dengan keras di
permukaan bulan yang kasar dan tak beraturan .
“Ayoo cepat keluar dari Lunar lander ,aku takut nanti meledak.”
Plus memberi saran.
“Iya aku juga tau Plus,dari tadi
bisamu hanya mengomel terus” Minus menceletuk.
Aku membuka pintu Lunar lander
dan lompat ke permukaan bulan yang kasar dan berdebu,permukaan
bulan berupa partikel-partikel yang terbentuk dari tabrakan asteroid dan
mikrometeorit.”Kita selamat sampai di bulan” ucapku
menghembuskan nafas lega.
“Tapi kita belum tentu selamat kembali lagi ke bumi”
Plus menimpali.
Sebagian besar
permukaan bulan terdiri dari silika,sebuah materi unik yang dapat lengket satu
sama lain dan membentuk rantai molekular panjang,karena kondisi bulan yang
seperti itu maka aku dapat banyak meninggalkan jejak kaki yang terbentuk
sempurna pada permukaan bulan sebagai tanda kenangan.Bulan juga mempunyai daya
gravitasi,hanya saja gravitasinya lebih ringan dibandingkan bumi.
Kami menelusuri bulan
tanpa arah,ingin mengikuti arah anginpun tidak akan bisa karena di bulan sama
sekali tidak ada angin. Permukaan bulan ditutupi oleh kawah, batu-batuan dan
gundukan-gundukan abu.Bulan mempunyai permukaan yang tidak rata hingga bayangan
dari cahaya matahari yang menyentuh permukaan akan terlihat membelok ke segala
arah tergantung kondisi permukaannya.Sejauh mata memandang yang terlihat hanya
gersang.
”Kita harus kemana
Kapten? Kau bahkan tidak mempunyai petunjuk alamat Bidadarimu” Plus berkata
dengan harapan aku bisa memberi petunjuk arah tujuan selama di bulan.
“Kau kira ini bumi
Plus..Mana ada nama alamat di bulan” Suara Minus tercekat.
“Aku hanya mengikuti
perasaan hatiku saja sebagai petunjuk arahnya” sahutku dengan tubuh yang mulai
letih,pandangan mata buram,dan nafas yang terseok-seok.
“Sial,aku menyesal
membiarkanmu pergi ke bulan Kapten.Masalah penunjuk arah,bagaimana jika kita
menggunakan kompas saja?” ujar Plus coba memberi ide yang tidak masuk akal.
“Ada-ada saja kau
Plus.Kita sekarang di bulan kompas tidak akan berguna disini,bulan tidak
memiliki kutub utara dan kutub selatan.” Minus tertawa terbahak-bahak akan ide
Plus yang menurutnya konyol.
Plus merasa ada yang
janggal dari langkah kakiku yang mulai lunglai “Kapten,kenapa kau terlihat
lemah”
“Lihatlah sepertinya
terjadi kebocoran pada helm oksigen Kapten.Banyak partikel debu yang masuk ke dalam
helmnya” Minus berseru panik.
Aku mengangkat
bahu,tidak terlalu memusingkan keadaanku yang sekarat.“Entahlah ,aku sulit
bernafas.Pandanganku juga buram,mungkin
akibat dari benturan saat melewati Sabuk
van allen dan saat melakukan
Spacewalk” jawabku ringan.
“Ini darurat kapten keselamatanmu
terancam.Kenapa ketika tadi masih di stasiun antariksa kau tidak mengganti helm
astronotmu.Aku yakin benturan sampah antariksa saat melakukan Spacewalk mengakibatkan retakan pada
helm,lalu saat melewati Sabuk van allen
retakan itu menjadi kebocoran yang
sangat mengancam.” Minus coba memberikan analisanya mengenai kebocoran di helm
astronotku.
“Sudahlah yang terpenting
aku masih bisa bernafas dan melihat.Menyesalpun tidak ada gunanya.Sekarang aku
hanya ingin bertemu Bidadari dengan bagaimanapun kondisiku” jawabku sambil
mendengus kesal.
Dengan nada bicara yang
tinggi dan kesal Plus menanggapi pernyataanku.“Kau gila kapten.dalam keadaan
seperti ini masih sempat memikirkan Bidadari”
”Hei coba diam dulu,aku
merasa ada sesuatu yang membuntuti” ucap Minus yang menyudahi perdebatanku dan
Plus.
Tiba-tiba dari arah
belakang muncul segerombolan mahluk aneh yang menakutkan.Aku langsung memutar
tubuh untuk melihat secara jelas mahluk aneh itu.Mahluk itu adalah Alien yang
mempunyai gigi maju kedepan,setiap giginya terdiri dari taring semua.Anggota tubuhnya
memang seperti manusia,namun bentuknya saja yang berbeda .Kepala Alien sangat
besar tidak seimbang dengan ukuran tubuhnya.Hidungnya hanya berupa lubang
pernafasan tanpa tulang.Jika kalian pernah melihat perut para pejabat di
bumi,perut alien sama persis seperti itu yaitu buncit.Mata Alienpun ada yang
sipit dan ada yang bulat,namun warna bola matanya sama semua,hijau-hijau mata
duitan.Tubuh Alien dibalut busana yang terbuat dari emas dan berlian
mahal.Meski mempunyai bentuk yang menakutkan Alien sangat terkenal akan
kekayaan harta mereka.
Aku terdiam memandangi
Alien itu.
“Bibipp...bibippp....Untuk
apa kau datang kesini” tanya salah satu Alien yang berada didepan
barisan.Sepertinya Alien yang berbicara itu adalah pemimpin mereka.
Wajahku pucat.Separuh karena
terkejut,separuhnya lagi karena keadaan tubuhku yang mulai lemah.“Aku mencari
Bidadari,ada yang ingin aku katakan padanya.Apakah kau tau dimana Bidadari
berada?”
“Apa yang ingin kau
katakan padanya?bibipp..bipp.Bidadari adalah pasanganku” Alien menggeram.
“Hajar saja manusia
tidak berguna itu Bos” timpal salah satu Alien yang menurutku adalah anak buah
dari Alien yang sedang berbicara denganku.
Alien itu mendekatiku
dengan langkah yang menyeret hingga memberi bekas garis pada permukaan
bulan.Terlihat ekspresi wajah yang tidak menyenangkan darinya.Tatapan kami pun
beradu saat ia hanya berjarak satu meter didepanku.“Bidadari itu bibip..bibippp
pasanganku.Kau manusia tidak pantas bersanding dengannya.Jangan kau ganggu
dunia kami bibipp bibippp.Jika kau masih bersikeras untuk menemuinya bibipp
hadapi aku dulu” ucapnya dengan mata yang melotot penuh amarah.
Dengan percaya diri
yang tinggi,aku berkata tegas kepada Alien itu.“Aku datang dari bumi hanya
untuk bertemu Bidadari,pantang bagiku menyerah jika belum berhasil menemuinya”
“Kapten lebik baik
lupakan sementara Bidadarimu.Kita pikirkan saja bagaimana cara kembali menuju
bumi.Apalagi helm astronotmu itu bocor Kapten.Oksigen yang kau hirup akan
tercemar oleh debu radiasi bulan” teriak Plus.
“Aku tidak suka ribut
hai manusia,bibippp bibippp.Jika kau ingin kembali ke bumi sekarang,akan
kubantu kepulanganmu.Nanti akan kuberi tumpangan UFO untukmu” tawar alien
kepadaku,berusaha bersimpati.
“Tidak bisa,tekadku
sudah bulat datang kesini untuk bertemu Bidadari” aku menggeleng tegas.
Spontan kepalan
tanganku menghantam kepala besarnya.Kuayunkan tendangan bertubi-tubi tepat
diperut buncitnya.Aku terkejut,Alien itu tidak sama sekali tersungkur justru
dia tertawa terbahak-bahak merasakan pukulanku yang katanya seperti dielus-elus.Tubuhku
yang lemah semakin lemah saja karena mengeluarkan energi yang besar,aku semakin
susah bernafas.
Pandangan mataku yang
buram ini melihat ada batu seukuran bola bekel tergeletak di depanku,tanpa
berpikir lagi langsung ku ambil batu itu dan melemparnya ke arah wajah
alien.Tiba-tiba Alien tidak ada lagi di posisi semula,ia menghilang dan muncul
tepat dibelakangku.Brakkkk.. Alien memukul pundakku dengan kerasnya hingga aku
terjatuh,bahkan saat aku sudah terjatuh,Alien itu masih saja menghujani perutku
dengan tendangan yang sangat keras.
“Hoakk..” Keluar muntahan berupa darah dari
mulutku yang tertutup helm astronot,darah-darah itu menempel dikaca helm.Kaki
ini tidak sanggup lagi berdiri ditambah dengan nafasku yang mulai terasa lemah
menyaring oksigen untuk kuhirup.
“Hanya segitu
kemampuanmu Bibipp...Bibiipp”ucap Alien meremehkan kemampuanku.
“Kapten
berhentilah,lebih baik menyerah” teriak Plus yang tidak tega melihat keadaanku.
Aku kembali berdiri menyerang
Alien dengan pukulan tangan kanan,tapi apa daya dengan mudahnya Alien berhasil
menghalau pukulanku.Tidak itu saja,Tanganku di pelintirnya hingga nyaris patah
“Akkkkk...” teriakku karena sakit yang luar biasa.
Alien itu mencengkram
lenganku dengan kerasnya,hingga membuat lengan kananku remuk.Aku coba
memberontak,namun hanya sia-sia karena sama sekali tidak membantuku lepas dari
cengkraman Alien.
Disaat situasi
sepertinya tidak akan ada lagi kesempatan untukku bertemu Bidadari,dari jarak
yang tidak terlalu jauh terdengar suara wanita.”Hentikan semuanya.” Seketika
Alien melepaskan tanganku yang di cengkramnya.Semua mata menoleh ke arah sumber
suara.Aku tergeletak,sesekali nafasku berhenti karena partikel debu bulan yang
masuk ke helm semakin banyak.
Penglihatan mataku yang
buram menangkap sesosok wanita memakai gaun sutra putih berpadu dengan kalung
berliontin hati.Helaian tipis poni rambutnya dihiasi oleh mahkota yang
berkilauan.Wajahnya tirus putih dengan tatapan mata yang lembut membuat orang
menjadi nyaman. Rambut panjang yang
terurai melukiskan keanggunan wanita itu.Suara wanita itu menyejukan tubuhku
yang gerah ini.Aku tersenyum melihat wanita itu,kecantikannya membuat dirinya
pantas dinobatkan sebagai Bidadari.Dengan lemah aku berdiri sedikit
tergopoh.Aku ingin menghampri wanita itu.
“Bidadari” suaraku
berkata pelan.Kuseret kaki yang terpincang ini mendekatinya,meski dibalik
seragam astronot tubuhku telah terluka parah .Kebocoran helm oksigen juga
menyebabkan sirkulasi oksigen yang masuk ke tubuhku hanya lima persen dari
kondisi normalnya.Kuperhatikan Bidadari dengan tatapan mata yang lemah,ia hanya
diam melihatku.
Alien menghentikan
gerakanku dengan cara menarik tubuhku,tapi tetap saja aku paksakan kaki ini
bergerak mendekati Bidadari.Pukulan Alien kembali menghantam punggungku,mungkin
karena ia kesal melihatku yang tidak juga berhenti mendekati Bidadari.Aku
kembali tersungkur dan berusaha bangkit.
“Biarkan saja dia” ucapan Bidadari
menghentikan kebrutalan Alien menganiaya tubuhku.
Suara Bidadari
merambati dinding hatiku,memberi kekuatan kaki untuk melangkah
kearahnya.Setelah berada tepat di depan Bidadari,aku langsung memberi
lengkungan senyum terindah kepadanya meski partikel-partikel debu menyesakkan
pernafasanku.Mataku menatapnya lemah lekat tanpa kedipan.
Kugerakan tangan kiri
agar mengeluarkan pistol untuk menembak Bidadari.Tunggu dulu aku tidak
bermaksud membunuhnya,seperti yang pernah aku jelaskan jika di luar angkasa
pistol digunakan untuk menyatakan cinta.Aku tembak hatinya dengan pistol lalu
berkata “Aku mencintaimu”
Bidadari diam sesaat
menampilkan raut ketidakpercayaan.“Kita hanya baru sekali bertemu,itupun ketika
aku sedang berada di bumi” Bidadari berkata pelan.
“Tapi aku mencintaimu
Bidadari.Bukankah cinta bisa datang pada pertemuan ke berapapun,termasuk pada
pertemuan pertama sekalipun” Mataku masih tidak lepas menatap lamat-lamat wajah
cantik Sang Bidadari.
Bidadari memegang
lenganku,menarik nafas yang panjang lalu berkata “Maaf aku tidak bisa menerima
cintamu.Aku juga sudah mempunyai kekasih,lebih baik lupakan aku”.
Aku terdiam
mendengarnya hatiku terluka parah,tidak berdarah tapi sakitnya luar biasa.Aku
sadar semua manusia di jagat raya ini sama,tidak bisa menerima cinta yang
datang pada pertemuan pertama.
“Kapten berhentilah
mengharapkannya,dia sama sekali tidak mencintaimu.Kau sudah hampir mati Kapten”
teriak Plus dengan kerlingan air mata.
“Kau diam Plus.Ini
urusanku”
“Bidadari itu hakmu
untuk tidak mencintaiku.Aku terlanjur mencintaimu seperti rahim yang tak
mungkin menelan lagi anaknya.Izinkan aku memelukmu sekali saja,ini yang pertama
dan terakhir kalinya” Aku memandang wajah Bidadari dengan wajah yang memelas
agar permohonan terakhirku bisa dikabulkan.
Bidadari melirik ke
arah Alien untuk meminta persetujannya,karena Alien adalah pasangan Bidadari.Alien
hanya mengangkat bahunya petanda menyerahkan semua keputusan kepada
Bidadari.Dan akhirnya Bidadari mengangguk pelan meyetujui permintaanku.
Kulepaskan sarung
penutup telapak tanganku.Kutarik nafas dalam-dalam di balik helm astronot untuk
yang terakhir kali sebelum akhirnya akan kulepaskan helm yang menempel di kepalaku
ini,aku sadar saat aku melepas helm oksigen maka semua jalur untuk pernafasan
akan terputus total.Telapak tanganku berkerut dan berubah warna menjadi
hitam,begitu juga dengan wajahku,mungkin karena suhu tubuhku tidak bisa
menerima secara langsung suhu di bulan.
Aku menangkupkan
tanganku di pipinya,Bidadari hanya terpejam.Kutatap wajahnya secara
rinci,sebulir air merekah mengelayut di pelupuk mataku ,mengelinding hingga
jatuh di permukaan bulan.Hujan yang sama sekali tidak pernah terjadi di bulan
sekarang terjadi oleh hujan air mataku.Kurengkuhkan kedua lenganku untuk
memeluknya lalu berbisik pelan “Aku mencintaimu.” Mataku perlahan mulai
terpejam hingga semua akhirnya menjadi gelap.
Berasa lagi pergi ke bulan beneran,dan endingnya itu loh nyesek bgt
BalasHapus