Daun yang jatuh di tanah tidak terdengar suaranya ,seperti aku yang jatuh cinta kepadamu tanpa menyuarakannya @suparmaaan

Sabtu, 01 Maret 2014

Pergi ke bulan



Sore ini, aku duduk dengan gelisah di dalam sebuah pesawat antariksa.Jantungku berdegup tidak nyaman,tatapan mataku liar menelusuri sudut demi sudut suasana di dalam pesawat ini.Ada delapan bangku yang tersusun secara melingkar,susunan bangku-bangku tersebut selayaknya donat yang bagian tengahnya kosong melompong,bagian tengah dibiarkan kosong tanpa ada benda apapun karena digunakan untuk menjulurkan kaki melakukan peregangan otot.

Interior dalam pesawat hanya berupa beberapa tombol dan layar komputer yang menempel pada dinding baja.Pesawat ini tidak terbang secara manual tapi terbang dengan dikendalikan komputer untuk kecepatan dan tujuannya.Wajahku sedikit gatal, apa daya aku tidak bisa menggaruknya karena kostum astronot yang kupakai menutupi seluruh bagian tubuh,bahkan kepalaku harus ditutupi helm astronot  berisi oksigen agar bisa bernafas dengan normal selama perjalanan luar angkasa. Perasaanku meliuk-liuk diantara wilayah kebahagiaan dan wilayah ketakutan,ini perjalanan pertamaku keluar dari bumi.

Tiga.....dua.....satu..... Setelah hitungan mundur,terdengar suara mesin dari ekor pesawat.Suara itu merupakan petanda bahwa pesawat siap melesat vertikal ke atas menerjang kelembutan awan, menembus  tujuh lapisan atmosfer,hingga akhirnya pesawat akan berhasil keluar dari zona tarik-menarik gravitasi bumi.Selama perjalanan tubuhku merasakan guncangan hebat,tubuh yang berbalut seragam astronot ini berkeringat dingin,kepalaku yang tertutup helm oksigen merasa pusing seolah akan pecah,dan perutku serasa diaduk-aduk ingin muntah.“Aku harus kuat,aku harus bisa tiba di bulan” dalam hati aku menguatkan tekad.

Setelah beberapa lama mengalami guncangan hebat,keadaan kembali normal.Aku segera menekan tombol pengisian oksigen di area dalam pesawat agar bisa melepas helm astronot yang menutupi kepalaku.Di luar angkasa tubuhku melayang bebas selayaknya kapas yang tertiup angin,tidak ada beban tubuh yang dirasakan.“Wowww,inilah sensasi melayang tanpa gravitasi.”Aku membuka tirai penutup  kokpit,mataku melirik suasana luar pesawat yang menakjubkan.Antariksa beralas dasar hitam dengan bercak biru galaksi tertindih bintang-bintang  yang bertebaran membentuk formasi abstrak menghasilkan kemilau yang begitu dekat diruang pekat. Matahari tidak mampu kulihat karena bias cahayanya  telah melebihi kapasitas yang mampu diterima mata.Tidak ada juga yang namanya matahari tenggelam di ufuk barat dan terbit di ufuk timur karena luar angkasa ruang tanpa arah.Pemandangan ini mungkin adalah salah satu karya kontemporer dari Tuhan.

Dalam misi ini, aku bertindak sebagai Kapten yang merangkap sebagai awak pesawat satu-satunya.Aku hanya ditemani oleh perasaan negatifku bernama Minus dan perasaan positifku bernama Plus.Mereka ini yang sering melakukan perdebatan-perdebatan pada perasaan tentang pengambilan keputusan.

Sayup-sayup terdengar suara lapar dari perutku.Untuk menghentikan suara perut yang mulai berdemonstrasi,segera kuambil makanan ditempat penyimpanan.Seketika saat kubuka penutup makanan,semua makanan berhamburan keluar melayang  tak tentu arah di dalam ruangan pesawat yang pengap.Tubuhku yang juga melayang coba menangkap makanan-makanan tersebut dengan posisi mulut mengangga,hingga terciptalah sebuah cara makan yang unik.

“Kapten,kenapa kau tidak coba merasakan sensasi melayang di luar pesawat agar bisa berinteraksi secara langsung dengan luar angkasa,sensasi melayang di dalam pesawat tidak cukup memuaskan bagimu Kapten” ucapan Minus hentak menghentikan aktivitas makanku.

“Itu hal gila,jangan berbuat ulah Kapten,tujuan kita ke luar angkasa adalah bulan bukan untuk bermain-main selama dalam perjalanan.Jangan membahayakan dirimu sendiri Kapten.Ada satu pertanyaan yang ingin aku tanyakan dari tadi,sebenarnya tujuan kita pergi ke bulan untuk apa? ” timpal Plus yang disertai sebuah pertanyaan.

“Ide yang bagus Minus.Nanti aku akan keluar sebentar dari pesawat,sekalian aku mau melakukan Spacewalk pengecekan bagian luar tubuh pesawat,sepertinya saat berhasil melewati atmosfer bumi ada sampah antariksa yang menghantam tubuh pesawat,aku harus segera mengeceknya.” Setelah menanggapi usulan Minus,aku segera  menjawab pertanyaan Plus .“Tenanglah Plus,semua akan baik-baik saja.Di bulan nanti aku ingin menemui seorang Bidadari,itulah tujuanku pergi ke bulan.Dulu aku pernah bertemu dengannya  satu kali di bumi.Pertemuan kami hanya berupa tatapan mata di saat pelangi datang setelah hujan membasahi permukaan.Semenjak itulah aku ingin bertemu Bidadari lagi untuk menyatakan suatu perasaan yang aku rasakan sejak pertama kali bertemu dengannya ” jawabku dengan tatapan mata lurus menerawang kedepan.

Plus berargumen.“Sebaiknya jangan keluar dari pesawat karena sangat berbahaya Kapten. Tubuhmu bisa ditabrak kerikil-kerikil pecahan asteroid.Bahan bakar pesawat kita juga sudah mulai berkurang Kapten.Bidadari? Ahh sudahlah ,lebih baik fokus dulu sama perjalanan ini”.

“Aku akan tetap melakukan  Spacewalk ,tidak ada yang perlu dikhawatirkan.Masalah bahan bakar nanti setelah Spacewalk  kita akan singgah di stasiun antariksa untuk mengisinya” jawabku dengan intonasi yang tinggi.

Helm astronot kembali kupakai agar tetap bisa bernafas saat melakuan Spacewalk .Sebenarnya aku cukup gugup,muncul ketidaknyamanan hati saat aku memutar handle pintu pesawat searah jarum jam.Sejenak kuhentikan tangan ini ketika tinggal melakukan dorongan membuka pintu pesawat.Kutarik nafas secara dalam-dalam dan akhirnya dengan keyakinan semua ini akan baik-baik saja aku segera lompat keluar.

Tidak ada dasar permukaan yang bisa kakiku tapak di sini,hanya tangga yang menempel pada dinding luar pesawat menjadi pegangan tanganku mengontrol gerak tubuh.Di tengah aktifitas Spacewalk aku mencuri nikmat mata.Kupandangi keadaan luar angkasa dari arah depan,atas,bawah,kiri,dan kanan posisiku melayang,sesekali aku melayang akrobat diruang pekat ini.Ada satu hal yang aku lupa selama aktifitas ini berlangsung,aku lupa melihat arah belakangku,tiba-tiba ada sebuah batu yang menghantam keras bagian belakang helm oksigen yang kupakai.Aku panik dan langsung segera menyudahi Spacewalk karena merasa ada yang tidak beres dengan peredaran oksigen helm astronot.
*****

Di stasiun antariksa aku mengisi bahan bakar sebagai persiapan melanjutkan perjalanan ke bulan.Pesawat antariksa mempunyai dua bagian yaitu induk pesawat (tubuh pesawat) terbuat dari bahan komposit karbon yang sangat ringan dan pada ekornya terpasang mesin roket hibrid ,induk pesawat berguna sebagai transportasi dari bumi menuju orbit bulan,dan Lunar Lander (kepala pesawat) digunakan saat telah tiba di orbit bulan untuk melanjutkan perjalanan menuju permukaan bulan,Lunar lander menempel pada ujung paling depan induk pesawat.

Bahan bakar telah terisi penuh ,segera kulanjutkan perjalanan menuju bulan.Keberangkatan ini menghasilkan rasa debar yang luar biasa,debar yang sulit diterjemahkan dalam kata-kata.

“Apakah di bulan keadaan akan aman-aman saja Kapten? Sepertinya kita membutuhkan sebuah pistol untuk jaga-jaga siapa tau ada Alien” Plus mengutarakan ketakutannya.

“Aku sudah meyiapkan pistol,tapi bukan untuk menjaga diri dari serangan Alien.Diluar angkasa terutama di bulan,pistol atau senjata tidak digunakan untuk menyerang.Jika ada perselisihan yang tidak bisa dikontrol maka digunakan adu tangan kosong,sedangkan pistol digunakan untuk menembak sebagai pernyataan kasih sayang.Berbeda dengan bumi senjata sering disalahgunakan untuk hal-hal yang merugikan.” Aku tersenyum hangat menjelaskannya.

Plus memasang wajah tidak mengerti.“Ahh entahlah ”

“Kapten apakah kau yakin kita bisa tiba di bulan dengan selamat dan bisa kembali lagi ke bumi dengan keadaan selamat pula” Minus bertanya panik.

“Aku tidak terlalu memikirkan itu,yang terpenting aku harus bisa menemui Bidadari di bulan.Aku sudah siap dengan berbagai konsekuensi tidak kembali lagi ke bumi ataupun harus mati di angkasa ini”

“Semoga keberuntungan berpihak padamu Kapten” Minus berkata pelan.

Plus yang mendengar percakapan itu segera memberikan komentarnya. “Kalian kira gampang apa mendarat di bulan dengan selamat.Di area sebelum tiba di orbit bulan banyak sampah-sampah antariksa dan pecahan asteroid yang bisa membahayakan pesawat.Bahkan jika berhasil selamat dari daerah itu dan selamat masuk ke area orbit bulan,kau masih harus melewati Sabuk Van Allen untuk sampai ke permukaan bulan.Sabuk itu tercipta dari partikel dan radiasi kosmik yang dapat menyebabkan kita terkena radiasi dengan dosis yang sangat tinggi ,sekitar dua ratus sampai tiga ratus rem.Dosis radiasi setinggi itu bisa membunuhmu Kapten”

“Hahaha...Aku sudah mempersiapkan kemungkinan itu jauh hari Plus.Pakaian astronot dan pesawat antariksa ini sudah diciptakan untuk mengatasi segala kemungkinan itu” Pernyataan ini awalnya menyergap pikiran,aku juga belum yakin sejauh mana kemampuan pesawat antariksa ini sebenarnya.

Pada awalnya perjalanan cukup lancar,tidak ada kepanikan yang menghujam,yang ada hanya ketidaksabaran untuk mendarat di bulan.Namun,ketika jarak pesawat dengan orbit bulan sudah semakin dekat tinggal beberapa kilometer lagi.Ketenanganku terusik karena munculnya kerumunan pecahan asteroid yang melayang ke arah pesawat .Luar angkasa adalah ruang tanpa aturan lalu lintas,maka disaat ada benda yang melintas tanpa arah dan menabrak benda lainnya sudah menjadi hal biasa.Tubuh pesawat ditabrak pecahan asteroid secara brutal,pesawat mengalami guncangan  yang semakin lama semakin besar.Dalam waktu singkat keadaan berubah menjadi horor.Kejadian ini diluar perkiraan,situasi ini membuat wajahku menjadi pucat pasi.

Alarm tanda kerusakan pada pesawat terdengar mengaung-ngaung seperti serigala di bulan purnama.Setelah dicek  ternyata mesin penampung sel bahan bakar mengalami kebocoran,dengan demikian beberapa menit lagi daya listrik di tubuh pesawat akan menjadi padam.Situasi sungguh gawat,nyawaku berada di ujung tanduk.Hanya ada satu pilihan untuk bisa selamat dalam situasi seperti ini yaitu memisahkan Lunar Lander (kepala pesawat)  dengan induk pesawat (tubuh pesawat).

”Aku harus segera naik ke Lunar Lander untuk memisahkannya dengan tubuh pesawat.Tubuh pesawat akan meledak” ucapku panik sambil kembali mengenakan helm astronot  karena tiba-tiba peredaran oksigen pada pesawat juga ikut bermasalah.

“Tapi kita belum masuk ke dalam orbit bulan Kapten.Lunar Lander hanya di desain untuk terbang di orbit bulan menuju permukaan bulan” kembali Plus memberikan pernyataan yang membuatku linglung menentukan pilihan menggapai keselamatan.

Aku menelan ludah,berseru.“Orbit bulan sudah dekat,nanti ketika pesawat memasuki orbit,aku langsung mengkontrol pemisahan Lunar Lander dengan induk pesawat”

“Tidak akan selamat,semua sia-sia Kapten,seharusnya kau tidak pergi ke bulan mempertaruhkan nyawa hanya untuk sebuah hal lelucon jatuh cinta” Plus meneriakiku

“Ini bukan lelucon Plus,aku ingin menemui Bidadari karena aku mencintainya meski baru pertama kali bertemu dia di bumi” Aku menjawab jengkel,gigi bergemelutuk menahan emosi agar tidak semakin membuat kacau situasi.

“Gilaaaa...kau Kapten” Plus kembali berteriak sekali lagi.

Suasana di dalam semakin mencekam.Ketepatan pengambilan keputusan berpengaruh dalam menentukan keselamatan.Detak jantungku kian berdetak terbirit-birit seperti dikejar sesuatu yang menakutkan.

Dan ketika pesawat memasuki orbit bulan,dengan cepat aku menarik tuas pemisahaan Lunar lander  dengan induk pesawat.Satu detik saja telat menarik tuas pemisahaan maka tamatlah riwayatku karena setelah pemisahan itu terjadi,induk pesawat meledak akibat kebocoran sel bahan bakar.

Lunar lander memasuki area sabuk van allen,ternyata keadaan mencekam belum berhenti.Guncangan hebat yang terjadi di Lunar lander mengakibatkan tubuhku terbentur mesin,beberapa kali helm oksigen yang ku pakai menghantam benda tumpul disekitar Lunar lender.Aku lupa memasang self belt karena tadi terlalu panik dengan kejadian meledaknya induk pesawat.

“Kapten kabut menghalangi pandangan” Plus semakin panik dan binggung.

“Kita harus tenang...agar situasi terkontrol” Aku coba menormalkan perasaan panik.

 “Bagaimana mau tenang,kita sudah mau jatuh begini.Kapten cepat tentukan titik kordinat pendaratan” Plus berteriak parau,menunjukan kepanikannya.

Belum sempat aku menjawab permintaan Plus,pesawat sudah terlebih dulu mengalami benturan hebat.Bruarrrr.... Lunar lander mendarat dengan keras di permukaan bulan yang kasar dan tak beraturan .

“Ayoo cepat keluar dari Lunar lander ,aku takut nanti meledak.” Plus memberi saran.

“Iya aku juga tau Plus,dari tadi bisamu hanya mengomel terus” Minus menceletuk.

Aku membuka pintu Lunar lander dan lompat ke permukaan bulan yang kasar dan berdebu,permukaan bulan berupa partikel-partikel yang terbentuk dari tabrakan asteroid dan mikrometeorit.”Kita selamat sampai di bulan” ucapku  menghembuskan nafas lega.

“Tapi kita belum tentu selamat kembali lagi ke bumi” Plus menimpali.

Sebagian besar permukaan bulan terdiri dari silika,sebuah materi unik yang dapat lengket satu sama lain dan membentuk rantai molekular panjang,karena kondisi bulan yang seperti itu maka aku dapat banyak meninggalkan jejak kaki yang terbentuk sempurna pada permukaan bulan sebagai tanda kenangan.Bulan juga mempunyai daya gravitasi,hanya saja gravitasinya lebih ringan dibandingkan bumi.

Kami menelusuri bulan tanpa arah,ingin mengikuti arah anginpun tidak akan bisa karena di bulan sama sekali tidak ada angin. Permukaan bulan ditutupi oleh kawah, batu-batuan dan gundukan-gundukan abu.Bulan mempunyai permukaan yang tidak rata hingga bayangan dari cahaya matahari yang menyentuh permukaan akan terlihat membelok ke segala arah tergantung kondisi permukaannya.Sejauh mata memandang yang terlihat hanya gersang.

”Kita harus kemana Kapten? Kau bahkan tidak mempunyai petunjuk alamat Bidadarimu” Plus berkata dengan harapan aku bisa memberi petunjuk arah tujuan selama di bulan.

“Kau kira ini bumi Plus..Mana ada nama alamat di bulan” Suara Minus tercekat.

“Aku hanya mengikuti perasaan hatiku saja sebagai petunjuk arahnya” sahutku dengan tubuh yang mulai letih,pandangan mata buram,dan nafas yang terseok-seok.

“Sial,aku menyesal membiarkanmu pergi ke bulan Kapten.Masalah penunjuk arah,bagaimana jika kita menggunakan kompas saja?” ujar Plus coba memberi ide yang tidak masuk akal.

“Ada-ada saja kau Plus.Kita sekarang di bulan kompas tidak akan berguna disini,bulan tidak memiliki kutub utara dan kutub selatan.” Minus tertawa terbahak-bahak akan ide Plus yang menurutnya konyol.

Plus merasa ada yang janggal dari langkah kakiku yang mulai lunglai “Kapten,kenapa kau terlihat lemah”

“Lihatlah sepertinya terjadi kebocoran pada helm oksigen Kapten.Banyak partikel debu yang masuk ke dalam helmnya” Minus berseru panik.

Aku mengangkat bahu,tidak terlalu memusingkan keadaanku yang sekarat.“Entahlah ,aku sulit bernafas.Pandanganku juga buram,mungkin  akibat dari benturan saat melewati Sabuk van allen dan saat melakukan Spacewalk” jawabku ringan.

“Ini darurat kapten keselamatanmu terancam.Kenapa ketika tadi masih di stasiun antariksa kau tidak mengganti helm astronotmu.Aku yakin benturan sampah antariksa saat melakukan Spacewalk mengakibatkan retakan pada helm,lalu saat melewati Sabuk van allen  retakan itu menjadi kebocoran yang sangat mengancam.” Minus coba memberikan analisanya mengenai kebocoran di helm astronotku.

“Sudahlah yang terpenting aku masih bisa bernafas dan melihat.Menyesalpun tidak ada gunanya.Sekarang aku hanya ingin bertemu Bidadari dengan bagaimanapun kondisiku” jawabku sambil mendengus kesal.

Dengan nada bicara yang tinggi dan kesal Plus menanggapi pernyataanku.“Kau gila kapten.dalam keadaan seperti ini masih sempat memikirkan Bidadari”

”Hei coba diam dulu,aku merasa ada sesuatu yang membuntuti” ucap Minus yang menyudahi perdebatanku dan Plus.

Tiba-tiba dari arah belakang muncul segerombolan mahluk aneh yang menakutkan.Aku langsung memutar tubuh untuk melihat secara jelas mahluk aneh itu.Mahluk itu adalah Alien yang mempunyai gigi maju kedepan,setiap giginya terdiri dari taring semua.Anggota tubuhnya memang seperti manusia,namun bentuknya saja yang berbeda .Kepala Alien sangat besar tidak seimbang dengan ukuran tubuhnya.Hidungnya hanya berupa lubang pernafasan tanpa tulang.Jika kalian pernah melihat perut para pejabat di bumi,perut alien sama persis seperti itu yaitu buncit.Mata Alienpun ada yang sipit dan ada yang bulat,namun warna bola matanya sama semua,hijau-hijau mata duitan.Tubuh Alien dibalut busana yang terbuat dari emas dan berlian mahal.Meski mempunyai bentuk yang menakutkan Alien sangat terkenal akan kekayaan harta mereka.

Aku terdiam memandangi Alien itu.

“Bibipp...bibippp....Untuk apa kau datang kesini” tanya salah satu Alien yang berada didepan barisan.Sepertinya Alien yang berbicara itu adalah pemimpin mereka.

Wajahku pucat.Separuh karena terkejut,separuhnya lagi karena keadaan tubuhku yang mulai lemah.“Aku mencari Bidadari,ada yang ingin aku katakan padanya.Apakah kau tau dimana Bidadari berada?”

“Apa yang ingin kau katakan padanya?bibipp..bipp.Bidadari adalah pasanganku” Alien menggeram.

“Hajar saja manusia tidak berguna itu Bos” timpal salah satu Alien yang menurutku adalah anak buah dari Alien yang sedang berbicara denganku.

Alien itu mendekatiku dengan langkah yang menyeret hingga memberi bekas garis pada permukaan bulan.Terlihat ekspresi wajah yang tidak menyenangkan darinya.Tatapan kami pun beradu saat ia hanya berjarak satu meter didepanku.“Bidadari itu bibip..bibippp pasanganku.Kau manusia tidak pantas bersanding dengannya.Jangan kau ganggu dunia kami bibipp bibippp.Jika kau masih bersikeras untuk menemuinya bibipp hadapi aku dulu” ucapnya dengan mata yang melotot penuh amarah.

Dengan percaya diri yang tinggi,aku berkata tegas kepada Alien itu.“Aku datang dari bumi hanya untuk bertemu Bidadari,pantang bagiku menyerah jika belum berhasil menemuinya”

“Kapten lebik baik lupakan sementara Bidadarimu.Kita pikirkan saja bagaimana cara kembali menuju bumi.Apalagi helm astronotmu itu bocor Kapten.Oksigen yang kau hirup akan tercemar oleh debu radiasi bulan” teriak Plus.

“Aku tidak suka ribut hai manusia,bibippp bibippp.Jika kau ingin kembali ke bumi sekarang,akan kubantu kepulanganmu.Nanti akan kuberi tumpangan UFO untukmu” tawar alien kepadaku,berusaha bersimpati.

“Tidak bisa,tekadku sudah bulat datang kesini untuk bertemu Bidadari” aku menggeleng tegas.

Spontan kepalan tanganku menghantam kepala besarnya.Kuayunkan tendangan bertubi-tubi tepat diperut buncitnya.Aku terkejut,Alien itu tidak sama sekali tersungkur justru dia tertawa terbahak-bahak merasakan pukulanku yang katanya seperti dielus-elus.Tubuhku yang lemah semakin lemah saja karena mengeluarkan energi yang besar,aku semakin susah bernafas.

Pandangan mataku yang buram ini melihat ada batu seukuran bola bekel tergeletak di depanku,tanpa berpikir lagi langsung ku ambil batu itu dan melemparnya ke arah wajah alien.Tiba-tiba Alien tidak ada lagi di posisi semula,ia menghilang dan muncul tepat dibelakangku.Brakkkk.. Alien memukul pundakku dengan kerasnya hingga aku terjatuh,bahkan saat aku sudah terjatuh,Alien itu masih saja menghujani perutku dengan tendangan yang sangat keras.

 “Hoakk..” Keluar muntahan berupa darah dari mulutku yang tertutup helm astronot,darah-darah itu menempel dikaca helm.Kaki ini tidak sanggup lagi berdiri ditambah dengan nafasku yang mulai terasa lemah menyaring oksigen untuk kuhirup.

“Hanya segitu kemampuanmu Bibipp...Bibiipp”ucap Alien meremehkan kemampuanku.

“Kapten berhentilah,lebih baik menyerah” teriak Plus yang tidak tega melihat keadaanku.

Aku kembali berdiri menyerang Alien dengan pukulan tangan kanan,tapi apa daya dengan mudahnya Alien berhasil menghalau pukulanku.Tidak itu saja,Tanganku di pelintirnya hingga nyaris patah “Akkkkk...” teriakku karena sakit yang luar biasa.

Alien itu mencengkram lenganku dengan kerasnya,hingga membuat lengan kananku remuk.Aku coba memberontak,namun hanya sia-sia karena sama sekali tidak membantuku lepas dari cengkraman Alien.

Disaat situasi sepertinya tidak akan ada lagi kesempatan untukku bertemu Bidadari,dari jarak yang tidak terlalu jauh terdengar suara wanita.”Hentikan semuanya.” Seketika Alien melepaskan tanganku yang di cengkramnya.Semua mata menoleh ke arah sumber suara.Aku tergeletak,sesekali nafasku berhenti karena partikel debu bulan yang masuk ke helm  semakin banyak.

Penglihatan mataku yang buram menangkap sesosok wanita memakai gaun sutra putih berpadu dengan kalung berliontin hati.Helaian tipis poni rambutnya dihiasi oleh mahkota yang berkilauan.Wajahnya tirus putih dengan tatapan mata yang lembut membuat orang menjadi nyaman.  Rambut panjang yang terurai melukiskan keanggunan wanita itu.Suara wanita itu menyejukan tubuhku yang gerah ini.Aku tersenyum melihat wanita itu,kecantikannya membuat dirinya pantas dinobatkan sebagai Bidadari.Dengan lemah aku berdiri sedikit tergopoh.Aku ingin menghampri wanita itu.

“Bidadari” suaraku berkata pelan.Kuseret kaki yang terpincang ini mendekatinya,meski dibalik seragam astronot tubuhku telah terluka parah .Kebocoran helm oksigen juga menyebabkan sirkulasi oksigen yang masuk ke tubuhku hanya lima persen dari kondisi normalnya.Kuperhatikan Bidadari dengan tatapan mata yang lemah,ia hanya diam melihatku.

Alien menghentikan gerakanku dengan cara menarik tubuhku,tapi tetap saja aku paksakan kaki ini bergerak mendekati Bidadari.Pukulan Alien kembali menghantam punggungku,mungkin karena ia kesal melihatku yang tidak juga berhenti mendekati Bidadari.Aku kembali tersungkur dan berusaha bangkit.

 “Biarkan saja dia” ucapan Bidadari menghentikan kebrutalan Alien menganiaya tubuhku.

Suara Bidadari merambati dinding hatiku,memberi kekuatan kaki untuk melangkah kearahnya.Setelah berada tepat di depan Bidadari,aku langsung memberi lengkungan senyum terindah kepadanya meski partikel-partikel debu menyesakkan pernafasanku.Mataku menatapnya lemah lekat tanpa kedipan.

Kugerakan tangan kiri agar mengeluarkan pistol untuk menembak Bidadari.Tunggu dulu aku tidak bermaksud membunuhnya,seperti yang pernah aku jelaskan jika di luar angkasa pistol digunakan untuk menyatakan cinta.Aku tembak hatinya dengan pistol lalu berkata “Aku mencintaimu”

Bidadari diam sesaat menampilkan raut ketidakpercayaan.“Kita hanya baru sekali bertemu,itupun ketika aku sedang berada di bumi” Bidadari berkata pelan.

“Tapi aku mencintaimu Bidadari.Bukankah cinta bisa datang pada pertemuan ke berapapun,termasuk pada pertemuan pertama sekalipun” Mataku masih tidak lepas menatap lamat-lamat wajah cantik Sang Bidadari.

Bidadari memegang lenganku,menarik nafas yang panjang lalu berkata “Maaf aku tidak bisa menerima cintamu.Aku juga sudah mempunyai kekasih,lebih baik lupakan aku”.

Aku terdiam mendengarnya hatiku terluka parah,tidak berdarah tapi sakitnya luar biasa.Aku sadar semua manusia di jagat raya ini sama,tidak bisa menerima cinta yang datang pada pertemuan pertama.

“Kapten berhentilah mengharapkannya,dia sama sekali tidak mencintaimu.Kau sudah hampir mati Kapten” teriak Plus dengan kerlingan air mata.

“Kau diam Plus.Ini urusanku”

“Bidadari itu hakmu untuk tidak mencintaiku.Aku terlanjur mencintaimu seperti rahim yang tak mungkin menelan lagi anaknya.Izinkan aku memelukmu sekali saja,ini yang pertama dan terakhir kalinya” Aku memandang wajah Bidadari dengan wajah yang memelas agar permohonan terakhirku bisa dikabulkan.

Bidadari melirik ke arah Alien untuk meminta persetujannya,karena Alien adalah pasangan Bidadari.Alien hanya mengangkat bahunya petanda menyerahkan semua keputusan kepada Bidadari.Dan akhirnya Bidadari mengangguk pelan meyetujui permintaanku.

Kulepaskan sarung penutup telapak tanganku.Kutarik nafas dalam-dalam di balik helm astronot untuk yang terakhir kali sebelum akhirnya akan kulepaskan helm yang menempel di kepalaku ini,aku sadar saat aku melepas helm oksigen maka semua jalur untuk pernafasan akan terputus total.Telapak tanganku berkerut dan berubah warna menjadi hitam,begitu juga dengan wajahku,mungkin karena suhu tubuhku tidak bisa menerima secara langsung suhu di bulan.

Aku menangkupkan tanganku di pipinya,Bidadari hanya terpejam.Kutatap wajahnya secara rinci,sebulir air merekah mengelayut di pelupuk mataku ,mengelinding hingga jatuh di permukaan bulan.Hujan yang sama sekali tidak pernah terjadi di bulan sekarang terjadi oleh hujan air mataku.Kurengkuhkan kedua lenganku untuk memeluknya lalu berbisik pelan “Aku mencintaimu.” Mataku perlahan mulai terpejam hingga semua akhirnya menjadi gelap.

1 komentar:

  1. Berasa lagi pergi ke bulan beneran,dan endingnya itu loh nyesek bgt

    BalasHapus