Selamat malam wahai
langitku,setiap hari aku sebagai bumi hanya bisa mendongakkan kepala sekedar
memandangmu.
Apa kabarmu malam ini langitku?
Sepertinya kau terlalu bahagia di sana,kau selalu menulis berbagai kisah yang
terlihat indah bagi kedua matamu,hingga kau tak sadari di bawahmu ada bumi yang ingin
mengutarakan sesuatu namun selalu tercekat di tenggorokan hingga akhirnya
memilih tak diucapkan,bahkan sekedar ingin berkenalan pun aku tidak berani.
Cinta tak bisa
dipaksakan begitulah adanya,sebagaimana aku tidak bisa memaksamu ataupun
menyalahkanmu ketika kau tidak tahu jika sang bumi ini selalu ingin memelukmu
dengan cinta namun tidak akan bisa.
Langitku tidak pernah
mengeluarkan kegalauan yang menghasilkan rintik pada pelupuk awan.Langitku sepertinya
selalu ceria,andaikan suatu saat langitku bersedih,aku sebagai bumi akan siap
menerima tumpahan kesedihannya meski permukaanku harus tergenang kesengsaraan.Begitulah
langitku,dia akan selalu penuh canda tawa dalam tweet-tweetnya.
Langitku,sesungguhnya
aku sering berandai-andai jika kita
berada di garis horizontal tentunya kita bisa saling mengenal memberi
kesempatan bagiku melakukan PDKT-an,nyatanya kita berada di garis vertikal
hingga aku tidak bisa melakukan PDKT-an padamu yang terlalu tinggi untuk
kugapai.Jika diberi kesempatan untuk mengenalmu lebih jauh,aku ingin memberi secangkir kebahagiaan menuangkannya
dalam keseharian kita.
Langitku,aku Bumi ingin
bertanya sesuatu padamu,jawabannya akan kujawab sendiri
- Apakah kau sudah mempunyai kekasih? Pastinya sudah,mungkin saja kekasihmu adalah matahari yang berwibawa yang mempunyai derajat tinggi.
- Adakah sesuatu yang bisa menjadi penghubung antara bumi dan langit? Ada,hanya fatamorgana yang pantas menghubungkan kita.
- Apakah kau sudah mempunyai kekasih? Pastinya sudah,mungkin saja kekasihmu adalah matahari yang berwibawa yang mempunyai derajat tinggi.
- Adakah sesuatu yang bisa menjadi penghubung antara bumi dan langit? Ada,hanya fatamorgana yang pantas menghubungkan kita.
Langitku,telah kujaga
bibirku untuk berkata cinta dengan ketulusan hanya untukmu suatu saat nanti,entah kapan.Namun,tatkala setiap aku
ingin coba mengutarakannya terasa mulut ini terkunci dalam kebisuan.
Ketika menjatuhkan
perasaan,maka jangan tenggelamkan hati pada ragu.Bila aku harus menunggu,maka
batasan waktu menunggu ialah ketika aku tlah jenuh menunggumu.
Sepertinya aku tidak
akan jenuh,karena aku akan selalu menunggumu meski kau tidak tau.
Hei langitku,Febuari telah
berlalu.Apakah kau masih mengikuti #30harimenulissuratcinta,aku lihat
surat-surat yang kau pos di blog tidak pernah ada yang menceritakan tentang
aku,tentu saja kau tidak akan menuliskan aku disana karena kau tidak pernah tau
ada aku yang selalu memperhatikanmu secara maya.
Baiklah aku beritahu,aku selalu
mencari jalan menunjukkan diriku kepadamu.Baru-baru ini aku berhasil menemukan facebookmu,sayang
sekali ternyata facebookmu sepertinya sudah dipenuhi sarang laba-laba karena
tidak pernah kau pakai,padahal aku berharap kau mengkonfirmasi pertemanan
denganku.
Langitku,aku dengar kau beberapa
hari yang lalu pergi Purwokerto untuk menghadiri pernikahan saudaramu.Lihatlah suatu saat aku
akan diperkenalkan olehmu kepada keluargamu,suatu saat entah kapan....
Begini langitku,aku mau bertanya “CEN”
itu siapa? Aku melihat tulisanmu mengenangnya.Ahh sungguh aku tidak pantas
bertanya demikian,aku hanya pengagummu yang tidak sama sekali kau ketahui.Langitku,senyumanmu di dunia maya menciptakan bibirku senyum-senyum
sendiri.Aku adalah Bumi yang tidak waras,merasa bahagia jika kau juga bahagia
langitku.
Suatu hari nanti,entah kapan
itu.Aku akan menceritakan semua kisah hidupku yang mencintaimu dari dunia maya.
Langitku,kau adalah magnet bagiku
karena aku selalu mengikuti perkembangan kisah hidupmu.
Aku telah berubah semenjak mencintaimu
Dari seorang yang selalu mempermainkan
cinta,sekarang aku selalu merasa di permainkan oleh perasaanku sendiri.
Barangkali hingga terompet akhir jaman telah
dikumandangkan,kau tetap tidak akan bisa kumiliki.
Karena,aku tidak akan mengungkapkan kata
cinta ini sejujur-jujurnya padamu,biarlah tulisan tentangmu menjadi rutinitas yang
primer untukku.
Selamat terlelap,dan selamat bermimpi
langitku.Aku akan selalu memimpikanmu meski setiap mimpimu tidak akan pernah
ada aku.
Kepada langitku,Ika Fitriana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar