Daun yang jatuh di tanah tidak terdengar suaranya ,seperti aku yang jatuh cinta kepadamu tanpa menyuarakannya @suparmaaan

Rabu, 05 Maret 2014

Surat kepada langitku



Selamat malam wahai langitku,setiap hari aku sebagai bumi hanya bisa mendongakkan kepala sekedar memandangmu.

Apa kabarmu malam ini langitku? Sepertinya kau terlalu bahagia di sana,kau selalu menulis berbagai kisah yang terlihat indah bagi kedua matamu,hingga kau tak sadari di bawahmu ada bumi yang ingin mengutarakan sesuatu namun selalu tercekat di tenggorokan hingga akhirnya memilih tak diucapkan,bahkan sekedar ingin berkenalan pun aku tidak berani.

Cinta tak bisa dipaksakan begitulah adanya,sebagaimana aku tidak bisa memaksamu ataupun menyalahkanmu ketika kau tidak tahu jika sang bumi ini selalu ingin memelukmu dengan cinta namun tidak akan bisa.

Langitku tidak pernah mengeluarkan kegalauan yang menghasilkan rintik pada pelupuk awan.Langitku sepertinya selalu ceria,andaikan suatu saat langitku bersedih,aku sebagai bumi akan siap menerima tumpahan kesedihannya meski permukaanku harus tergenang kesengsaraan.Begitulah langitku,dia akan selalu penuh canda tawa dalam tweet-tweetnya.

Langitku,sesungguhnya aku sering berandai-andai  jika kita berada di garis horizontal tentunya kita bisa saling mengenal memberi kesempatan bagiku melakukan PDKT-an,nyatanya kita berada di garis vertikal hingga aku tidak bisa melakukan PDKT-an padamu yang terlalu tinggi untuk kugapai.Jika diberi kesempatan untuk mengenalmu lebih jauh,aku ingin  memberi secangkir kebahagiaan menuangkannya dalam keseharian kita.

Langitku,aku Bumi ingin bertanya sesuatu padamu,jawabannya akan kujawab sendiri 
 -  Apakah kau sudah mempunyai kekasih? Pastinya sudah,mungkin saja kekasihmu adalah matahari yang berwibawa yang  mempunyai derajat tinggi.
Adakah sesuatu yang bisa menjadi penghubung antara bumi dan langit? Ada,hanya fatamorgana yang pantas menghubungkan kita.

Langitku,telah kujaga bibirku untuk berkata cinta dengan ketulusan hanya untukmu suatu saat nanti,entah kapan.Namun,tatkala setiap aku ingin coba mengutarakannya terasa mulut ini terkunci dalam kebisuan.

Ketika menjatuhkan perasaan,maka jangan tenggelamkan hati pada ragu.Bila aku harus menunggu,maka batasan waktu menunggu ialah ketika aku tlah jenuh menunggumu.

Sepertinya aku tidak akan jenuh,karena aku akan selalu menunggumu meski kau tidak tau.


Hei langitku,Febuari telah berlalu.Apakah kau masih mengikuti #30harimenulissuratcinta,aku lihat surat-surat yang kau pos di blog tidak pernah ada yang menceritakan tentang aku,tentu saja kau tidak akan menuliskan aku disana karena kau tidak pernah tau ada aku yang selalu memperhatikanmu secara maya.

Baiklah aku beritahu,aku selalu mencari jalan menunjukkan diriku kepadamu.Baru-baru ini aku berhasil menemukan facebookmu,sayang sekali ternyata facebookmu sepertinya sudah dipenuhi sarang laba-laba karena tidak pernah kau pakai,padahal aku berharap kau mengkonfirmasi pertemanan denganku.

Langitku,aku dengar kau beberapa hari yang lalu pergi Purwokerto untuk menghadiri  pernikahan saudaramu.Lihatlah suatu saat aku akan diperkenalkan olehmu kepada keluargamu,suatu saat entah kapan....

Begini langitku,aku mau bertanya “CEN” itu siapa? Aku melihat tulisanmu mengenangnya.Ahh sungguh aku tidak pantas bertanya demikian,aku hanya pengagummu yang tidak sama sekali kau ketahui.Langitku,senyumanmu di dunia maya menciptakan bibirku senyum-senyum sendiri.Aku adalah Bumi yang tidak waras,merasa bahagia jika kau juga bahagia langitku.

Suatu hari nanti,entah kapan itu.Aku akan menceritakan semua kisah hidupku yang mencintaimu dari dunia maya.
Langitku,kau adalah magnet bagiku karena aku selalu mengikuti perkembangan kisah hidupmu.
Aku telah berubah semenjak mencintaimu
Dari seorang yang selalu mempermainkan cinta,sekarang aku selalu merasa di permainkan oleh perasaanku sendiri.
Barangkali hingga terompet akhir jaman telah dikumandangkan,kau tetap tidak akan bisa kumiliki.
Karena,aku tidak akan mengungkapkan kata cinta ini sejujur-jujurnya padamu,biarlah tulisan tentangmu menjadi rutinitas yang primer untukku.
Selamat terlelap,dan selamat bermimpi langitku.Aku akan selalu memimpikanmu meski setiap mimpimu tidak akan pernah ada aku.
Kepada langitku,Ika Fitriana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar