Ika duduk dengan pandangan mata kosong,daun yang
jatuh dan desau angin yang menyapa tak dihiraukannya.Bulir air mata terlihat
menjadi teman terbaiknya saat itu,air matanya memang tak deras namun itu merupakan
air mata yang langka karena sebelumnya Ika sama sekali tidak pernah terlihat
menangis.Mungkin saja dia sedang memikul
beban masalah yang berat.
Aku menghampiri dan duduk bersila disamping kiri
dirinya . “Hey Ika,lagi ngapain?” tanyaku dengan berpura-pura tidak tau jika
dia sedang menangis.
Ika spontan menyeka air matanya secara agresif
,mencoba menutup kesedihan dariku “Hey juga Ger” jawabmu dengan mengurai senyum
tipis kebohongan.
Tanganku menepuk punggungnya dengan lembut “Kau
menangis?, Ika matamu sembab,kau kenapa menangis?”
Pertanyaanku hanya dijawab diam olehnya,seakan
pertanyaan itu hanya angin yang lewat tanpa membekas apapun di benaknya.Justru
yang terlihat hanya sepasang mata terbujur kaku melamuni sesuatu yang tidak
kuketahui.
“Kau kenapa menangis,jawab pertanyaanku Ika”.ucapku menaikkan nada bicara.
“Aku jatuh cinta Ger”
“Terus kenapa kau menangis,bukankah jatuh cinta
adalah hal yang bahagia.Apakah kau menangis karena cinta”
Mukamu terlihat memerah “Yaa sebuah cinta membuatku
menangis,dan aku merasa memiliki cinta ini ketika aku tidur karena disaat tidur
aku bisa bermimpi memilikinya.Aku ingin tanya sesuatu Ger ,jika aku tidak bisa
bahagia karena terlalu mencintai seseorang,apakah aku harus pergi dari orang
itu?”
“Ika cintamu bertepuk sebelah tangan?,kau harus
memperjuangkan cintamu,jika kau tidak mau berjuang lebih baik kau pergi cari
cinta yang lain,cinta tidak berada hanya pada satu orang karena cinta juga bisa
hadir dari orang-orang yang tak pernah kau sadari,asal kau sedikit peka.Intinya,saat
kau mencintai seseorang namun tidak ada kebahagiaan yang singgah lebih baik kau
pergi dari hidupnya karena kebahagiaan cintamu mungkin tidak terletak pada
dirinya”
“Jika kau mencintai seseorang apakah kau akan
mengungkapkannya padahal situasi tidak mendukungmu.” Kau melemparkan pertanyaan
kepadaku secara beruntun.
“Ya tentu akan kuungkapkan dengan resiko apapun.Kau
tau,cinta itu mempunyai kewajiban yaitu diungkapkan.
“Ger apakah seorang wanita itu memang ditakdirkan
untuk lemah?”
“Tidak,justru wanita itu kuat Ika.Kekuatan wanita terletak
pada hati yang dimilikkinya,wanita memang menangis dan rapuh ketika terpuruk
tapi ketahuilah justru semua itu akan di putarbalikan menjadi sebuah kekuatan. Hei kau jatuh cinta dengan siapa?”
Terdengar tarikan nafasmu yang coba mengkontrol
diri,secara perlahan kau menoleh ke arahku “Ger,kau tau jika sebuah lagu bisa
menggambarkan suasana hati seseorang ” katanya pelan.
“Aku bertanya pada siapa kau jatuh cinta,bukan tentang
sebuah lagu.Jangan mengalihkan pembicaraan.Pria mana yang berani membuatmu menangis” Kukepalkan tanganku sebagai
tanda emosi yang sedang memuncak.
Kau mengambil handphone dan headseat dari tasmu yang
tergeletak diatas rumput taman kampus kita.Tanganmu menekan tombol pada layar
touch screen handphonemu,lalu menjulurkan headseat ke arahku“Dengarlah,ini
perasaanku sekarang”
Telinggaku dengan jelas mendengarkan sebuah lagu ,
Aku
sadari mungkin ini suratan takdirku
Kau dan aku tak mungkin bersatu
Walau hati trus menangis
Tak ku sesali semua kisah yang telah terjadi
Ku biarkan waktu menemani
Hati yang dirundung sepi
Maafkan kejujuran ku walau menyakitkan
Dan mungkin takkan bisa
Ku lupakan hingga akhir nanti
Ku lepaskan cinta ini
Ku rela berkorban
Tak mengapa namun kau harus bahagia
Kau dan aku tak mungkin bersatu
Walau hati trus menangis
Tak ku sesali semua kisah yang telah terjadi
Ku biarkan waktu menemani
Hati yang dirundung sepi
Maafkan kejujuran ku walau menyakitkan
Dan mungkin takkan bisa
Ku lupakan hingga akhir nanti
Ku lepaskan cinta ini
Ku rela berkorban
Tak mengapa namun kau harus bahagia
Aku terdiam tak mampu berbicara apapun
untuk merespon lagu yang mengambarkan suasana hati Ika,
“Ger,inilah penyebab aku menangis.Aku
mencintaimu tapi aku sadar kita hanya menjalin persahabatan.Sekarang kau sudah
memiliki dia sebagai cintamu,bahagialah dengannya.Maafin aku”
Aku mengernyit,gemetar “Aku aku...
berhentilah menangis Ika ,persahabatan kita lebih indah dari sebuah cinta.Aku
janji tidak akan jauh darimu meski sekarang aku sudah mempunyai pacar”
“Terkadang dalam hidup ada saatnya dimana
aku merasa ingin bertukar tempat dengan orang lain yang menurutku lebih
bahagia.Andai saja aku bisa bertukar tempat dengan pacarmu” Kau berdiri
menghentakkan kaki dan mengambil langkah pergi.
Aku menarik tangan Ika,lalu mendongakkan
kepala memandang matanya “Maafin aku..”
Setelah itu tidak ada lagi perbincangan
di antara kita,kau menjauhiku begitu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar