Daun yang jatuh di tanah tidak terdengar suaranya ,seperti aku yang jatuh cinta kepadamu tanpa menyuarakannya @suparmaaan

Jumat, 06 Februari 2015

Maaf ,semoga termaafkan.






Ada yang terang selain matahari ,kamu.
Ada yang gelap selain hitam,kehilanganmu.
Ada yang kejam selain pembunuhan,merindumu.
Ada yang punya jarak terjauh selain jutaan tahun cahaya,masa lalu.

Aku bernapas diantara aromamu yang tertinggal.
Hidup bersama kegelisahan kehilangan kabarmu.

Langkahku tersesat di jalanan yang seharusnya kuhafal.
Tubuhku lunglai padahal aku sehat.



Pintu ruang operasi telah didepan mataku,beberapa suster mendorong ranjang rumah sakit yang sedang Ika tiduri,tangan Ika menggenggam erat tanganku.Disudut matanya menyembul air mata yang perlahan bergelindingan di pipi lalu meresap di ranjang pasien.

“Kamu tidak akan apa-apa Ika,setelah operasi semua akan baik-baik saja” ujarku.

“Aaa..ku hanya takut tidak bisa bersamamu lagi” ucapnya terbata-bata.

Para suster yang memakai baju serba hijau membuka pintu ruang operasi lalu memasukan Ika kesana,langkahku terhenti di depan pintu.Dokter yang menyusul masuk ruang operasi menepuk bahuku memintaku berdoa semoga semuanya akan  baik-baik saja.

******

“Biaya operasi untuk mengangkat kanker,penyembuhan,perawatan, hingga semuanya tuntas diperkirakan bisa mencapai ratusan juta pak,” kata dokter berwajah bulat itu dengan mimik serius.

Aku sadar bahwa mendapatkan uang ratusan juta tidak akan mudah,aku tidak mempunyai apa-apa,hal yang paling berharga dalam hidupku adala Ika “Itu semua bisa dicicil dok?”

“Semua itu bisa diselesaikan bertahap,tapi ada baiknya bapak mempersiapkan semua biayanya mulai dari sekarang agar tidak menyulitkan proses di kemudian hari”

“Baiklah dok” setelah mengucapkan kalimat itu aku keluar dari ruangan dokter dengan tubuh yang lemas,dari mana aku bisa mencari uang sebanyak itu.

*******


“Ger,lo gak akan bisa mendapatkan uang sebanyak itu hanya dengan hitungan hari,minggu,bulan,bahkan bertahun-tahun pun lo gak akan bisa mendapatkan uang itu tanpa keajaiban” Kalimat itu seakan menamparku,memberitahu jika ini adalah ketidakmungkinan yang berharap keajaiban agar menjadi mungkin.

“ Terus gue mesti gimana? Gue gak mau Ika terus-terusan sakit,gue pengen Ika sembuh...” Aku mencengkram kerah baju Rian, teman yang cukup akrab denganku sejak SMA.

Rian terdiam sejenak, “Sabar Ger... Sekarang lo ikut gue,gue punya temen yang mungkin bisa bantu lo” Rian merangkul pundakku coba menenangkan.

“Baik,kapan kita bertemu teman lo itu”

“Sore ini kita ke apartemennya”

******

“Masuk,kalian sudah di tunggu bos” ucap salah satu pengawal yang menjaga lift pintu masuk menuju  kamar apartemen seseorang yang mereka sebut dengan bos.Dua orang pengawal ikut masuk untuk mengawasi kami.

Untuk masuk ke apartemen itu,aku dan Rian harus melewati penjagaan yang ketat.Dia memiliki lift khusus untuk menuju kamar apartemennya.Semua barang yang mempunyai peluang untuk menyakiti bos mereka akan disita,semua tubuh kami diperiksa dengan alat detektor.Aku rasa penjagaan  bos ini melebihi penjagaan presiden.

“Rian,ini pekerjaan apa? Kenapa seperti ini?” bisikku ke telingga Rian ketika lift masih menuju lantai 24.Bisikanku keras ,dengan mudah terdengar pengawal-pengawal itu.Para pengawal menampilkan wajah datar tanpa ekspresi apapun.

“Sstt,,,.Liat saja nanti” Rian menempelkan telunjuknya didepan bibir  menyuruhku untuk diam.

Aku masih belum merasa tenang.Suasana hatiku masih gelisah dengan pertanyaan apakah ada harapan untuk mendapatkan pekerjaan yang menghasilkan ratusan juta secara kilat.

Lift berhenti di lantai 24,kami disambut beberapa penjaga berpakaian hitam.Mereka memegang senjata api.Kami kembali diperiksa,agar mereka yakin bahwa kami benar-benar aman untuk mengahadap bos.

Kami diantar ke sebuah ruangan yang mewah .Semua isi ruangan sangat terlihat berkelas .Ruangan ini seperti ruangan rumah Tony Stark dalm film Iron man,sungguh terlihat modern .Saat kami masih asik melemparkan pandangan keseluruh penjuru ruangan,seorang pria berusia sekitar 40 tahun muncul dari balik salah satu pintu.

“Selamat datang di kediamanku”Pria itu memberi senyum hangat keakraban,sambil merentangkan kedua tangannya.

“Bos ini orangnya,dia yang saya ceritakan ditelpon tadi” Rian merespon kalimat pembuka pria itu.

Pria itu menjulurkan tangannya didepanku “saya Richard.Anda pasti Geri ?” katanya memperkenalkan diri dengan logat bule yang masih kentara.

Tangan kami saling bersambut”Iya benar saya Geri ,apa pekerjaan saya pak? Saya sagat membutuhkannya.Dan penghasilannya apakah bisa membiayai rumah sakit dengan penyakit kanker?“ Tanpa berbasa basi aku mengungkapkan semua keinginanku,pikirku untuk apa berlama-lama disini jika hanya sebuah harapan yang aku dapatkan,aku butuh realita.

Rian menginjak kakiku “Jangan gitu Ger “

Tiba-tiba pria itu tertawa ,gelak tawanya menggema ke seisi ruangan “Tidak apa-apa ,,saya menyukai pria ini.Gery semua yang anda butuhkan akan kami penuhi,bahkan sebelum pekerjaan ini anda kerjakan,kami siap melunasi biaya rumah sakit teman mu”

“Anda tahu tentang keperluaanku?”

“Yaa saya tahu semuanya,.Ini cek 500 juta segera cairkan besok dan lunasi biaya rumah sakit”

“Lalu pekerjaan saya apa?”

“Besok sore anda ke pulau Riau,bawa mobil box dari sana menuju jakarta”

“Itu saja “ Nada suaraku seolah tidak peduli tentang pekerjaan apa itu.Aku hanya mencemaskan apakah ini semua benar,aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu dengan gampang.

“Yaa benar.Gampang bukan?”

Aku dan Rian beranjak pergi dari apartemen itu.Tersirat bahagia menglingkupi perasaanku,akhirnya Ika bisa dengan tenang melakukan pengobatannya hingga sembuh.

*****

Layar ECG berdetak dengan pelan,Ika belum sadar.

”Aku pergi dulu Ika,doakan semua yang kulakukan berjalan lancar” Aku menangis.Kutempelkan pipiku di punggung tangannya.Memeluk Ika yang masih terbaring dan terpejam ,aku mencium keningnya. Saat akan beranjak pergi,keluar bulir airmata dari sudut mata Ika,air mata itu seperti petanda menyuruhku jangan pergi,tapi aku tetap pergi meski meneteskan air mata selama berjalan menuju mobil jemputan,aku berulang kali mengusap air mata ini..

******

Aku mengendarai mobil ,mengikuti petunjuk yang diberikan.Mobil ini aku kendari dari pelabuhan Batam menuju tempat-tempat yang telah ditentukan.Sebelum sampai Di Jakarta aku harus berhenti di beberapa kota untuk menurunkan barang.Saat menurunkan barang di Jambi aku hanya tau barang-barang yang diturunkan itu kardus indomie,aku tidak mau tau terlalu jauh karena tugasku hanya mengantar ini semua hingga selesai.

Pekerjaan ini cukup melelahkan ,namun penghasilannya diluar nalar,aku sempat memikirkannya namun pikiran itu mengering di otakku,menguap lenyap entah kemana.


Berhari-hari aku melakukan perjalanan hingga akhirnya perjalanan terakhirku berhenti di Jakarta daerah pluit.Tengah malam beberapa orang telah menyambutku,mereka segera menurunkan barang dari box mobil.

“Lu sangat beruntung Bro bisa sampai disini dengan selamat tanpa hambatan apapun” salah seorang yang sedang mengangkat barang dari mobil menyapaku.

“YA. Tidak ada kendala apa-apa kecuali capek,” jawabku datar.

*****

Ini hari ke enam pasca Ika operasi untuk kedua kalinya.Ika sudah sadar.Matanya sudah terbuka meski mulutnya belum mampu berbicara.Matamu menampilkan keharuan yang bercampur bahagia.Pada matamu aku merasakan keteduhan ,ini kamu sebab bahagiaku.Aku membelai rambutmu,kamu tersenyum pelan tipis.Aku mencium keningmu yang hangat,kecupan yang cukup lama tanda sebuah perpisahan,tetesan infus mengalir keselang menuju nadimu lalu siap menyebar keseluruh tubuh.

Aungan suara sirene mobil polisi terdengar di dalam kamar ruangan rawat Ika.Aku segera memeluk Ika dengan erat,lalu melepaskan pelukan tersebut dengan berat hati .Kaki ini melangkah perlahan pergi menuju lantai dasar,aku disambut puluhan polisi berseregam dengan membawa senjata lengkap .Aku mengangkat kedua tangan berjalan menuju mereka.Tiba-tiba beberapa polisi mendekat dan menelungkupkanku ke tanah,tangan ini di borgol kebelakang ,punggungku di injak oleh salah satu kaki polisi .Aku diseret masuk kedalam mobil semua muka ditutup dengan kain hitam... dan senyap............

“Kau menjadi tersangka utama dalam kasus sabu-sabu yang berhasil kami temukan di Jakarta seberat 80kilo..” brukk.... sebuah pukulan melayang ke arah wajahku .Aku di introgasi dalam ruangan gelap yang hanya diterangi oleh satu lampu.

“sabu apa?.. gue gak ngerti”

“Jangan pura-pura tidak tahu.Pengakuan tersangka yang kami tangkap sebelumnya menyebutkan  kau yang mengantar ke mereka dari Riau.Kau jaringan Internasional”

Aku terus berbicra mengajukan pembelaan “Saya hanya mengantar barang itu,saya hanya disuruh.Saya diantar Rian teman saya”

Bruk.... sebuah tendangan mendarat diperutku.Aku tidak bisa apa-apa ,tanganku dibrogol kebelakang membuat tubuhku yang terjatuh tidak bisa bangkit dari lantai.Mereka menyeretku duduk kembali ke bangku dengan kasarnya.

“Kau tersangka utama.Biar nanti pengadilan yang menyiapkan tuntutanmu” setelah ucapan itu beberapa orang pergi keluar.Dan sisanya membawaku keruang tahanan .


Sat itu aku sadar jika aku di peralat menjadi kurir narkoba,pantas saja bayaran yang aku terima sangat besar.Mereka yang disebut dengan bos pasti dengan gampang nya mencuci tangan melimpahkan semua kesalahan kepadaku.


Delapan tahun kemudian...

Aku di vonis hukuman mati ,Sudah berapa kali aku mengajukan grasi dengan menuliskan  cerita yang sesungguhnya terjadi,sebuah tulisan tanpa aturan seperti ini,tulisan yang banyak kata  AKU,.Semua tidak pernah dijawab oleh presiden bahkan mungkin dia tidak membaca nya,mungkin saja berkasku hanya terongok dimeja.Presiden ke tujuh menjadi harapanku untuk meminta grasi.Tapi semua sirna karena pernyataan dia mengatakan tidak akan ada ampun untuk tahanan narkoba,mereka diluar sana tidak tau betapa ada faktor menyebabkan kami begini,bahkan diantara kami hanya merupakan alat dari mereka yang benar-benar berkecimpung dalam dunia narkoba . 6 tahanan narkoba yang di vonis mati telah di eksekusi ,kami tahanan lainnya masih berdebar tunggu,setelah ini mungkin saja di jadwal terdekat aku yang akan menerima eksekusi.

Tidak ada kesempatan untuk kami hidup setelah kesalahan kami.Kami tau mungkin kesalahan kami sangat besar tidak layak untuk diberi ampunan.Tapi Tuhan saja maha pengampun.

“Geri,kamu keruangan ada yang menghubungimu” ucap sipir penjara membuka ruang tahananku.

“Aku berada didepan sipir,ia mengawasiku dengan ketat menuju ruang sambungan telepon.


“Halo” sapaku

“Ini mas Geri” jawab seorang wanita dari balik layar telepon.

“Iya ini..inii Ika”

“Mas yang sabar ,Tuhan sayang Mas.Mungkin kesalahan di dunia tidak diampunkan oleh hukum dunia,tapi hukum akherat adalah hukum yang seadil adilnya dan Tuhan tentu maha pengampun”


“Iya..”Aku menangis dari balik telpon tak kuasa mendengar suara itu .Setelah bertahun-tahun berlalu akhirnya aku bisa mendengar suara Ika.Yaa setelah ditangkap kepolisian aku menghilang begitu saja dari kehidupan Ika,Dan beberapa hari yang lalu salah seorang pihak LSM mendatangi dan menyuruhku  memberi sebuah permintaan ke mereka sebelum eksekusi.Aku hanya meminta untuk bisa  mendengar suara Ika dan mereka mengabulkannya.

“Mas.. aku tidak bisa lama-lama .Anakku sudah mau pulang sekolah .Aku mau jemput dia dulu”

“Ika, maaf dulu aku menghilang” setelah kalimat itu aku menutup telepon.

Aku mencintainya tulus tidak butuh apa-apa asal dia bahagia.

Tidak salah mungkin dengan adanya hukuman mati bagi terdakwa narkoba..Tapi alangkah lebih bijaknya sebuah negara jika menghargai hak untuk hidup,meski katanya kami pantas untuk mati.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar