Almanak
telah berganti berkali-kali aku masih
saja bersedih jika mengingatmu lagi.
Aku
ingin kembali ke balita disaat itu dirimu masih sering bercerita.
Hidupku
setelah dirimu pergi,tak lagi rapi.
Pada
tiap-tiap senja aku sering menatap anak kecil yang digendong manja mamanya.
Aku
dulu juga seperti mereka bahagia dalam kasih sayang seorang mama.
Secuil
saja kisah bersamamu dulu masih berseliweran dihati dan pikiran.
Cubitan
petanda sayang masih terasa sakitnya meski hanya dalam fatamorgana kenangan.
Aku
tersenyum sendiri saat teringat kebiasaanku dulu yang sering memijat kakimu,aku
bertanya apakah surgaku sedang letih.
Jawabmu
dulu hanya sebuah senyuman tanpa kerutan,bahkan kerutan itu tak sempat muncul
walau segaris kecil.
Mama
izinkan sekejap saja kau hadir dihadapanku lagi,malam ini aku sedang letih
dengan kehidupan dunia yang tak mudah.
Ma dibumi kejahatan selalu punya banyak cara untuk mencapai keberhasilan,sedangkan
kebaikan selalu punya sedikit pilihan jika ingin berhasil.
Mama pasti bahagia,karena dilangit perkara bahagia ditentukan amal ibadah.
Ma
bisakah diskusikan takdirku dengan Tuhan disana.
Aku
letih menjadi baik karena selalu menjadi korban kejahatan.
Ma
aku merindumu,dekap aku dan perlihatkan senyummu sekejap saja.
Aku
lelah menghadapai dunia tanpa nasehat mama yang menguatkan.
Ma
setiap aku merindumu maka aku akan berbicara denganmu hanya melalui doa,karena
doa adalah tempat curahan dan ungkapan rasa sayang terbaik.
Kuhelus
wajahmu pada foto didompetku.
Tak
terasa mataku mengeluarkan rintik.
Lalu
aku memilih tidur dengan harap ada mimpi yang menjadi jalur perantara bertemu denganmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar