Aku mencintaimu selamanya tak peduli waktu terus berjalan,dan tak peduli waktu
menghapus cintamu untukku.
Cerita ini tertuang dalam
kehidupan beberapa
puluh tahun yang lalu.Bahkan setelah puluhan tahun berlalu,cerita ini masih
tertinggal jejaknya di ingatan pelaku cerita.Ibarat tinta pena yang terukir di
sebuah buku tulis putih, tinta yang terukir itu telah bercampur dengan warna
karat yang mulai pudar tapi keberadaannya masih terlihat.Baiklah tidak perlu
banyak beranalogi untuk memulai cerita usang ini,ada baiknya kita nikmati saja
setiap alur kisah tentang sebuah cinta yang menunggu.
Cerita ini dari paman saya di
usianya yang menjelang kepala lima,ia masih menjomlo.Jangan tertawa dulu
dan menganggap dia tidak laku karena masih jomlo di umur setengah abad.Dibalik
kejomlohannya ada sebuah cerita cinta tulus yang kandas tanpa alasan
jelas,tetapi ia sama sekali tidak pernah menyalahkan cintanya.Paman saya
itu kita sebut saja Rizal,tinggal di Leiden Belanda dengan kehidupan yang sangat
mapan,raut mukanya masih tertempel ketampanan sewaktu muda.
Beberapa tahun yang lalu saya
sempat mendapatkan study di Universiteit Leiden ,di kesempatan study saya itu
Paman mengunjungi saya untuk berbincang-bincang mengenai Indonesia di masa
sekarang,saya tidak berminat menceritakan Indonesia pada tulisan ini,saya lebih
berminat untuk menceritakan CURHAT Colongan paman yang membuat tetesan
air mata kami bermunculan. Begini ceritanya….
Seorang anak tukang bakso yang
bernama Rizal di setiap senja akan mendorong gerobak bersama ayahnya.Ia tidak
peduli hujan ataupun badai karena yang ia tahu hanya menemani ayah mencari uang
untuk keluarga.Pemukiman elit di Jakarta selatan terjejer rumah-rumah
yang tak biasa,rata-rata rumah disana berlantai 2 sampai 3,yang tinggal pun
hanya pengusaha dan pejabat negeri ini.Khayalan anak penjual bakso tentang
rumah-rumah tersebut tidak lebih dari sekedar mengagumi belaka.Yaa apalah daya
seorang anak penjual bakso ,untuk bisa berjualan di komplek itu
saja merupakan sebuah keberuntungan yang luar biasa.Mereka bisa masuk ke komplek karena salah satu penghuni komplek sangat menyukai bakso mereka.
*****
Air mata Ika bergulir sangat
deras dan tiada jeda.Bendera kuning terpasang persis di depan gerbang
rumahnya.Bunga-bunga turut berduka terjejer tidak rapi.Gadis kecil itu menangis
sendirian meski berulang kali beberapa orang dari dalam rumah mendekatinya
membujuk agar ia masuk ke dalam.
Matanya sembab,memerah.Lubang
hidungnya mengeluarkan cairan yang menandakan sungguh tangisannya sangat
menyedihkan dan histeris dengan bahu kecil bergerak naik turun tidak
teratur.Ika memeluk lututnya beringsut membenamkan wajahnya dibalik lutut,hanya
sesekali saja dia mengeluarkan wajahnya ketika ada orang yang menghampiri
dia.Rizal terdiam meilhat ulah tangisan gadis kecil itu,ia tahu nama gadis itu,bahkan sangat
hafal,begitu juga ayah Rizal .Ibu gadis kecil itu adalah pelanggan tetap bakso
mereka ,dan betapa terkejutnya ayah Rizal membaca karangan bunga
tertulis nama Nyonya Tri Wahyuni,pelanggan yang membantunya agar bisa berjualan di komplek itu.
Rizal perlahan mendekati Ika
dan setelah berada persis didepan Ika,Rizal duduk disebelahnya “Berhentilah menangis,sekarang
masuk dan doakan Ibumu” Suara Rizal mengejutkan ratapan Ika.
Suara Rizal begitu meyakinkan
tidak mengambarkan duka ,suaranya berbeda dari suara –suara orang lain yang
menghampiri Ika,suara mereka lebih mengambarkan intonasi turut prihatin sehinggga
membuat Ika semakin bersedih,sedangkan suara Rizal adalah suara riang dan ketus.
Ika menoleh,mengucek matanya
berkali-kali ,mengusap butiran bening yang menganak di pipinya.Hatinya yang
sedang di iris-iris kesedihan tiba-tiba berhenti teriris setelah anak laki-laki
bernama Rizal ini menyapanya.Dalam jeda
hening mereka saling mempertemukan tatapan,ada kehangatan yang disalurkan mata
Rizal .Rizal mengusap air mata Ika ,lalu menggenggam telapak tangannya mengajak berdiri.Ika menuruti dan memberikan sedikit senyum ,senyum yang bisa
diartikan oleh siapapun yang meilhat kejadian itu adalah sebuah senyum yang
menerima ketenangan dan kenyamanan .Ajaib memang seorang anak laki-laki
kumel dengan lingkaran baju kaos yang sudah melar mampu membuat Ika tersenyum
disaat kesedihan menghujamnya.Rizal seperti memiliki daya hipnosis.Ayah Rizal
hanya berdiri diseberang jalan bersama gerobaknya,hanya sebuah kalimat
innalilahi yang sempat terucap dari bibir.
Semenjak kejadiaan itu
mereka menjadi dekat.Mereka akan menghabiskan sore berdua secara diam-diam .Ika
yang baru menginjak usia sekitar sembilan tahun akan meminta izin ke pembantunya keluar rumah dengan alasan
bermain di taman,ayah Ika pulang larut malam kurang memberikan rasa sayang
padanya ,justru rasa sayang itu muncul dari Rizal anak laki-laki berusia 10
tahun.Ayah rizal saat itu sudah mulai mempunyai tempat mangkal bakso sendiri
,Rizal menemani ayahnya berjualan
hanya ketika malam hari.Tidak ada yang menyangka
setelah tangis Ika mereda ketika ibunya meninggal,mereka menjadi sangat dekat
.Selalu saja ada kegembiraan yang melingkupi kebersamaan mereka.Ika gadis kecil
dengan rambut yang panjang hitam lurus,mempunyai mata sipit cina ,pipi merah
dengan balutan kulit yang putih sangat nyaman menghabiskan harinya bersama
Rizal pria kecil dengan rambut keriting ,kulit yang coklat sengat matahari dan
selalu memakai baju kaos yang lingkaran lehernya melar,Rizal selalu mengumbar
kelucuan dalam setiap adegan cerita mereka.
Sore itu hujan turun sangat deras.Ika dan Rizal yang asik bermain tidak
menghiraukan hujan yang tumpah ruah dari langit hitam ,Ika memang melupakan
kesedihannya dengan kehadiran Rizal.Rizal mengajarinya banyak hal setiap
sore,mulai dari permainan kampung,mengaji di mesjid dekat rumah Rizal.Entah
kenapa saat sore sepulang bermain kelereng dengan anak-anak lain dikampung,Ika tetap
berdiri kaku saat hujan menguyur bumi sedangkan anak lain berlarian pulang.Berulang kali
Rizal mengajak Ika berteduh ia tetap tidak mau.
“Kenapa kamu masih berdiri
Ika,hujan semakin deras nanti kamu sakit.” ucap Rizal sambil menarik lengan
Ika.
“Sudah hentikan Rizal,aku..aku
menyukai hujan.Dulu setiap hujan tiba Ibu selalu bilang Hujan selalu identik
kesedihan,maka saat hujan datang aku ingin menikmati kesedihan ” Ika mendonggakan kepalanya kearah langit hitam.Tubuhnya memutar seakan
menari-nari dengan suara percikan hujan menjadi musik pengiring tariannya.
“Baiklah,aku juga akan ikut
menikmati hujan” ujar Rizal.Ika tersenyum tipis menganggukkan kepalanya
dengan pelan.
Mereka melompat di atas
genangan air hujan,gemerincik air genangan terdengar menjadi suatu suara yang
menawarkan kebahagiaan.Hujan semakin deras tidak memberikan tanda akan berhenti
dan mereka masih tetap dibawah guyuran tersebut .
Tiba-tiba Ika terjatuh,kakinya
yang tidak memakai alas menginjak beling pecahan botol yang tertutup genangan
air .Darah terus mengucur dari kakinya.
“Ika..ika “ Rizal panik
menatap Ika yang pucat dan terkulai lemas.tanpa komando dari siapapun seketika Rizal
langsung menggendong Ika,kakinya berlari melangkah menuju rumah Ika.Rizal berlari dengan
panik ia tidak menghiraukan apapun.dagu Ika menempel dipundak Rizal kedua
tangan Rizal yang membopong Ika sedikit lemas namun ia segera lawan rasa itu,bibir yang kedinginan juga
semakin jelas tampak.
Setelah kejadian tersebut
Rizal tidak boleh lagi bertemu Ika.Ika selalu di kunci didalam kamar oleh
papanya.Rizal di tampar dan di marahi ayahnya karena perbuatann dia yang membuat
Ika menjadi sakit hingga harus
rawat dirumah sakit selama beberapa hari.Ayah Ika pernah datang ke rumah Rizal untuk memberitahu perbuatan Rizal terhadap anaknya.Orang tua Ika
melarangnya untuk bertemu lagi,selamanya .
Setiap hujan datang Rizal
selalu duduk menatap hujan lamat-lamat,ia selalu menunggu kehadiran Ika yang
tidak bisa di temuinya lagi.Begitupun dengan Ika dari balik jendela kamar ia selalu
menatap hujan,bagi mereka hujan adalah pertemuan batin .Lepas beberapa bulan
kemudian ,papa Ika akan pindah ke pulau Batam .Sehari sebelum keberangkatan
mereka hujan sedang menguyur Jakarta.Ika
diam-diam keluar kamar setelah berhasil menyembunyikan kunci kamar yang
dianggap hilang oleh pembantunya. Ika berlari melompati pagar halaman belakang rumahnya agar tidak ketahuan satpam.Ia menggunakan tangga yang tidak terlalu tinggi
untuk melompati pagar yang terpasang kawat .Ia tidak peduli,saat ia melompat
terdengar suara sobekan baju dari bahunya,tepian baju bagian bahu terkoyak
kecil memberikan luka lecet yang cukup dalam ,baju Ika tersangkut kawat.ia
tidak menghentikan tekad untuk menemui Rizal untuk mengucapkan perpisahan.
Rizal yang sedang duduk di
teras luar rumahnya menatap hujan,dari kejauhan terlihat Ika yang sedang
kelelahan dibawah guyuran hujan,Rizal bergegas berlari menghampiri Ika.Mereka
saling mengurai senyum kecil ,tidak ada percakapan apapun hanya saling
tersenyum hingga akhirnya dari belakang Ika terlihat satpam dan
pembantu turun dari mobil ingin menghampiri mereka,senyuman mereka hilang
seketika .Ika ditarik kedalam mobil, ia pasrah.Rizal hanya terpaku diam melihat
perpisahan itu,kepala Ika keluar dari jendela mobil melambaikan tangan dengan
respon sedih,Rizal juga melambaikan tangannya kearah Ika disertai sebuah air mata yang
mengalir deras tersamar hujan yang ikut-ikutan deras.
******
Bertahun –tahun dari kejadian
itu…
Mereka sama sekali tidak
pernah berencana bertemu di kemudian hari,mereka hanya
mempunyai keyakinan suatu saat akan dipertemukan kembali.Rizal telah menjadi
mahasiswa di Universitas Indonesia ,universitas yang menjadi impiannya.Ia
menjadi mahasiswa ekonomi akuntansi .Siapa yang menyangka,seorang anak penjual
bakso bisa menjadi mahasiswa di Universitas paling favorit negeri ini.Ia
melawan keterbatasan materi dengan keluarbiasaan semangat meraih
mimpi,sepertinya ini bisa menjadi pelajaran bagi anak-anak diluar sana untuk
bisa menaklukan mimpi meski di lingkupi keadaan yang
terbatas.Rizal menjadi penerima beasiswa penuh dari pemerintah.
Saat kejadian yang tak terduga
menerpanya,ia sedang menjadi panitia Ospek mahasiswa baru ,sebagai mahasiswa
semester tiga Rizal sangat aktif berorganisasi di kampus .
Takdir melaksanakan sesuatu
yang belum direncanakan.Rizal dengan rambut panjang keritingnya yang diikat belakang
,tubuh kurus tinggi ,dan wajah yang tampan memberi arahan kepada setiap
mahasiswa baru di fakultas ekonomi .Mata bulatnya berhenti pada seorang
mahasiswi berwajah Cina,wajah itu tidak asing di mata dan ingatan Rizall,dia tatap
lamat-lamat hingga akhirnya Rizal berlari mendekati mahasiswi itu,“Ika..Kamu
Ika” ucapny pelan dan gugup.
Mata sipit mahasiswi itu kaku
tidak menyangka “Rizal…”.Reflek mahasiswi itu memeluk Rizal “Iya aku Ika,Rizal”.
Pelukan itu berisi kerinduan
yang menumpuk maha beratnya,pelukan menarik rasa lelah rindu untuk menjadi
lega.Ini seperti adegan film cinta yang direalisasikan didunia nyata.
Rizal dan Ika
sangat dekat sekali setelah pertemuan itu,mereka menjelma bukan hanya menjadi
seorang sahabat masa kecil yang dipertemukan lagi di masa dewasa,mereka
menjelma menjadi sepasang kekasih yang dipenuhi cinta saling mengisi rongga
kelemahan dan saling memberi apa yang menjadi keunggulan pada diri mereka.Saat
jatuh cinta seperti itu kalian tidak akan peduli apa tantangan yang akan
diberikan Tuhan untuk cinta kalian,kalian hanya peduli setiap tantangan cinta
apapun itu akan dihadapi bersama.Begitulah dengan Rizal dan Ika mereka tidak
mengira jika tidak restunya orang tua Ika pada Rizal akan sangat menghalangi
tujuan akhir cinta mereka yaitu menikah.
Rizal yang sudah lulus kuliah dan telah
bekerja di perusahaan swasta Jakarta Barat,memberanikan diri mengajak
kedua orang tuanya yang telah pensiun sebagai penjual bakso untuk bertemu
dengan Papa Ika.Bukannya keramahan yang diterima oleh keluarga Rizal,justru
hinaan dan pengusiran yang mereka terima.
“Kau sama sekali tidak pantas
untuk anak saya.Bawa orangtuamu pulang,” Papa Ika didepan pintu mengusir Rizal
dan orang tuanya.Ika menangis tersedu-sedu dibalik jendela kamarnya ,Rizal menatap
tangisan Ika yang buram itu dengan wajah lesu.orang tua Rizal diam tidak enak hati
mendengarnya ,ayah Rizal menarik tangan anaknya menjauh dari rumah itu.
Setahun kemudian kisah cinta mereka masih ada meski jarang terjadi
pertemuan diantara Rizal dan Ika,pertemuan mereka berlangsung diam-diam.Ika
telah bekerja di perusahaan Papanya ,ia sangat dihormati diperusahaan yang bergerak dibidang
properti itu.
”Ika,bulan depan aku akan berangkat ke Amerika.Aku dapat tugas disana
selama tiga tahun,tunggu aku ya di Indonesia.Aku janji aku akan mengubah
nasibku jauh dari bayangan orang-orang,aku janji Ika,aku akan melamarmu ” Rizal
memberi tau Ika tentang keberangakatnnya saat mereka sedang makan siang
bersama .
Ika terdiam,ia hanya
mengangguk kecil ”Aku akan menunggumu ” .Rizal mengeluarkan cincin dari
kantongnya,ditaruhnya cincin itu di jari manis Ika.siang ketika panas sedang
terik-teriknya berkeliaran ternyata di hati mereka sedang ada
kesejukan yang dinamakan cinta.
Di New York Rizal
sangat berjuang menepis semua hambatan,ia mengalahkan logika ,ia menjadi salah
satu pimpinan di perusahaan itu .jenjang karirnya meningkat melesat jauh keatas
,semua pekerjaan yang dianggap tidak mungkin oleh orang lain,ia ubah menjadi
mungkin dan berhasil.Hanya saja setelah tiga tahun di New York,Ika
memutuskan komunikasinya sama sekali.Hal itu terkadang menjadi pikiran Rizal,ia tidak
mungkin pulang ke Indonesia karena sudah berjanji akan pulang ketika ia
berhasil .Waktu kepulangan Rizal ke Indonesia menjadi lebih dari lima tahun
di saat usianya tiga puluh tahunan,ia yakin Ika masih menunggunya dengan cinta.
Rizal datang kerumah Ika
dengan maksud memberikan kejutan kedatangannya,Rizal tampak lebih percaya
diri.Beberapa bel ditekannya dengan tidak sabar,belum juga ada yang keluar dari
rumah .Rumah besar itu terlihat telah berubah warna,saat hampir bosan menekan
bel,pembantu Ika membuka pintu rumah.
“Ika ada Bik,” tanya
Rizal kepada pembantu Ika yang sudah mengabdi pada keluarga Ika semenjak puluhan tahun yang lalu.
Pembantu Ika melihat Rizal
dengan sedikit kaget,’Dek Rizal…” ia tahu persis wajah Rizal.
“Iya saya Rizal Bik,Ika ada”
Rizal mengurai senyum tipis.
Pembantu Ika
menatap Rizal dengan malangnya,seakan iya ingin mengkasihani Rizal yang baru saja
tiba di rumah itu ” Ayah Ika sudah meninggal ,dan sekarang Ika..” pembantu ika
menghentikan bicaranya,seperti kurang yakin untuk melanjutkan kalimatnya lagi
Saat seperti itu Rizal hanya menunggu dengan diam tanpa memaksa.Dikala jeda
tanpa bicara,muncul mobil sedan hitam masuk kehalaman rumah Ika.dari sedan itu
turun seorang pria tampan tinggi rapih,tidak lama kemudian wanita lain turun
dari mobil itu juga.”Ika,…..” Rizal berucap tidak percaya.
“Maaf,anda siapa?” tanya pria itu sambil berjalan mendekati pintu masuk
rumah tempat Rizal berdiri.Ika menyusul menyamakan langkah dengan pria itu.
“Aku..aku..” jawab Rizal dengan kebingungan
“Dia teman kecil aku sayang,Rizal perkenalkan ini suamiku” ujar Ika dengan
tatapan mata meyakinkan.
Entahlah apa yang ada dikepala Ika ketika memperkenalkan suaminya ke Rizal
dengan santainya.
“Oh..maaf tadi saya hanya ingin bertemu ayah Ika,tapi ternyata..,saya turut
berduka cita” Rizal langsung meninggalkan tempat itu ia masuk ke mobilnya
dengan terburu-buru menahan kesedihan yang luar biasa sadisnya.
Mengendarai mobil dengan kesedihan,Rizal ingin menangis ,cinta yang
diharapkan menunggunya pergi dengan orang lain.Hari itu bukannya hanya Rizal
ikut turut berduka cita kepada Ika tentang Papa Ika yang telah meninggal,Rizal
juga berduka cita untuk cinta yang telah bertabur penghianatan.Rizal tidak
menyangka sebuah janji untuk menunggu harus dikhianti begitu saja oleh Ika,padahal
disana Rizal selalu mencintai Ika .Kejadian itu menyempitkan rongga dada Rizal
dengan kesedihan .
Tidak perlu waktu lama setelah kejadian itu,ia melupakan cintanya,ia
mencari kesibukan lain.Menerima tawaran memimpin sebuah perusahaan di
Belanda.Hingga sekarang ia menetap disana tanpa cinta yang mendampinginya,Rizal
menikmati hidupnya sendiri bertahun-tahun lamanya
******
Saya : Paman pernah meminta alasan
kenapa Ika tidak mau menunggu paman?
Paman : Beberapa
kali Paman sering berpikir untuk meminta alasan itu (Paman menyeka air
matanya),tetapi paman takut merusak kebahagiaan Ika dengan suaminya.
Saya :Bukannya memutuskan suatu tanpa
alasan akan memberi rasa penasaran yang luar biasa?
Paman : Paman tidak ingin mengkasihani diri Paman dengan
harapan-harapan yang tidak pasti,bukankah jika Paman tau
alasan Ika akan membuat paman terus berharap.Lebih baik rasa sakit cinta
menjadi alasan paman untuk terus mengarungi kehidupan.Hal terpenting,paman
mempunyai kenangan manis bersama wanita yang paman cintai.
Saya : menurut Paman,bahagia itu apa?
(Tersenyum tipis).
Paman :Bahagia?,bahagia itu ketika masih punya cinta di hati hingga akhir dunia.
Saya : (tersenyum,terharu )
“Cinta itu hanya satu,satu-satunya untuk orang yang paling kau cintai”.
Hei hei hei hei.. mimpi, datang kini
Hanyalah kau, Kau sayang
Cintaku kau, Kau sayang
Cintaku kau.. sayang
Dengarlah
Hanyalah kau, Kau sayang
Cintaku kau, Kau sayang
Cintaku kau.. sayang
Dengarlah
Inspirasi "kau yang kusayang" d'masiv
Tidak ada komentar:
Posting Komentar