Daun yang jatuh di tanah tidak terdengar suaranya ,seperti aku yang jatuh cinta kepadamu tanpa menyuarakannya @suparmaaan

Kamis, 08 Oktober 2015

Kau yang kusayang.





Aku mencintaimu selamanya tak peduli waktu terus berjalan,dan tak peduli waktu menghapus cintamu untukku.

Cerita ini tertuang dalam kehidupan beberapa puluh tahun yang lalu.Bahkan setelah puluhan tahun berlalu,cerita ini masih tertinggal jejaknya di ingatan pelaku cerita.Ibarat tinta pena yang terukir di sebuah buku tulis putih, tinta yang terukir itu telah bercampur dengan warna karat yang mulai pudar tapi keberadaannya masih terlihat.Baiklah tidak perlu banyak beranalogi untuk memulai cerita usang ini,ada baiknya kita nikmati saja setiap alur kisah tentang sebuah cinta yang menunggu.


Cerita ini dari paman saya di usianya yang menjelang  kepala lima,ia masih menjomlo.Jangan tertawa dulu dan menganggap dia tidak laku karena masih jomlo di umur setengah abad.Dibalik kejomlohannya ada sebuah cerita cinta tulus yang kandas tanpa alasan jelas,tetapi ia sama sekali tidak pernah menyalahkan cintanya.Paman saya itu kita sebut saja Rizal,tinggal di Leiden Belanda dengan kehidupan yang sangat mapan,raut mukanya masih tertempel ketampanan sewaktu muda.

Beberapa tahun yang lalu saya sempat mendapatkan study di Universiteit Leiden ,di kesempatan study saya itu Paman mengunjungi saya untuk berbincang-bincang mengenai Indonesia di masa sekarang,saya tidak berminat menceritakan Indonesia pada tulisan ini,saya lebih berminat untuk menceritakan CURHAT Colongan paman yang membuat tetesan air mata kami bermunculan. Begini ceritanya….

Seorang anak tukang bakso yang bernama Rizal di setiap senja akan mendorong gerobak bersama ayahnya.Ia tidak peduli hujan ataupun badai karena yang ia tahu hanya menemani ayah mencari uang untuk keluarga.Pemukiman  elit di Jakarta selatan terjejer rumah-rumah yang tak biasa,rata-rata rumah disana berlantai 2 sampai 3,yang tinggal pun hanya pengusaha dan pejabat negeri ini.Khayalan anak penjual bakso tentang rumah-rumah tersebut tidak lebih dari sekedar mengagumi belaka.Yaa apalah daya seorang anak penjual bakso ,untuk bisa berjualan di komplek itu saja merupakan sebuah keberuntungan yang luar biasa.Mereka bisa masuk ke komplek karena salah satu penghuni komplek sangat menyukai bakso mereka.
*****

Air mata Ika bergulir sangat deras dan tiada jeda.Bendera kuning terpasang persis di depan gerbang rumahnya.Bunga-bunga turut berduka terjejer tidak rapi.Gadis kecil itu menangis sendirian meski berulang kali beberapa orang dari dalam rumah mendekatinya membujuk agar ia masuk ke dalam.

Matanya sembab,memerah.Lubang hidungnya mengeluarkan cairan yang menandakan sungguh tangisannya sangat menyedihkan dan histeris dengan bahu kecil bergerak naik turun tidak teratur.Ika memeluk lututnya beringsut membenamkan wajahnya dibalik lutut,hanya sesekali saja dia mengeluarkan wajahnya ketika ada orang yang menghampiri dia.Rizal terdiam meilhat ulah tangisan gadis kecil itu,ia tahu nama gadis itu,bahkan sangat hafal,begitu juga ayah Rizal .Ibu gadis kecil itu adalah pelanggan tetap bakso mereka ,dan betapa terkejutnya ayah Rizal membaca karangan bunga   tertulis nama Nyonya Tri Wahyuni,pelanggan yang membantunya agar bisa berjualan di komplek itu.

Rizal perlahan mendekati Ika dan setelah berada persis didepan Ika,Rizal duduk disebelahnya “Berhentilah menangis,sekarang masuk dan doakan Ibumu”  Suara Rizal mengejutkan  ratapan Ika.

Suara Rizal begitu meyakinkan tidak mengambarkan duka ,suaranya berbeda dari suara –suara orang lain yang menghampiri Ika,suara mereka lebih mengambarkan intonasi turut prihatin sehinggga membuat Ika semakin bersedih,sedangkan suara Rizal adalah suara riang dan ketus.

Ika menoleh,mengucek matanya berkali-kali ,mengusap butiran bening yang menganak di pipinya.Hatinya yang sedang di iris-iris kesedihan tiba-tiba berhenti teriris setelah anak laki-laki bernama Rizal ini menyapanya.Dalam jeda hening mereka saling mempertemukan tatapan,ada kehangatan yang disalurkan mata Rizal .Rizal mengusap air mata Ika ,lalu menggenggam telapak tangannya mengajak berdiri.Ika menuruti dan memberikan sedikit senyum ,senyum yang bisa diartikan oleh siapapun yang meilhat kejadian itu adalah sebuah senyum yang menerima  ketenangan dan kenyamanan .Ajaib memang seorang anak laki-laki kumel dengan lingkaran baju kaos yang sudah melar mampu membuat Ika tersenyum disaat kesedihan menghujamnya.Rizal seperti memiliki daya hipnosis.Ayah Rizal hanya berdiri diseberang jalan bersama gerobaknya,hanya sebuah kalimat innalilahi yang sempat terucap dari bibir.

Semenjak kejadiaan itu  mereka menjadi dekat.Mereka akan menghabiskan sore berdua secara diam-diam .Ika yang baru menginjak usia sekitar sembilan tahun akan meminta izin ke pembantunya keluar rumah dengan alasan bermain di taman,ayah Ika pulang larut malam kurang memberikan rasa sayang padanya ,justru rasa sayang itu muncul dari Rizal anak laki-laki berusia 10 tahun.Ayah rizal saat itu sudah mulai mempunyai tempat mangkal  bakso sendiri ,Rizal menemani ayahnya berjualan hanya ketika malam hari.Tidak ada yang menyangka setelah tangis Ika mereda ketika ibunya meninggal,mereka menjadi sangat dekat .Selalu saja ada kegembiraan yang melingkupi kebersamaan mereka.Ika gadis kecil dengan rambut yang panjang hitam lurus,mempunyai mata sipit cina ,pipi merah dengan balutan kulit yang putih sangat nyaman menghabiskan harinya bersama Rizal pria kecil dengan rambut keriting ,kulit yang coklat sengat matahari dan selalu memakai baju kaos yang lingkaran lehernya melar,Rizal selalu mengumbar kelucuan dalam setiap adegan cerita mereka.

Sore itu hujan turun sangat deras.Ika dan Rizal yang asik bermain tidak menghiraukan hujan yang tumpah ruah dari langit hitam ,Ika memang melupakan kesedihannya dengan kehadiran Rizal.Rizal mengajarinya banyak hal setiap sore,mulai dari permainan kampung,mengaji di mesjid dekat rumah Rizal.Entah kenapa saat sore sepulang bermain kelereng dengan anak-anak lain dikampung,Ika tetap berdiri kaku saat hujan menguyur bumi sedangkan anak lain berlarian pulang.Berulang kali Rizal mengajak Ika berteduh ia tetap tidak mau.

“Kenapa kamu masih berdiri Ika,hujan semakin deras nanti kamu sakit.” ucap Rizal sambil menarik lengan Ika.

“Sudah hentikan Rizal,aku..aku menyukai hujan.Dulu setiap hujan tiba Ibu selalu bilang Hujan selalu identik kesedihan,maka saat hujan datang aku ingin menikmati kesedihan ” Ika mendonggakan kepalanya kearah langit hitam.Tubuhnya memutar seakan menari-nari dengan suara percikan hujan menjadi musik pengiring tariannya.

“Baiklah,aku juga akan ikut menikmati hujan” ujar Rizal.Ika tersenyum tipis menganggukkan kepalanya dengan pelan.

Mereka melompat di atas genangan air hujan,gemerincik air genangan terdengar menjadi suatu suara yang menawarkan kebahagiaan.Hujan semakin deras tidak memberikan tanda akan berhenti dan mereka masih tetap dibawah guyuran tersebut .

Tiba-tiba Ika terjatuh,kakinya yang tidak memakai alas menginjak beling pecahan botol yang tertutup genangan air .Darah terus mengucur dari kakinya.

“Ika..ika “ Rizal panik menatap Ika yang pucat dan terkulai lemas.tanpa komando dari siapapun seketika Rizal langsung menggendong Ika,kakinya berlari melangkah menuju rumah Ika.Rizal berlari dengan panik ia tidak menghiraukan apapun.dagu Ika menempel dipundak Rizal kedua tangan Rizal yang membopong Ika sedikit lemas namun ia segera lawan rasa itu,bibir yang kedinginan juga semakin jelas tampak.

Setelah kejadian tersebut Rizal tidak boleh lagi bertemu Ika.Ika selalu di kunci didalam kamar oleh papanya.Rizal di tampar dan di marahi ayahnya karena perbuatann dia yang membuat Ika menjadi sakit hingga harus rawat dirumah sakit selama beberapa hari.Ayah Ika pernah datang ke rumah Rizal untuk memberitahu perbuatan Rizal terhadap anaknya.Orang tua Ika melarangnya untuk bertemu lagi,selamanya .

Setiap hujan datang Rizal selalu duduk menatap hujan lamat-lamat,ia selalu menunggu kehadiran Ika yang tidak bisa di temuinya lagi.Begitupun dengan Ika dari balik jendela kamar ia selalu menatap hujan,bagi mereka hujan adalah pertemuan batin .Lepas beberapa bulan kemudian ,papa Ika akan pindah ke pulau Batam .Sehari sebelum keberangkatan mereka   hujan sedang menguyur Jakarta.Ika  diam-diam keluar kamar setelah berhasil menyembunyikan kunci kamar yang dianggap hilang oleh pembantunya. Ika berlari melompati pagar halaman belakang rumahnya agar tidak ketahuan satpam.Ia menggunakan tangga yang tidak terlalu tinggi untuk melompati pagar yang terpasang kawat .Ia tidak peduli,saat ia melompat terdengar suara sobekan baju dari bahunya,tepian baju bagian bahu terkoyak kecil memberikan luka lecet yang cukup dalam ,baju Ika tersangkut kawat.ia tidak menghentikan tekad untuk menemui Rizal untuk mengucapkan perpisahan.

Rizal yang sedang duduk di teras luar rumahnya menatap hujan,dari kejauhan terlihat Ika yang sedang kelelahan dibawah guyuran hujan,Rizal bergegas berlari menghampiri Ika.Mereka saling mengurai senyum kecil ,tidak ada percakapan apapun hanya saling tersenyum hingga akhirnya dari belakang Ika terlihat satpam dan pembantu turun dari mobil ingin menghampiri mereka,senyuman mereka hilang seketika .Ika ditarik kedalam mobil, ia pasrah.Rizal hanya terpaku diam melihat perpisahan itu,kepala Ika keluar dari jendela mobil melambaikan tangan dengan respon sedih,Rizal juga melambaikan tangannya kearah Ika disertai sebuah air mata yang mengalir deras tersamar hujan yang ikut-ikutan deras.

******

Bertahun –tahun dari kejadian itu…

Mereka sama sekali tidak pernah berencana bertemu di kemudian hari,mereka hanya mempunyai keyakinan suatu saat akan dipertemukan kembali.Rizal telah menjadi mahasiswa di Universitas Indonesia ,universitas yang menjadi impiannya.Ia menjadi mahasiswa ekonomi akuntansi .Siapa yang menyangka,seorang anak penjual bakso bisa menjadi mahasiswa di Universitas paling favorit negeri ini.Ia melawan keterbatasan materi dengan keluarbiasaan semangat meraih mimpi,sepertinya ini bisa menjadi pelajaran bagi anak-anak diluar sana untuk bisa menaklukan mimpi meski di lingkupi keadaan yang terbatas.Rizal menjadi penerima beasiswa penuh dari pemerintah.

Saat kejadian yang tak terduga menerpanya,ia sedang menjadi panitia Ospek mahasiswa baru ,sebagai mahasiswa semester tiga Rizal sangat aktif berorganisasi di kampus .

Takdir melaksanakan sesuatu yang belum direncanakan.Rizal dengan rambut panjang keritingnya yang diikat belakang ,tubuh kurus tinggi ,dan wajah yang tampan memberi arahan kepada setiap mahasiswa baru di fakultas ekonomi .Mata bulatnya berhenti pada seorang mahasiswi berwajah Cina,wajah itu tidak asing di mata dan ingatan Rizall,dia tatap lamat-lamat hingga akhirnya Rizal berlari mendekati mahasiswi itu,“Ika..Kamu Ika” ucapny pelan dan gugup.

Mata sipit mahasiswi itu kaku tidak menyangka “Rizal…”.Reflek mahasiswi itu memeluk Rizal “Iya aku Ika,Rizal”.

Pelukan itu berisi kerinduan yang menumpuk maha beratnya,pelukan menarik rasa lelah rindu untuk menjadi lega.Ini seperti adegan film cinta yang direalisasikan didunia nyata.

Rizal dan Ika sangat dekat sekali setelah pertemuan itu,mereka menjelma bukan hanya menjadi seorang sahabat masa kecil yang dipertemukan lagi di masa dewasa,mereka menjelma menjadi sepasang kekasih yang dipenuhi cinta saling mengisi rongga kelemahan dan saling memberi apa yang menjadi keunggulan pada diri mereka.Saat jatuh cinta seperti itu kalian tidak akan peduli apa tantangan yang akan diberikan Tuhan untuk cinta kalian,kalian hanya peduli setiap tantangan cinta apapun itu akan dihadapi bersama.Begitulah dengan Rizal dan Ika mereka tidak mengira jika tidak restunya orang tua Ika pada Rizal akan sangat menghalangi tujuan akhir cinta mereka yaitu menikah.

Rizal yang sudah lulus kuliah dan telah bekerja di perusahaan swasta Jakarta Barat,memberanikan diri mengajak kedua orang tuanya yang telah pensiun sebagai penjual bakso untuk bertemu dengan Papa Ika.Bukannya keramahan yang diterima oleh keluarga Rizal,justru hinaan dan pengusiran yang mereka terima.

“Kau sama sekali tidak pantas untuk anak saya.Bawa orangtuamu pulang,” Papa Ika didepan pintu mengusir Rizal dan orang tuanya.Ika menangis tersedu-sedu dibalik jendela kamarnya ,Rizal menatap tangisan Ika yang buram itu dengan wajah lesu.orang tua Rizal diam tidak enak hati mendengarnya ,ayah Rizal menarik tangan anaknya menjauh dari rumah itu.

Setahun kemudian kisah cinta mereka masih ada meski jarang terjadi pertemuan diantara Rizal dan Ika,pertemuan mereka berlangsung diam-diam.Ika telah bekerja di perusahaan Papanya ,ia sangat dihormati diperusahaan yang bergerak dibidang properti itu.

”Ika,bulan depan aku akan berangkat ke Amerika.Aku dapat tugas disana selama tiga tahun,tunggu aku ya di Indonesia.Aku janji aku akan mengubah nasibku jauh dari bayangan orang-orang,aku janji Ika,aku akan melamarmu ” Rizal memberi tau Ika tentang keberangakatnnya saat mereka sedang makan siang bersama .

Ika terdiam,ia hanya mengangguk kecil ”Aku akan menunggumu ” .Rizal mengeluarkan cincin dari kantongnya,ditaruhnya cincin itu di jari manis Ika.siang ketika panas sedang terik-teriknya berkeliaran ternyata di hati mereka sedang ada kesejukan yang dinamakan cinta.

Di New York Rizal sangat berjuang menepis semua hambatan,ia mengalahkan logika ,ia menjadi salah satu pimpinan di perusahaan itu .jenjang karirnya meningkat melesat jauh keatas ,semua pekerjaan yang dianggap tidak mungkin oleh orang lain,ia ubah menjadi mungkin dan berhasil.Hanya saja setelah tiga tahun di New York,Ika memutuskan komunikasinya  sama sekali.Hal itu terkadang menjadi pikiran Rizal,ia tidak mungkin pulang ke Indonesia karena sudah berjanji akan pulang ketika ia berhasil .Waktu kepulangan Rizal ke Indonesia  menjadi lebih dari lima tahun di saat usianya tiga puluh tahunan,ia yakin Ika masih menunggunya dengan cinta.

Rizal datang kerumah Ika dengan maksud memberikan kejutan kedatangannya,Rizal tampak lebih percaya diri.Beberapa bel ditekannya dengan tidak sabar,belum juga ada yang keluar dari rumah .Rumah besar itu terlihat telah berubah warna,saat hampir bosan menekan bel,pembantu Ika membuka pintu rumah.

“Ika ada Bik,” tanya Rizal kepada pembantu Ika yang sudah mengabdi pada keluarga Ika semenjak puluhan tahun yang lalu.

Pembantu Ika melihat Rizal dengan sedikit kaget,’Dek Rizal…” ia tahu persis wajah Rizal.

“Iya saya Rizal Bik,Ika ada” Rizal mengurai senyum tipis.

Pembantu Ika  menatap Rizal dengan malangnya,seakan iya ingin mengkasihani Rizal yang baru saja tiba di rumah itu ” Ayah Ika sudah meninggal ,dan sekarang Ika..” pembantu ika menghentikan bicaranya,seperti kurang yakin untuk melanjutkan kalimatnya lagi

Saat seperti itu Rizal hanya menunggu dengan diam tanpa memaksa.Dikala jeda tanpa bicara,muncul mobil sedan hitam masuk kehalaman rumah Ika.dari sedan itu turun seorang pria tampan tinggi rapih,tidak lama kemudian wanita lain turun dari mobil itu juga.”Ika,…..” Rizal berucap tidak percaya.

“Maaf,anda siapa?” tanya pria itu sambil berjalan mendekati pintu masuk rumah tempat Rizal berdiri.Ika menyusul menyamakan langkah dengan pria itu.

“Aku..aku..” jawab Rizal dengan kebingungan

“Dia teman kecil aku sayang,Rizal perkenalkan ini suamiku” ujar Ika dengan tatapan mata meyakinkan.

Entahlah apa yang ada dikepala Ika ketika memperkenalkan suaminya ke Rizal dengan santainya.

“Oh..maaf tadi saya hanya ingin bertemu ayah Ika,tapi ternyata..,saya turut berduka cita” Rizal langsung meninggalkan tempat itu ia masuk ke mobilnya dengan terburu-buru menahan kesedihan yang luar biasa sadisnya.

Mengendarai mobil dengan kesedihan,Rizal ingin menangis ,cinta yang diharapkan menunggunya pergi dengan orang lain.Hari itu bukannya hanya Rizal ikut turut berduka cita kepada Ika tentang Papa Ika yang telah meninggal,Rizal juga berduka cita untuk cinta yang telah bertabur penghianatan.Rizal tidak menyangka sebuah janji untuk menunggu harus dikhianti begitu saja oleh Ika,padahal disana Rizal selalu mencintai Ika .Kejadian itu menyempitkan rongga dada Rizal dengan kesedihan .

Tidak perlu waktu lama setelah kejadian itu,ia melupakan cintanya,ia mencari kesibukan lain.Menerima tawaran memimpin sebuah perusahaan di Belanda.Hingga sekarang ia menetap disana tanpa cinta yang mendampinginya,Rizal menikmati hidupnya sendiri bertahun-tahun lamanya

******
Saya       : Paman pernah meminta alasan kenapa Ika tidak mau menunggu paman?

Paman   : Beberapa kali Paman sering berpikir untuk meminta alasan itu (Paman menyeka air  matanya),tetapi paman takut merusak kebahagiaan Ika dengan suaminya.

Saya       :Bukannya memutuskan suatu tanpa alasan akan memberi rasa penasaran yang luar biasa?

Paman  : Paman tidak ingin mengkasihani diri Paman dengan harapan-harapan yang tidak pasti,bukankah jika Paman tau alasan Ika akan membuat paman terus berharap.Lebih baik rasa sakit cinta menjadi alasan paman untuk terus mengarungi kehidupan.Hal terpenting,paman mempunyai kenangan manis bersama wanita yang paman cintai.

Saya       : menurut Paman,bahagia itu apa? (Tersenyum tipis).

Paman  :Bahagia?,bahagia itu ketika masih punya cinta di hati hingga akhir dunia.

Saya       : (tersenyum,terharu )

Cinta itu hanya satu,satu-satunya untuk orang yang paling kau cintai”.

  Hei hei hei hei.. mimpi, datang kini
  Hanyalah kau, Kau sayang
  Cintaku kau, Kau sayang
  Cintaku kau.. sayang
  Dengarlah

Inspirasi "kau yang kusayang" d'masiv

Tidak ada komentar:

Posting Komentar