Daun yang jatuh di tanah tidak terdengar suaranya ,seperti aku yang jatuh cinta kepadamu tanpa menyuarakannya @suparmaaan

Senin, 06 Januari 2014

Memilih atau tidak memilih




Tulisan kenangan kesedihanku ini bukan untuk cari perhatian agar kamu terkesan,ini hanya secarik tulisan kenangan.

Saat kamu pergi,dulu aku beranggapan jika melupakanmu itu mudah,semudah perkenalan kita.Apalagi kamu yang memutuskan akan pergi  bukan aku yang menyuruh pergi.Kamu ingat? Perkenalan kita yang terjadi di masa sekolah,kamu duduk dibelakang bangku-ku,sebuah posisi duduk yang menjadi awal perkenalan kita.Melupakanmu adalah hal tersulit yang pernah aku temui di dunia ini.Dan kini baru aku sadari semua hatiku itu telah dicuri olehmu yang pergi karena salah mengartikan jawabanku yang tidak memilihmu.Waktu itu kamu hanya memberi 2 pilihan “memilihmu atau tidak memilihmu”,aku berkata “tidak memilihmu” dengan alasan sekarang aku telah mempunyai kekasih dan aku menghargai kekasihku ,meski kenyataannya aku lebih mencintaimu.Ini jujur sebenarnya aku mencintaimu semenjak kita bersama sebagai sahabat.

Saat masa sekolah aku mempunyai perasaan cinta yang jatuh dari mata turun ke hati lalu dari hati naik ke mata menjadi tangis.Aku menangisimu karena aku bungkam tidak mau berkata cinta padamu .Aku melakukan pencekalan kepada hatiku sendiri.Aku ini seorang wanita tidak mungkin mengatakan cinta duluan,meski kata rakyat Indonesia  sudah jamannya emansipasi.Tidak-tidak aku tetap tidak bisa.Wanita itu bagiku tugasnya menunggu ada yang mengatakan cinta, bukan mengatakan cinta.Dan dimasa itu aku menunggumu mengatakan cinta.Aku bersandiwara didepanmu dengan hanya menunjukan perasaan sebagai sahabat saja,itulah mengapa aku menangisimu sebelum tidurku.Sebuah tangis yang paling bijaksana menurut versiku karena menahan perasaan cinta yang terjerembab dalam hati saja.

Dimasa kuliah ada seorang pria yang mengatakan cinta padaku,cinta yang dia kejar-kejar dariku.Lalu aku taklukan hatiku untuk menerima pria itu,bukan pria itu yang menaklukkan hatiku untuk menerimanya ,karena pada masa itu aku tlah frustasi menunggumu.Aku memilihnya karena dia memilih mengatakan cinta padaku,tidak sepertimu yang hanya diam meski sesekali aku terggoda untuk memberi kode cinta padamu.

Kamu mengetahui jika saat itu aku telah mempunyai kekasih,dan kamu hanya merespon biasa saja seolah itu adalah sebuah kejadian biasa.Respon yang tidak aku harapkan darimu,karena aku kira kamu akan membuat gerak gekstur tubuh cemburu.

Babak demi babak kehidupan terjadi seolah aku salah memilih kekasih.Aku sering kecewa dengan kekasihku,dia begitu egois,setiap kesalahannya harus kuakui sebagai kesalahanku dan selalu aku yang meminta maaf duluan.Kekasihku seringkali mengabaikanku dalam  setiap hari yang kami jalani,mungkin saja dia mulai bosan dengan hubungan kami .Pengabaian kekasihku membuat mataku mulai redup kecewa seperti nyala lilin dengan sumbu yang sebentar lagi habis,padam karena tak berdaya. Disaat itu terjadi aku membutuhkan sentuhan perhatian yang membuatku nyaman.Kamu hadir dengan membawa segenggam kasih sayang yang tak pernah kudapatkan dari kekasihku.Lakon tingkahmu menjadi bahan pertanyaanku pada hati.Kenapa kamu bisa seperti ini saat aku sudah mempunyai kekasih?.

Disaat sepi tanpa hiruk-pikuk perhatian kekasihku ,hal yang aku lakukan adalah berlari mencarimu ,bukan kekasihku.Aku menikmati cinta yang kamu berikan,aku tau ini adalah kesalahan.Hingga akhirnya kesalahan itu menimbulkan polemik perkara tentang sebuah pilihan.Kamu mengatakan cinta padaku.Pengakuan cinta yang aku tunggu-tunggu dulu ,namun setelah tidak kutunggu justru kamu mengatakan pengakuan itu.

Hari-hariku diselimuti bimbang melamun dalam tanya memilihmu dengan kejujuran hatiku atau tidak memilihmu dengan logikaku yang berkata jika aku tlah mempunyai kekasih.Hati menyuruh memilihmu namun kenyataan logika menyuruh tetap bersama kekasihku.Aku sadar jika kekasihku belum tentu mencintaiku lebih besar dari cintamu,apalagi kamu mengakui jika kamu mencintaiku dari dulu.

Waktu itu aku tidak memilihmu,aku lebih memilih kekasihku.dan akhirnya kamu memilih pergi dari kehidupanku

Aku bersugesti jika aku tegar saat kamu pergi,ketergaranku runtuh berserakkan menjadi keping-keping kesedihan.Aku sadar aku belum bisa bersamamu,karena bagaimanapun aku tlah mempunyai kekasih.
Teringat saat hari dimana kamu pergi meninggalkanku .Aku mengira akan baik-baik saja karena aku  masih mempunyai kekasihku ,tapi berjutaan alasan untuk menafikkan jika ada kamu atau tidak ada kamu aku tetap bisa mencinta,ternyata salah.Aku tidak mampu tanpamu.Kamu tak tergantikan ,meski dengan kekasihku sekalipun.Cinta adalah salah satu mata air kehidupan namun cinta juga bisa menjadi salah satu air mata kehidupan.

Akhir setelah kepergianmu aku merasa kesepian, kekasihku tidak mampu membuatku bahagia,aku ingin memilihmu setelah kehidupan kebersamaanku dengan pacarku ini.Perpisahan antara aku dan pacarku hanya masalah waktu.tapi aku tau saat aku ingin kembali padamu lagi,kamu belum tentu menerimaku,mungkin nanti kamu tlah memiliki kekasih,dan mungkin kesakithatian telah melenyapkanku dari hatimu.

Sekarang disaat aku telah pergi dari kekasihku ,aku tidak bisa memintamu kembali ,karena seorang lelaki jika memilih melangkah kedepan pantang baginya kembali kebelakang.Kamu tlah pergi bersembunyi mengatur jarak dan tempat persembunyian dariku.Aku ingin memberitahumu jika pada saat kamu pergi,kekasihku semakin brutal mengabaikanku bahkan cintanya palsu,dan disaat itu kamu tidak lagi bersamaku untuk menghibur tangisku.

Tatapanku semakin kosong menghadap masa lalu,pikiranku semakin dejavu menggulang kisah-kisah bersamamu dalam Angan.Dimanapun hatimu kini,aku menyesal tidak memilihmu hingga kamu memilih pergi dan akhirnya aku memilih sendiri,

Aku akan menulis namamu pada puisi yang tidak dapat diterjemahkan oleh siapapun kecuali aku.

Puisi dengan jejeran huruf yang merangkai kalimat cinta berantakan karena salah mengartikan  keadaan. Malamku selalu menciptakan gelisah ,tanpa henti kukecup masa lalu,hingga erotisme kenangan mengairahkan airmata untuk tumpah ruah.

Aku harap meski kita tidak bersama,kau tetap menyisipkan ingatan kebersamaan kita diwaktu luangmu.Biarkanlah setiap waktu aku menyeka rintik air dipelupuk mata ketika aku sedang berbincang dengan kenangan.

Ada rasa penyesalan disaat proses melupakan,begitu juga ada rasa ketakutan jika nanti berhasil melupakan.Aku memilih terbujur kaku pada rasa rindu yang haru.

Dari aku sang pembuat onar hatimu dulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar