Daun yang jatuh di tanah tidak terdengar suaranya ,seperti aku yang jatuh cinta kepadamu tanpa menyuarakannya @suparmaaan

Minggu, 29 Desember 2013

Twitter of Love : Cerita akibat ngemention orang yang belum dikenal.


Gue Bara Oktavian,temen-temen gue biasa manggil gue Bara.Gue seorang  Cowok berkacamata  yang sangat menyukai musik.Umur gue sekarang 24 tahun ,beberapa tahun yang lalu gue pernah ngerasain jatuh cinta bahkan cinta itu masih ada sampai sekarang.Sebuah cinta yang datang seketika tanpa rencana dan cinta ini sepertinya akan berumur panjang dihati,cinta yang sederhana namun tidak diberikan untuk orang tercinta dengan seadanya.Terciptanya pertemuan mungkin untuk munculnya perpisahan itulah yang ditakdirkan Tuhan.Gue masih mencintainya tapi takut jika harus diberi kesempatan berhadapan dengannya lagi ,karena dihadapannya dan memandang wajahnya-lah gue bisa meneteskan air mata.


Cinta ini bermula dari dunia yang tak nyata,dunia yang disebut dunia maya.Twitter of love sebutan untuk kisah cinta gue ini.Gue mungkin termasuk kategori selebtweet karena followers gue hampir seratus ribu di tahun 2011-an dan gue juga cukup loyal dengan yang namanya followback mangkanya following gue bisa setengah dari followers gue.Kebiasaan gue sehari-hari ngetweet hal-hal galau,absurd,kocak,dan terkadang juga ngomentarin tweet orang .Hingga suatu hari gue ngebaca tweet seorang cewek yang lagi galau,

Tweet pertama @Dea_****                                                                                                               Hari ini apes banget,dari pagi ampe siang ada aja masalah.exit 

Tweetkedua@Dea_****                                                                                                                       Tapi kalo uda pulang kerumah rasanya semua masalah jadi lenyap.               

Gue merasa tertarik untuk ngomentarin tweet nih cewek,dan dengan maksud bercanda gue ngemention dia,

@Bara******                                                                                                                                             Katanya mau exit dari twitter tapi masih aja ngetweet:p  RT@Dea_****: Hari ini apes banget,dari pagi ampe siang ada aja masalah.exit

Beberapa detik kemudian muncul pemberitahuan dihape yang menandakan ada mention yang masuk di twitter,awalnya gue hanya menemukan mention-mention yang gak terlalu menarik dari followers gue,lalu arah mata gue terhenti oleh balasan mention dari @Dea_****                                                                   

@Dea_****                                                                                                                                                Suka2 gue,bukan urusan lo @Bara******

Kamfrett gue kesel setengah mati ngebaca mention dari tuh cewek ,setelah ngebaca mention itu gue gak balas lagi mentionnya. Hari itu mood gue berubah jadi jelek.

Beberapa hari kemudian gue uda mulai lupa dengan kejadian mention yang bikin kesel.Waktu itu sore hari menjelang magrib,gue iseng buka-buka DM yang masuk di twitter,ternyata tadi siang akun @Dea_**** mengirim DM ke gue.

“Kok kita bisa saling Follow2an sih.Lo follow gue duluan kan?.Lo siapa? kok lo sok kenal banget sama gue.Kita saling kenal?”

Gue tertegun membaca DM dari dia.Darah gue terasa naik penuh emosi.Dituduh sok kenal dan dibilang ngefollow dia duluan membuat hati semakin berang penuh amarah.Padahal gue sama sekali gak pernah ngefollow orang duluan sebelum tuh orang ngefollow gue.Karena kesal gue balas aja DM dia dengan sekenanya.

“Lo kali yg follow gue duluan.Yauda tinggal Unfollow aja apa susahnya,lagian juga gak saling kenal”

Setelah gue ngebalas DM itu,justru  @Dea_****  ngajakin gue ketemuan,entah bermaksud apa,mungkin dia ingin memastikan aja kalo gue dan dia memang gak pernah saling kenal.Awalnya gue gak mau ketemuan sama dia,tapi karena rasa penasaran wujud cewek yang menyebalkan ini membuat gue setuju ketemuan.

@Dea_**** ngirim DM lagi ke gue,                                                                                                         
“Lo yang atur ketemuannya dimana,lo kan cowok.Sini nomer lo biar lebih gampang ngehubunginya”

@Bara******                                                                                                                                                       “Ehh lo yg ngajakin gue ketemuan masa gue yg ng atur tempatnya.Ini  nomer gue 08**********”

Gue semakin kesal sama nih cewek.Dengan sangat terpaksa gue yang ngatur tempat ketemuannya.Kami pun sepakat untuk bertemu  di salah satu kafe daerah kemang tempat gue sering menyalurkan hobi .Ya di kafe itu gue sering nyanyi sambil akustikkan.Selain aktifitas hobi itu,gue beraktifitas sebagai mahasiwa semester akhir yang belum berencana tamat dan juga mempunyai usaha Factory Outlet.Gue berasal dari keluarga yang termasuk berkecukupan.Karena pukul 8-9 malam gue akustikannya maka kami sepakat untuk bertemu pukul 9 malam,tepat pukul 9 malam gue turun dari atas panggung.dan seketika hape berdering...

“Halo..Iya sabar ini gue baru selesai ,Lo uda dimana”tanya gue ketus

“Gue uda dimeja nomer 15.Langsung kesini aja,uda dari jam 8 gue dateng merhatiin lo nyanyi”

Idih ini cewek niat banget.Kaki gue melangkah menuju meja nomer 15,dan saat gue dihadapannya dia langsung berdiri.

“Gue Dhea Rahmadina ” Dia menjulurkan tangannya mengajak bersalaman,petanda awal perkenalan kami.

Entah kenapa gue terpaku diam dihadapannya.Niat awal yang semula pengen marah-marah berubah seketika menjadi terpesona melihat wajahnya yang cantik.Wajah dengan kecantikan natural,wajah oriental yang terlihat semakin cantik dengan rambut panjang terurai.

“Ehh hallo..Gue Dhea..” Suara cewek ini membuyarkan lamunan gue.

“Maa...Maaaf iya gue Bara Oktavian.Panggil aja Bara”

“Gue Dhea,ternyata nama panggilan kita sama dengan nama akun twitter kita juga hehe”

Selama pertemuan itu seolah gue melupakan niat awal marahin dia yang beberapa hari lalu bikin gue kesel didunia maya.Sikap dia di dunia nyata dan maya sama sekali berbeda.Di dunia nyata kami bisa nyaman mengobrol tanpa kalimat menyebalkan.Diawal pertemuan itu kami mengobrol masalah basa-basi biasa,ternyata Dhea itu adalah kakak tingkat gue sewaktu SMA,gue kelas 10,Dhea kelas 12 .

******

Setelah pertemuan itu hubungan gue dan Dhea semakin akrab.Dia ternyata seorang Ibu muda dari seorang anak laki-laki berumur 3 tahun.Suami Dhea pergi memilih perempuan lain menemani hidupnya,ia pergi tanpa pernah mengurus masalah perceraian dengan Dhea.Suami Dhea yang usianya 5 tahun lebih tua darinya adalah seorang staf di perusahaan asing yang mempunyai cabang perusahaan di Jakarta .

Dhea merupakan anak yatim piatu yang semasa kecilnya hingga tamat SMA hidup di panti asuhan,setelah tamat SMA dia kerja menjadi resepsionis di perusahaan tempat suaminya bekerja,ituhlah awal pertemuan yang membuat mereka bisa menikah.Dhea menikah muda di umur 19 tahun,dan saat anaknya baru berumur 1 tahun,Rizal suaminya pergi begitu saja dari Apartement mereka tanpa pernah menghubungi.Saat itu Dhea sudah tidak bekerja lagi di perusahaan tempat Rizal juga bekerja.Berulang kali dia selalu gagal menemui Rizal di perusahaan itu hingga akhirnya dia pasrah dan memilih untuk hidup berdua saja dengan anaknya.Dhea tinggal  bersama anaknya dan seorang mbok yang membantu pekerjaan rumah.Dengan status single parent Dhea kembali bekerja disalah satu perusahaan asuransi demi mencukupi kebutuhan hidup.

Gue yang dulu berkomitmen tidak ingin jatuh cinta lagi karena pernah disakiti dengan cinta,tiba-tiba setelah bertemu Dhea dan menjalin komunkasi yang rutin dengannya,gue merasakan cinta kembali ,rasa cinta muncul tanpa permisi.Cinta gue muncul tanpa memandang status Dhea,Yaa itulah cinta bisa hadir pada siapapun dan mencintai untuk siapapun sesuai yang dikehandaki hati.The heart wants what it wants. There's no logic to these things..

*****

“Bar..Barr tolong gue,gue bingung mesti minta tolong siapa sekarang .Dalam otak gue cuma lo yang bisa menolong gue sekarang.Anak gue panasnya tinggi,dari tadi gak berhenti nangis,gue binggung ini uda tengah malam,Mbok juga binggung mesti gimana” desah Dhea dengan terisak diujung telpon.

“Tunggu gue Dhe,30 menitan gue uda tiba.Gue otw kesana sekarang” Tanpa berpikir dua kali gue langsung menuju mobil..

Setelah tiba di Apartement Dhea ,gue kaget melihat dia yang menangis panik  sambil menggendong anaknya , panas tubuh Rafa anak Dhea tinggi sekali .Seketika gue langsung mengambil Rafa dari gendongan Dhea ,sedangkan Dhea mengikuti gue dari belakang menuju mobil.Gue melajukan mobil dengan kecepatan tinggi dan hati yang cemas memikirkan keadaan Rafa.Gue juga gak tega melihat air mata Dhea yang berjatuhan dibangku sebelah gue nyetir.

“Orang tuanya Ananda Rafa” tanya dokter ketika keluar dari kamar pemeriksaan anak.

“Iya dok saya ayahnya Rafa” jawab gue.

Mendengar ucapan gue,Dhea menatap gue dengan tidak percaya.

“Rafa kena tifus pak”dokter memberitahu keadaan Rafa.

Dhea kembali menangis meski tidak sampai terisak ,tetapi air mata yang jatuh dibulir pipinya itu menandakan kesedihan yang mendalam.Hati gue merasa iba dan kasian melihat Dhea.perempuan ini terlalu berat menjalani hidupnya.

 “Dhea gue mencintai lo ,tapi gue belum berani mengungkapkannya,gue takut lo gak percaya cinta gue ini”  kata gue dalam hati.

Gue datang kerumah sakit setiap hari selama seminggu Rafa dirawat,terkadang gue dan Dhea juga bergantian menjaga Rafa karena Dhea harus kerja dan Mbok ngejaga rumah.Setelah Rafa sudah pulang kerumah,gue semakin rutin menjengguk sekaligus main kerumah Dhea,gue juga menawari diri untuk ngantar Dhea kerja,dan juga merawat Rafa selama Dhea sibuk.Kebetulan waktu itu semester ganjil dan gue memang bermaksud untuk cuti kuliah.Meski Dhea sering meminta gue untuk tidak perlu repot-repot membantunya tapi gue bersikeras tetap ingin membantunya.ahh ini lah cinta.

“Gue gak mau nyusahin lo Bar.gue gak enak hati” ucap Dhea dengan wajah yang muram.

“Gue gak ngerasa di susahin sama lo Dhe,gue justru seneng ngelakuin ini semua,daripada ngeliat lo dan Rafa kenapa-napa lebih baik gue berbuat sesuatu seperti ini.Gue bahagia kok bisa deket sama Rafa” Gue tatap mata Dhea lekat-lekat ,seolah ingin memberitahu jika gue tulus melakukan ini semua.

“Makasih Yaa Bar,seharusnya Rizal ayah kandungnya Rafa yang ada disini” Air mata Dhea jatuh perlahan.Dhea berusaha menghapus air matanya agar terlihat tegar didepan gue,namun sia-sia belaka karena sejenak kemudian air matanya jatuh kembali. “Bar lo gak nyanyi di kafe lagi” tanya Dhea mencoba mengalihkan pandangan gue kearah matanya.

“Enggak Dhe,lagi Break dulu .Gue mau nyanyi buat Rafa aja hehe”

Gue menjadi figur ayah bagi Rafa,setiap hari gue selalu mampir ke Apartement-nya Dhea sekedar ingin bermain-main dengan Rafa.Sesekali gue ngajak Dhea dan Rafa jalan-jalan berlibur.Ada kejadian lucu sewaktu gue dan Dhea membeli mainan untuk Rafa di pasar gembrong,

“Bang ini mainannya berapaan?” tanya gue ke abang penjual mainan.

“40ribu pak,ini aman kok dimainin anak-anak”


“20 ribu aja deh bang?”Tawar gue

“Ya pak,untung saya jual 40 ribu aja cuman sedikit,apalagi kalo saya jual 20 ribu pak.Gak dapet untung”jawab penjualnya dengan raut muka yang bikin gue kesian.

“Kesian amat,untungnya kecil yaa.Yauda deh  bang biar untung gede,saya tawar 100 ribu” Seketika suasana hening *krikk.

Temen-temen gue sering memandang sinis kedeketan gue dan Dhea.Pernah suatu hari ketika gue lagi jalan bareng Dhea dan Rafa,kami bertemu salah satu teman gue,mereka menganggap gue hanya dimanfaatin Dhea  padahal gue ngelakuin ini semua tulus karena faktor cinta dalam hati.Pemikiran yang tak berdasar dari teman gue membatasi diri gue untuk bergaul dengan mereka.Dhea merasa gak enak hati sama gue.

*****

 “Sana makan dulu Bar,gue masak Ikan gurame sambel kesukaan lo,dari siang sampe sore lo belum nyentuh makanan,Rafa aja uda 3 kali makan .Emang lo gak ada aktifitas setiap hari libur kayak gini Bar.Gue perhatiin seharian setiap weekend lo maen sama Rafa,gue takut aktifitas lo terganggu Bar”

“Ikan guramenya pedas gak  Dhe?,nanti kayak kemaren malah asin rasanya hehehe” ledek gue .Dhea pun tersenyum lalu gue mengikuti Dhea menuju meja makan sambil mengendong Rafa.

Kedekatan gue dengan Rafa semakin intensif layaknya seorang ayah dan anaknya.Gue uda hampir setaun akrab dengan mereka,gue ngerasa mereka adalah bagian dari hidup gue.Rafa mengenali semua yang berhubungan dengan gue,seringkali ketika gue baru datang dan bersuara ,Rafa sudah tertawa girang mendekati gue sambil berceloteh tak jelas namun dengan raut muka bahagia,tangan-tangan kecil Rafa memeluk kaki gue,spontan melihat Rafa gue langsung memeluknya dan mengangkatnya tinggi-tinggi,Rafa pun tergelak kesenangan.

Dhea sering memandangi keakraban gue dan Rafa dengan mata yang berbinar,ia menyadari Rafa membutuhkan sosok seorang ayah,dan gue lah yang mengisi posisi itu bukan ayah kandungnya ,hal yang paling mengetarkan hati gue ketika Rafa memanggil gue paa dari bibir lugunya.Gue pun ngerasa bahagia.

“Bar lo uda cocok jadi ayah yaa meski umur lo masih belum cocok hehe.Cepetan cari cewek gy.Gue takut semua Cewek ngira lo uda punya istri gara-gara deket sama gue Bar,atau jangan-jangan lo gak suka cewek” ucap dhea diselingi tawa kecil.

Gue yang mendengar itu hanya tersenyum sambil menatapnya sekilas.Dalam hati gue mengeluh sampai kapan gue harus menahan diri untuk tidak mengungkapkan perasaan gue yang sebenarnya pada Dhea.Gue pura-pura gak jatuh cinta padahal kepura-puraan gue itu bikin hati gue sakit.Gue takut Dhea belum begitu yakin dengan cinta gue,apalagi orang tua gue uda tau kalo gue dekat dengan Dhea .Orangtua gue tau semua tentang gue dan Dhea dari Siska mantan pacar gue,yaa Siska menceritakan semua tentang asal usul Dhea ke orang tua gue,entah dari mana Siska  bisa tau riwayat Dhea,mungkin karena Siska uda terlalu dendam sama gue yang nolak dia saat ngajak balikan jadi pacar gue lagi,padahal Siska dulu yang mutusin gue gara-gara lebih terpikat sama seorang cowok yang lebih dewasa,mapan,dan ganteng,hingga dia sadar kalo pilihan dia itu seorang playboy.

Orangtua gue melarang menemui Dhea dan Rafa ,tapi gue tetap memilih bertemu mereka dengan cara gue sendiri tanpa diketahui mereka..

*****

Gue sangat memanjakan Rafa ,dan hari itu gue sengaja beli kue ulang tahun buat Rafa yang baru saja merayakan hari lahirnya.Ketika gue baru masuk ke kamar Apartement mereka ,Rafa langsung menghampiri dan membuat gue gemes ,kami meniup lilin bersama-sama,Dhea hanya tersenyum ,sedangkan Mbok hanya terpaku haru  ngeliat gue dan Rafa.

“Selamat ulang tahun Rafa,tahun ini kamu uda masuk sekolah.Nanti kalo uda banyak temen disekolah,Rafa gak mau main ama paa lagi.”

“Bar jangan terlalu manjain Rafa”tegur Dhea ke gue.

“Siapa yang manjain.Iya kan Rafa” sahut gue sambil tetap bermain sama Rafa

Kadang kalo uda ketemu Rafa gue sering lupa waktu,gue bisa berbaring dilantai berguling-guling bermain bersama Rafa.Gue menghentikan aktifitas gue sama Rafa ketika melihat Dhea muncul di hadapan kami.Ia segera mendekap Rafa dan beranjak berdiri sambil berkata “Bar kemaren ayahnya Rafa nelpon,dia pengen ketemu gue dan anaknya nanti malem.Gue mau mandiin Rafa dulu.”

“Gue ikut ngantar lo dan Rafa ya Dhe.Gue takut mantan suami lo berbuat sesuatu yang tidak menyenangkan”

“Gak perlu Bar,gue bisa sendiri kok.Dia gak mungkin ngapa-ngapain kami.Gimana pun juga Rafa ini anak kandungnya.Lagian kami juga belum cerai secara resmi,hanya cerai secara agama”

Perasaan gue sekitka hancur mendengar ucapan Dhea.Hati gue terasa sakit banget,namun gue tetap maksa menemani mereka,minimal mengantar ketemu Rizal.

*****

Gue hanya mengantar sampai restoran tempat mereka akan ketemuan dengan Rizal mantan suami Dhea.Dhea menyuruh gue gak perlu ikut ke dalam dan juga menyuruh segera pulang,tapi diam-diam gue tetap mengikuti mereka .Selama bertemu dengan suaminya Dhea terlihat diam,dan suaminya entah berbicara apa hingga membuat Dhea menangis,Rafa juga tidak mau lepas dari dekapan Dhea ketika Rizal ayah kandungnya ingin menggendong, mungkin bagi Rafa, Rizal terasa asing karena uda lama gak bertemu.

Gue hanya melihat mereka dari meja yang berjauhan,namun ketika gue ngliat Dhea kembali menangis meski air matanya uda di seka berulang kali,gue segera mendekati mereka dan langsung memukul Rizal.Pukulan gue telak membuat Rizal yang belum siap menerima pukulan gue jadi tersungkur jatuh dari bangkunya.

Plak...Dhea menampar Gue “Lo kenapa Bar.Lo gila ya,ini ayah dari anak gue” respon Dhea ke gue melihat kejadian itu,gaya bicaranya juga dengan nada yang tinggi.

“Cowo ini gak tau diri Dhe,dia uda bikin lo nangis lagi”

“Pergi lo dari sini Bar..pergi..” ucap Dhea sambil terisak,lalu membantu Rizal berdiri,hidung Rizal berdarah akibat pukulan gue tadi.

Dhea  menyuruh gue pergi dari hadapannya.Gue berusaha menjelaskan semuanya namun Dhea tetap tidak peduli.Gue berharap ucapan kemarahannya yang tidak seperti biasa itu adalah sebuah akting untuk memberi kejutan ke gue seperti acara-acara di televisi,namun harapan gue salah,Dhea benar-benar marah sama gue.

Setelah kejadian itu gue sama sekali tidak mendengar kabar Dhea ,bahkan saat ke Apartement nya selalu kosong.Hilangnya Dhea dan Rafa dari hidup gue juga merupakan hilangnya kebahagiaan gue.

Hingga beberapa bulan setelah kejadian itu,Dhea menghubungi gue kembali,dia ngajak ketemuan ditempat pertama kali kami bertemu.Meja nomer 15 kafe kemang.

Gue datang dengan bahagianya ke kafe itu.Rasa rindu ini sudah menumpuk.Malam ini dhea datang sendiri,gue segera menghampiri Dhea dan duduk dihadapannya persis seperti posisi duduk awal kami bertemu berkenalan.

Dhea menghela napas secara perlahan “Apa kabar Bar?”

“Baik Dhe,lo apa kabar? Rafa gimana?”

“Gue baik-baik aja.sedangkan Rafa kurang baik keadaanya ,uda beberapa minggu ini Rafa sering mengigau ,badannya juga panas .Dia sering nyebutin nama lo dan nanyain lo paa Bara katanya.Bahkan ayah kandungnya sendiri dia panggil oom,tapi nanti juga dia bisa manggil ayahnya dengan sebutan papa,tinggal masalah waktu aja .Sekarang Rafa sama ayah kandungnya dirumah kami,gue gak tinggal di  Apartement lagi,gue uda balikkan dan rujuk  sama Rizal”

“Dhe lo balik lagi sama Rizal? Rizal uda pernah nyakitin lo Dhe ,gue takut nanti Rizal bisa aja berpaling lagi ke wanita lain. Rafa gue pengen ketemu sama dia ,please?”

“Rizal uda berubah ,gue percaya dan gue ngerasain ketulusannya merubah diri.Dia nyesel dulu uda ninggalin gue karena seorang cewek yang hanya memanfaatin dia .Tujuan gue kesini pengen ngebahas   masalah Rafa dan meminta maaf sama lo sekaligus mengucapkan terima kasih”

“Jangan percaya Dhe,lo harus buktiin dan butuh waktu untuk melihat ketulusan seseorang.Apa mungkin seorang yang pernah menghianati cinta bisa ada jaminan tidak menghianati lagi.Rafa gue kangen Rafa dhe”

Plakkk Dhea menampar gue.Ini tamparan dhea ke gue untuk kedua kalinya.“Gue kesini bukan untuk dengar nasehat lo Bar.Gue pengen minta tolong  besok lo ketemu Rafa dibandara pukul 4 sore,besok gue,Rizal ,Rafa akan ke New york,kami akan tinggal disana .Rizal dapat tugas dari perusahaan tempatnya  bekerja ” Dhea menitikkan air matanya secara perlahan,napasnya juga berhembus tidak beraturan.

Gue pun dengan lirih berkata “Dhe sebenarnya gue cinta sama lo, tapi gue gak bisa ngungkapinnya karena gue takut lo gak percaya cinta gue.Gue uda ngerasa lo dan Rafa menjadi bagian hidup gue” Dihadapannya air mata gue jatuh .

“Gue..sebenarnya juga cinta sama lo Bar,tapi gue pungkiri rasa cinta ini karena gue sadar gue gak pantes buat lo Bar.Apalagi gue tau kalo orang tua lo gak  senang dengan kedekatan yang pernah kita jalani.Bar mangkanya dulu gue sering sedih melihat kedekatan lo dan Rafa,gue takut pasti suatu saat lo atau gue akan berpisah seperti saat ini,karena kita memang tidak bisa ditakdirkan bersama.Ini yang gue takuti,saat salah satu diantara kita harus pergi Rafa telah terbiasa dengan kita bersama.Maafin gue Bar”

“Gak bisakah lo memilih gue Dhe,gue janji akan perjuangin hubungan kita,Lihat mata gue Dhe,jangan lihat mata mereka.Gue tulus Dhe,gue siap memperjuangkan kita jika bersama”

“Gak bisa Bar,lo lebih pantas dengan  cewek lain .Tenanglah lo akan dapat cewek yang  jauh lebih baik dari gue,dan gue juga  Rafa akan berusaha melupakan lo,lo juga harus melupakan kami karena ini mungkin adalah takdir kita Bar meski cinta gue kalo boleh jujur untuk lo”

“Dhe gue gak yakin nanti bisa ngelupain kalian.Mungkin benar jika orang yang selalu ada untuknya akan kalah dari orang duluan hadir dikehidupannya”

“Gue harap besok sebelum jam 4 sore lo datang Bar ke bandara untuk bertemu Rafa terakhir kalinya”

Gue berpelukan dengan Dhea untuk pertama dan terakhir kalinya “Dhe seberapa besarpun lo mewajibkan kita untuk saling melupakan,gue tetap gak akan melupakan lo” bisik gue ke Dhea saat pelukkan kami bertautan.

*****

Setelah tiba di rumah,mata gue tidak mau terpejam padahal sudah larut malam,mungkin karena ingatan gue juga gak berhenti mengenang keberasamaan gue dan Dhea yang begitu singkat namun bisa menghadirkan  cinta .Gue  merasa bimbang untuk bertemu atau memilih tidak bertemu mereka di bandara.Saat dihadapan Rafa dan Dhea gue gak sanggup melepas mereka pergi..

Besoknya sekitar jam 3 sore  gue putuskan untuk ke bandara, meski gue tau sudah terlambat.Jarak antara rumah gue ke bandara memakan waktu 2 jam biasanya .Gue melaju dengan kecepatan diatas rata-rata .jarak yang seharusnya 2 jam gue tempuh dengan 1 setengah jam .Gue mencari keberadaan mereka disetiap sudut bandara keberangkatan menuju USA , hingga kabar yang gue berhasil  dapatkan dari pihak bandara bahwa pesawat yang mereka tumpangi telah berangkat.Gue tertunduk lesu dan bersandar ditembok sambil menangis.Gue menyesal gak bisa ketemu Dhea dan Rafa untuk terakhir kalinya.

Meski banyak hal terbaik di dunia ini,tapi bagi gue Rafa dan Dhealah hal terbaik  yang  pernah hadir dihidup gue. The best and most beautiful things in this world cannot be seen or even heard, but must be felt with the heart.

Suatu saat gue akan menyusul mencari kalian demi sebuah ucapan kata perpisahan ,meski gue gak tau persis keberadaan kalian.Inilah kisah gue yang berawal dari aktifitas gue berselancar di dunia maya khususnya twitter.Terkadang bisa saja mentionmu di twitter  pada orang yang belum dikenal menjadi salah satu cerita tak terlupakan untuk hidupmu.Semoga Dhea mengetahui jika gue disini masih mengenangnya.Gue harap lu baca Dhe #TwitterOfLove                                                                                 

ini adalah curahan hati teman saya,yang saya rangkum menjadi sebuah cerita seadanya.                                                                                     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar