Daun yang jatuh di tanah tidak terdengar suaranya ,seperti aku yang jatuh cinta kepadamu tanpa menyuarakannya @suparmaaan

Minggu, 08 Desember 2013

Kamulah Takdirku



 Pasangan terbaik adalah pasangan yang tidak mempedulikan masa lalumu,namun dia lebih peduli merencanakan masa depan bersamamu.

Cerita sebelumnya  http://sendumu.blogspot.com/2013/11/silakan-pergi.html

Seharusnya aku sudah melupakanmu ,sewajarnya sesuai logika bahwa tidak ada cinta yang bertahan jika hanya sebelah tangan.Kenyataanya sudah 6 tahun aku masih saja menunggumu .Segila inikah aku mengilaimu,tidak juga.Aku hanya menunggu yang memang hatiku menyuruh.Seperti tahun-tahun sebelumnya ,setiap tahun aku akan ke Jogjakarta untuk mengenangmu di kereta.Namun tahun ini aku putuskan untuk bermukim disana, hatiku tlah berlabuh di daerah istemewa itu.

Stasiun Jakarta-Jogjakarta: Tiket keberangkatan tlah kupegang ,sekarang hanya tinggal menunggu waktu keberangkatan.Aku duduk dengan rasa lelah yang luar biasa,sepertinya saat ini aku sedang mengantuk.Aku juga terkadang kesal dengan kebiasaanku ini ,aku akan sangat mengantuk jika tubuhku sudah terlalu kelelahan,eh..tapi aku tidak pernah merasa lelah menunggu dipertemukan lagi denganmu.

Tuhan merencanakan sesuatu yang dianggap kebetulan oleh manusia,sebenarnya itu bukan kebetulan namun sudah rencana Tuhan yang diluar perkiraan manusia.Aku melihatmu dalam lamunan kantuk yang menerpa matakku,awalnya aku mengira ini hanya imajinasi dalam kantuk yang sedang kurasakan,berulang kali kukucek kedua mata untuk sekedar meyakinkan penglihatan di arah sudut kiri yang berjarak kurang lebih 30 meter dari posisi dudukku.Ternyata yaa itu benar kau Ra.Kau yang hadir dihidupku beberapa tahun yang lalu,kau yang pergi dengan pilihanmu,dan kau yang menjadi alasanku memilih menunggu hingga tak kuhiraukan lagi wanita lain selain dirimu.

Kantukku hilang begitu saja,kaki ini langsung kulangkahkan menujumu,setelah cukup lama menunggu akhirnya pertemuan ini hadir kembali.Padahal aku sadar,tentu kau sudah bahagia dengan pasanganmu sekarang.Aku hanya ingin menyapamu dipertemuan ini,meski kemungkinan ada pasanganmu disana nanti.

Lari ,aku berlari kecil menujumu sambil senyum-senyum sendiri.Sungguh aku tidak bisa mendefinisikan perasaan ini,aku terlalu bahagia.
            
    Bruk .. tubuhku langsung duduk di bangku kosong sebelahmu. “Hai..”aku coba menyapamu.

Kau menoleh ke arahku secara perlahan,ekspresi kaget pun tak luput dari raut wajahmu “Kamu?, dari mana kamu tiba-tiba bisa ada disini?”

“masih ingat aku?”tanyaku

“tidak?,aku tidak ingat kamu?” kau mencoba menyangkalnya

“Aku tau kamu pasti pura-pura tidak mengingatku lagi.Mana mungkin kamu lupa dengan ini ”aku menunjukkan pergelangan tangan kananku yang bertato namamu “Aku masih menunggmu Ira,kamu percaya gak? sampai sekarang aku masih sendiri .oh Iya dulu aku belum sempat ngasih tau namaku ya.namaku Geri” Senyum kecil kuurai didepanmu

“hahaha terserah!.Oke aku ingat .Iya setelah 5 tahun baru sekarang kamu memberitahu namamu,Dasar orang aneh.Tidak mungkin kamu masih menunggu,kamu tidak waras.” ucapmu
 
Kau tertawa kecil dengan pengakuanku,wajah ketidakpercayaanmu itu membuatku ikut tertawa “hahahaha ,kan aku sudah janji dulu.Aku akan menunggumu,tidak ada lagi wanita lain.Hatiku sudah memilihmu dan hati menyuruhku menunggu,mangkanya aku biarkan kamu pergi dengan pilihanmu,karena aku percaya kamu akan kembali.Aku mau nanya sesuatu.Aku cuma mau tau,apakah kamu bahagia dengan pasanganmu?”
            
    “Aku bahagia dengan kehidupanku.Kamu?”Ira menatap mataku sambil tersenyum ,namun sepertinya senyuman itu menyembunyikan sesuatu.

“Yaa aku juga bahagia,dengan kehidupanku.Yang pasti aku bahagia menunggumu”

“Kamu gila Ger,menunggu yang tak pasti adalah lelucon hahaha.Sudah berapa wanita yang berhasil kamu taklukan hatinya selama ini  ” Ternyata kau masih tidak percaya dengan pengakuanku yang masih menunggumu Ra.

Ditengah obrolan kita ,tiba-tiba ada suara anak kecil berteriak sambil mendekati kita “ Bunda” .Anak kecil itu duduk di sebuah kursi roda yang didorong oleh seorang nenek.

“Aisah beli makanan apa sama nenek?”

“beli siomay bunda,nih buat bunda juga ada”

OH ternyata itu anakmu,yaa sepertinya kau bahagia ,berarti aku tidak perlu memastikan lagi kebahagianmu, karena sudah pasti kau bahagia bersama kehidupan keluargamu.Anakmu cantik Ra,secantik dirimu.Sepertinya suamimu tidak kebagian jatah untuk menyumbangkan gen wajah ke anak kalian,karena wajah anakmu sama persis denganmu.

Aku mendekat ke anakmu ,lalu menyapa nenek yang berdiri dibelakang kursi roda”Bu’,Aku Geri temannya Ira ”. Setelah sapaan itu akhirnya aku tau jika nenek itu adalah Ibumu Ra,dan Ibumu tersenyum padaku.

“Hey gadis kecil,nama kamu Aisah-kan”Aku menyapa anakmu dan menekan hidung mungilnya sebagai tanda keakraban.Anakmu tersenyum Ra,senyumnya sungguh indah.Oh iya senyum ibumu juga indah.Kalian bertiga seakan Sekelompok manusia yang diciptakan Tuhan sebagai pemilik senyum terindah.Dari senyuman kalian, sebenarnya dari dulu aku juga ingin melihat senyuman ibuku,tapi aku tidak tau di mana keberadaan Ibuku sekarang,dari kecil aku sudah berada di panti asuhan tanpa pernah ada identitas keluargaku.Mataku seperti menampakan kesenduhan setelah mengingat orang tuaku hingga kalian sadar dengan perubahan ekspresi wajah ini.

“Nak Geri kenapa?”Tanya Ibumu

“Iya kok om Geri jadi sedih gitu mukanya” Anakmu menimpali pertanyaan Ibumu,sedangkan kau hanya menatapku Ra.

Aku menceritakan tentang kehidupan masa laluku dengan kalian,percakapan ini semakin larut dalam kesedihanku,namun percakapan inilah yang membuat kita menjadi akrab.

Tutttt........tut.....tutt,,,,,,,Suara kereta yang tiba di stasiun memberhentikan percakapan kita.Suasana kita sekarang berbeda dari 6 tahun yang lalu,dulu kau begitu tidak peduli denganku.Kita melakukan banyak percakapan dengan tawa,mulai dari percakapan mengenai wisata Jogjakarta yang memikat,hingga percakapan tentang nasi kucing.Tadi saat masuk ke Kereta aku mengendong anakmu ,sedangkan Ibumu mendorong kursi roda.Mataku sedikit janggal,aku melihat langkahmu terlalu lemah seperti orang yang sedang sakit .

Diperjalanan Jakarta-Jogjakarta anakmu tertawa bersamaku .Saat Kau dan anakmu tertidur. Ibumu membuka obrolan denganku “Dek Geri uda lama kenal sama Ira anak ibu?”

“ kenalnya uda dari 6 tahun yang lalu buk” Lalu Aku coba memberanikan diri untuk Bertanya pertanyaan yang dari tadi ingin kutanyakan “Suaminya Ira gak ikut Buk?” sepertinya pertanyaanku terlihat tidak sopan.

Ibumu tertunduk lesu dan tiba-tiba saja dia menangis sambil bercertita tentangmu “Ira sudah cerai dengan suaminya setahun yang lalu,keluarga suaminya merasa keberatan dengan keadaan Aisah yang cacat semenjak lahir,dan puncaknya saat Ira divonis terkena kanker payudara lalu harus dioperasi sebelah kiri,akhirnya suami Ira memutuskan untuk bercerai”

Aku terdiam mendengar kenyataan itu Ra,senyumanmu saat menjawab pertanyaanku tadi sebenarnya adalah senyuman kesedihan,Kau membohongiku tentang kebahagianmu.Tanpa terasa mataku meneteskan air mata.

****

Setelah sampai di Jogja.Aku dan keluargamu semakin akrab hingga kau bisa menerimaku Ra.Aku meyakinkanmu jika aku mencintaimu tanpa peduli ketidaksempurnaanmu ,ketidaksempurnaan anakmu karena pada dasarnya manusia tidak ada yang sempurna hingga cinta menyempurnakan Kehidupan kita.Aku mencintai kalian setulus hatiku.Anakmu Adalah anakku,setiap sore kami menghabiskan senja dengan berjalan-jalan keliling Jogjakarta.Aku merasakan kebahagian bersamamu dan aku berjanji akan membahagiakan kalian.Aku pernah berbicara pada Ibumu Ra,aku ingin menikahimu ,awalnya Ibumu tidak percaya dengan ketulusanku ini,lalu aku menceritakan semua tentang pertemuan kita,Hingga akhirnya Ibumu mempercayaiku untuk menjaga kalia.
Ketika embun merebahkan kesejukkan,ku tanda-tangani secarik perjanjian bahagiamu hari ini hingga erotisme kesedihan tidak berani merangsang airmata padamu

****

Sekarang Tuhan telah menyatukan kita dalam ikatan pernikahan,Dari awal pertemuan kita aku sudah yakin jika kau adalah cinta dan tulang rusuk yang diciptakan Tuhan untukku.Aku yakin hatiku tidak salah memilihmu waktu itu,mangkanya ketika kau tidak memilihku aku membiarkanmu pergi dengan pilihanmu karena aku yakin kamu akan kembali padaku.Dan sekarang terbukti kita sudah saling mencintai

Ibumu Telah tiada Ra beberapa bulan setelah pernikahan kita,pesan terakhir Ibumu adalah menyuruhku berjanji untuk menjagamu dan anakmu,yaa itu sudah pasti akan kutepati karena aku mencintai kalian.Selama berumah tangga semua cinta aku berikan untuk kalian,aku tidak ingin meminta buah hati lagi darimu,aku tau sakitmu juga tidak memungkinkan untuk mengandung anak lagi,Kau sering merasakan sakit beberapa bulan ini.Cukup Aisah saja yang menjadi buah hati kita,Aisah adalah hal yang sangat berharga untuk kita.Aku menjadi ayah yang baik ,menjemput dan mengantar anak kita sekolah adalah kebiasaanku.Aku juga mencoba masak dan meyiapkan kebutuhan kita di pagi hari,Aku tidak mengijinkanmu beraktifitas berlebihan karena kau sakit Ra,Kanker itu muncul lagi padamu hingga tubuhmu semakin lemah .Sepulang kerja aku tidak lupa membawakan mawar untukmu,kau sangat menyukai mawar Ra,Keadaanmu semakin lemah karena sakitmu.Kita sudah mencoba berbagai pengobatan,nyatanya kau tetap bertambah lemah.

“Aku ingin kamu menjaga Aisah setulus hatimu yaa sayang” ucapmu lirih dalam obrolan kita saat malam.

“tentu Sayang,aku akan menjagamu dan Aisah.Aku mencintai kalian”

Bulir airmatamu jatuh dan dengan terbata-bata kau berkata “Sepertinya Ibu memanggilku di surga” lalu matamu terpejam dan kepalamu bersandar dipundakku

Kau meninggal dipundakku Ra,pundak yang aku janjikan menjadi tempat sempurna untukmu bersandar.

Setiap hari Aku hanya mendoakanmu dan mengurus anak kita,tidak perlu ada wanita lain yang mengantikanmu,karena kau adalah wanita terakhirku.Didunia ini aku hanya ingin membahagiakan Aisah,menjaga dia dan memberikannya kasih sayang seorang ayah yang sempurna.

Tidak terasa waktu berputar begitu cepat dan terlalu cepat untuk kujalani,aku sering merasa hanya sebentar bersamamu Ra,tapi tidak mengapa karena cintaku akan selalu bersamamu setiap waktu dan dimanapun .Aisah tlah dewasa Ra.

Hari ini aku ke makam-mu, menjenggukmu dengan setangkai mawar,akan kuletakkan mawar ini diatas batu nisanmu .Ra aku ingin memberi kabar jika Besok adalah pernikahan anak kita,dia menikah dengan seorang pria yang baik Ra.aku menjamin jika pria pilihan anak kita adalah pilihan terbaiknya.Anak kita berkeyakinan Pria ini adalah cintanya,maka dari itu aku mempercayai keyakinan hati anak kita ,seperti dulu aku berkeyakinan kau adalah cintaku.

Sepertinya hidupku  tidak lama lagi Ra,aku sepertinya tidak Bisa menimang cucu dari anak kita..Tubuhku semakin lemah namun tidak kuperlihatkan didepan Aisah karena besok adalah hari spesial baginya,aku tidak ingin anak kita sedih.Ra aku akan menyusulmu sebentar lagi,tunggu aku disana,kita mungkin nanti hanya bisa melihat cucu kita dari atas sana.nanti aku akan di makam kan disebelahmu Ra tenanglah aku akan menemanimu.

****

Lembar demi lembar telah di baca wanita ini dengan isak tetesan air mata kesedihan.Wanita yang duduk dikursi roda ditemani suaminya itu baru saja selesai membaca catatan buku Geri yang merupakan ayah Aisah.Meski bukan ayah kandungnya,namun  Aisah sangat menyayangi ayah tirinya.Tanpa sengaja setelah 3tahun ayahnya meninggal ,Aisah menemukan buku usang di atas lemari kamar ayahnya .Waktu itu ayahnya meninggal 2 hari setelah pernikahan Aisah.Aisah sekarang juga sudah mempunyai anak kembar yang bernama Geri dan Ira sebagai ungkapan cinta Aisah pada orang tuanya.

Inilah cinta seorang laki-laki yang sesungguhnya,bukan cinta yang hanya sekedar kata-kata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar