Pasangan terbaik adalah pasangan yang tidak
mempedulikan masa lalumu,namun dia lebih peduli merencanakan masa depan
bersamamu.
Cerita sebelumnya http://sendumu.blogspot.com/2013/11/silakan-pergi.html
Cerita sebelumnya http://sendumu.blogspot.com/2013/11/silakan-pergi.html
Seharusnya aku sudah melupakanmu
,sewajarnya sesuai logika bahwa tidak ada cinta yang bertahan jika hanya
sebelah tangan.Kenyataanya sudah 6 tahun aku masih saja menunggumu .Segila
inikah aku mengilaimu,tidak juga.Aku hanya menunggu yang memang hatiku menyuruh.Seperti
tahun-tahun sebelumnya ,setiap tahun aku akan ke Jogjakarta untuk mengenangmu
di kereta.Namun tahun ini aku putuskan untuk bermukim disana, hatiku tlah
berlabuh di daerah istemewa itu.
Stasiun Jakarta-Jogjakarta: Tiket keberangkatan tlah kupegang ,sekarang
hanya tinggal menunggu waktu keberangkatan.Aku duduk dengan rasa lelah yang
luar biasa,sepertinya saat ini aku sedang mengantuk.Aku juga terkadang kesal
dengan kebiasaanku ini ,aku akan sangat mengantuk jika tubuhku sudah terlalu
kelelahan,eh..tapi aku tidak pernah merasa lelah menunggu dipertemukan lagi
denganmu.
Tuhan merencanakan sesuatu yang
dianggap kebetulan oleh manusia,sebenarnya itu bukan kebetulan namun sudah
rencana Tuhan yang diluar perkiraan manusia.Aku melihatmu dalam lamunan kantuk
yang menerpa matakku,awalnya aku mengira ini hanya imajinasi dalam kantuk yang
sedang kurasakan,berulang kali kukucek kedua mata untuk sekedar meyakinkan
penglihatan di arah sudut kiri yang berjarak kurang lebih 30 meter dari posisi
dudukku.Ternyata yaa itu benar kau Ra.Kau yang hadir dihidupku beberapa tahun
yang lalu,kau yang pergi dengan pilihanmu,dan kau yang menjadi alasanku
memilih menunggu hingga tak kuhiraukan lagi wanita lain selain dirimu.
Kantukku hilang begitu saja,kaki ini
langsung kulangkahkan menujumu,setelah cukup lama menunggu akhirnya pertemuan
ini hadir kembali.Padahal aku sadar,tentu kau sudah bahagia dengan pasanganmu
sekarang.Aku hanya ingin menyapamu dipertemuan ini,meski kemungkinan ada
pasanganmu disana nanti.
Lari ,aku berlari kecil menujumu sambil
senyum-senyum sendiri.Sungguh aku tidak bisa mendefinisikan perasaan ini,aku
terlalu bahagia.
Bruk .. tubuhku langsung duduk di
bangku kosong sebelahmu. “Hai..”aku coba menyapamu.
Kau menoleh ke arahku secara
perlahan,ekspresi kaget pun tak luput dari raut wajahmu “Kamu?, dari mana kamu
tiba-tiba bisa ada disini?”
“masih ingat aku?”tanyaku
“tidak?,aku tidak ingat kamu?” kau mencoba menyangkalnya
“Aku tau kamu pasti pura-pura
tidak mengingatku lagi.Mana mungkin kamu lupa dengan ini ”aku menunjukkan pergelangan
tangan kananku yang bertato namamu “Aku masih menunggmu Ira,kamu percaya gak? sampai
sekarang aku masih sendiri .oh Iya dulu aku belum sempat ngasih tau namaku ya.namaku
Geri” Senyum kecil kuurai didepanmu
“hahaha terserah!.Oke aku ingat
.Iya setelah 5 tahun baru sekarang kamu memberitahu namamu,Dasar orang aneh.Tidak
mungkin kamu masih menunggu,kamu tidak waras.” ucapmu
Kau tertawa kecil dengan
pengakuanku,wajah ketidakpercayaanmu itu membuatku ikut tertawa “hahahaha ,kan
aku sudah janji dulu.Aku akan menunggumu,tidak ada lagi wanita lain.Hatiku
sudah memilihmu dan hati menyuruhku menunggu,mangkanya aku biarkan kamu pergi
dengan pilihanmu,karena aku percaya kamu akan kembali.Aku mau nanya sesuatu.Aku cuma mau tau,apakah kamu bahagia dengan pasanganmu?”
“Aku bahagia dengan
kehidupanku.Kamu?”Ira menatap mataku sambil tersenyum ,namun sepertinya senyuman
itu menyembunyikan sesuatu.
“Yaa aku juga bahagia,dengan
kehidupanku.Yang pasti aku bahagia menunggumu”
“Kamu gila Ger,menunggu yang tak
pasti adalah lelucon hahaha.Sudah berapa wanita yang berhasil kamu taklukan
hatinya selama ini ” Ternyata kau masih
tidak percaya dengan pengakuanku yang masih menunggumu Ra.
Ditengah obrolan kita ,tiba-tiba
ada suara anak kecil berteriak sambil mendekati kita “ Bunda” .Anak kecil itu duduk
di sebuah kursi roda yang didorong oleh seorang nenek.
“Aisah beli makanan apa sama
nenek?”
“beli siomay bunda,nih buat bunda
juga ada”
OH ternyata itu anakmu,yaa
sepertinya kau bahagia ,berarti aku tidak perlu memastikan lagi kebahagianmu,
karena sudah pasti kau bahagia bersama kehidupan keluargamu.Anakmu cantik Ra,secantik
dirimu.Sepertinya suamimu tidak kebagian jatah untuk menyumbangkan gen wajah ke
anak kalian,karena wajah anakmu sama persis denganmu.
Aku mendekat ke anakmu ,lalu
menyapa nenek yang berdiri dibelakang kursi roda”Bu’,Aku Geri temannya Ira ”. Setelah
sapaan itu akhirnya aku tau jika nenek itu adalah Ibumu Ra,dan Ibumu tersenyum
padaku.
“Hey gadis kecil,nama kamu Aisah-kan”Aku
menyapa anakmu dan menekan hidung mungilnya sebagai tanda keakraban.Anakmu
tersenyum Ra,senyumnya sungguh indah.Oh iya senyum ibumu juga indah.Kalian bertiga
seakan Sekelompok manusia yang diciptakan Tuhan sebagai pemilik senyum terindah.Dari
senyuman kalian, sebenarnya dari dulu aku juga ingin melihat senyuman ibuku,tapi
aku tidak tau di mana keberadaan Ibuku sekarang,dari kecil aku sudah berada di
panti asuhan tanpa pernah ada identitas keluargaku.Mataku seperti menampakan
kesenduhan setelah mengingat orang tuaku hingga kalian sadar dengan perubahan
ekspresi wajah ini.
“Nak Geri kenapa?”Tanya Ibumu
“Iya kok om Geri jadi sedih gitu
mukanya” Anakmu menimpali pertanyaan Ibumu,sedangkan kau hanya menatapku Ra.
Aku menceritakan tentang
kehidupan masa laluku dengan kalian,percakapan ini semakin larut dalam
kesedihanku,namun percakapan inilah yang membuat kita menjadi akrab.
Tutttt........tut.....tutt,,,,,,,Suara
kereta yang tiba di stasiun memberhentikan percakapan kita.Suasana kita
sekarang berbeda dari 6 tahun yang lalu,dulu kau begitu tidak peduli denganku.Kita
melakukan banyak percakapan dengan tawa,mulai dari percakapan mengenai wisata Jogjakarta
yang memikat,hingga percakapan tentang nasi kucing.Tadi saat masuk ke Kereta aku mengendong anakmu ,sedangkan Ibumu mendorong
kursi roda.Mataku sedikit janggal,aku melihat langkahmu terlalu lemah seperti orang
yang sedang sakit .
Diperjalanan Jakarta-Jogjakarta
anakmu tertawa bersamaku .Saat Kau dan anakmu tertidur. Ibumu membuka obrolan
denganku “Dek Geri uda lama kenal sama Ira anak ibu?”
“ kenalnya uda dari 6 tahun yang lalu
buk” Lalu Aku coba
memberanikan diri untuk Bertanya pertanyaan yang dari tadi ingin kutanyakan “Suaminya
Ira gak ikut Buk?” sepertinya pertanyaanku terlihat tidak sopan.
Ibumu tertunduk lesu dan
tiba-tiba saja dia menangis sambil bercertita tentangmu “Ira sudah cerai dengan suaminya setahun yang lalu,keluarga suaminya merasa keberatan dengan keadaan
Aisah yang cacat semenjak lahir,dan puncaknya saat Ira divonis terkena kanker
payudara lalu harus dioperasi sebelah kiri,akhirnya suami Ira memutuskan untuk
bercerai”
Aku terdiam mendengar kenyataan
itu Ra,senyumanmu saat menjawab pertanyaanku tadi sebenarnya adalah senyuman
kesedihan,Kau membohongiku tentang kebahagianmu.Tanpa terasa mataku meneteskan
air mata.
****
Setelah sampai di Jogja.Aku dan
keluargamu semakin akrab hingga kau bisa menerimaku Ra.Aku meyakinkanmu jika aku
mencintaimu tanpa peduli ketidaksempurnaanmu ,ketidaksempurnaan anakmu karena
pada dasarnya manusia tidak ada yang sempurna hingga cinta menyempurnakan Kehidupan
kita.Aku mencintai kalian setulus hatiku.Anakmu Adalah anakku,setiap sore kami menghabiskan
senja dengan berjalan-jalan keliling Jogjakarta.Aku merasakan kebahagian
bersamamu dan aku berjanji akan membahagiakan kalian.Aku pernah berbicara pada
Ibumu Ra,aku ingin menikahimu ,awalnya Ibumu tidak percaya dengan ketulusanku
ini,lalu aku menceritakan semua tentang pertemuan kita,Hingga akhirnya Ibumu
mempercayaiku untuk menjaga kalia.
Ketika embun merebahkan kesejukkan,ku tanda-tangani secarik perjanjian
bahagiamu hari ini hingga erotisme kesedihan tidak berani merangsang airmata padamu
****
Sekarang Tuhan telah menyatukan kita
dalam ikatan pernikahan,Dari awal pertemuan kita aku sudah yakin jika kau
adalah cinta dan tulang rusuk yang diciptakan Tuhan untukku.Aku yakin hatiku
tidak salah memilihmu waktu itu,mangkanya ketika kau tidak memilihku aku
membiarkanmu pergi dengan pilihanmu karena aku yakin kamu akan kembali padaku.Dan
sekarang terbukti kita sudah saling mencintai
Ibumu Telah tiada Ra beberapa
bulan setelah pernikahan kita,pesan terakhir Ibumu adalah menyuruhku berjanji
untuk menjagamu dan anakmu,yaa itu sudah pasti akan kutepati karena aku
mencintai kalian.Selama berumah tangga semua cinta aku berikan untuk
kalian,aku tidak ingin meminta buah hati lagi darimu,aku tau sakitmu juga tidak
memungkinkan untuk mengandung anak lagi,Kau sering merasakan sakit beberapa bulan ini.Cukup Aisah saja yang menjadi buah hati
kita,Aisah adalah hal yang sangat berharga untuk kita.Aku menjadi ayah yang
baik ,menjemput dan mengantar anak kita sekolah adalah kebiasaanku.Aku juga mencoba
masak dan meyiapkan kebutuhan kita di pagi hari,Aku tidak mengijinkanmu
beraktifitas berlebihan karena kau sakit Ra,Kanker itu muncul lagi padamu
hingga tubuhmu semakin lemah .Sepulang kerja aku tidak lupa membawakan mawar
untukmu,kau sangat menyukai mawar Ra,Keadaanmu semakin lemah karena sakitmu.Kita
sudah mencoba berbagai pengobatan,nyatanya kau tetap bertambah lemah.
“Aku ingin kamu menjaga Aisah
setulus hatimu yaa sayang” ucapmu lirih dalam obrolan kita saat malam.
“tentu Sayang,aku akan menjagamu
dan Aisah.Aku mencintai kalian”
Bulir airmatamu jatuh dan dengan terbata-bata
kau berkata “Sepertinya Ibu memanggilku di surga” lalu matamu terpejam dan
kepalamu bersandar dipundakku
Kau meninggal dipundakku Ra,pundak
yang aku janjikan menjadi tempat sempurna untukmu bersandar.
Setiap hari Aku hanya mendoakanmu
dan mengurus anak kita,tidak perlu ada wanita lain yang mengantikanmu,karena
kau adalah wanita terakhirku.Didunia ini aku hanya ingin membahagiakan
Aisah,menjaga dia dan memberikannya kasih sayang seorang ayah yang sempurna.
Tidak terasa waktu berputar begitu cepat dan terlalu cepat untuk kujalani,aku sering merasa hanya sebentar bersamamu Ra,tapi tidak mengapa karena cintaku akan selalu bersamamu setiap waktu dan dimanapun .Aisah tlah dewasa Ra.
Tidak terasa waktu berputar begitu cepat dan terlalu cepat untuk kujalani,aku sering merasa hanya sebentar bersamamu Ra,tapi tidak mengapa karena cintaku akan selalu bersamamu setiap waktu dan dimanapun .Aisah tlah dewasa Ra.
Hari ini aku ke makam-mu,
menjenggukmu dengan setangkai mawar,akan kuletakkan mawar ini diatas batu
nisanmu .Ra aku ingin memberi kabar jika Besok adalah pernikahan anak kita,dia
menikah dengan seorang pria yang baik Ra.aku menjamin jika pria pilihan anak kita
adalah pilihan terbaiknya.Anak kita berkeyakinan Pria ini adalah cintanya,maka dari
itu aku mempercayai keyakinan hati anak kita ,seperti dulu aku berkeyakinan kau
adalah cintaku.
Sepertinya hidupku tidak lama lagi Ra,aku sepertinya tidak Bisa
menimang cucu dari anak kita..Tubuhku semakin lemah namun tidak kuperlihatkan
didepan Aisah karena besok adalah hari spesial baginya,aku tidak ingin anak kita
sedih.Ra aku akan menyusulmu sebentar lagi,tunggu aku disana,kita mungkin nanti
hanya bisa melihat cucu kita dari atas sana.nanti aku akan di makam kan
disebelahmu Ra tenanglah aku akan menemanimu.
****
Lembar demi lembar telah di baca
wanita ini dengan isak tetesan air mata kesedihan.Wanita yang duduk dikursi
roda ditemani suaminya itu baru saja selesai membaca catatan buku Geri
yang merupakan ayah Aisah.Meski bukan ayah kandungnya,namun Aisah sangat menyayangi ayah tirinya.Tanpa sengaja setelah 3tahun ayahnya meninggal ,Aisah menemukan buku
usang di atas lemari kamar ayahnya .Waktu itu ayahnya meninggal 2 hari setelah pernikahan
Aisah.Aisah sekarang juga sudah mempunyai anak kembar yang bernama Geri dan Ira
sebagai ungkapan cinta Aisah pada orang tuanya.
Inilah cinta seorang laki-laki yang sesungguhnya,bukan cinta
yang hanya sekedar kata-kata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar