Daun yang jatuh di tanah tidak terdengar suaranya ,seperti aku yang jatuh cinta kepadamu tanpa menyuarakannya @suparmaaan

Kamis, 12 November 2015

Berlari dari masa lalu.




Berlari sejauh mungkin dari masa lalu tidak akan membuatmu mampu melupakannya,terimalah masa lalumu sebagai buku panduan untuk mencapai masa depan yang lebih baik.

Taksi berhenti di depan muka gedung perkantoran . Gery melihat suasana kantor lengang,belum terlalu banyak  yang beraktifitas,ini hal yang wajar karena jarum jam masih menunjukan pukul enam pagi sedangkan kantor mulai masuk pukul sembilan pagi. Dia sengaja berangkat pagi-pagi sekali dalam beberapa hari ini. Darahnya berdesir, semangatnya terpompa. Sambil menarik kedua lengan kemejanya, Gery  melangkah mantap memasuki gedung.Siapa yang tahu kecuali dirinya sendiri jika beberapa hari ini ia sedang berusaha melupakan seseorang yang mungkin tidak akan bisa dilupakan dengan mudah.


Ia tersenyum pada seorang petugas keamanan, mengucapkan maaf pada seorang petugas kebersihan yang sedang mengepel lantai dan dibalas anggukan penuh pengertian. Gery bertekad akan selalu mengurai senyum kepada siapapun untuk menyembunyikan kesedihannya,ia juga berjanji akan menyibukkan diri nya sendiri agar tidak ada celah untuk mengenang seseorang yang sangat ia cintai namun tidak bisa ia miliki.

Gery berjalan menuju lift.Ia menekan tombol,cukup hanya beberapa detik saja pintu lift sudah terbuka.Bukannya langsung masuk ke dalam lift,Gery justru berdiri diam karena tiba-tiba saja pikirannya kembali menerawang masa lalu,wanita yang pernah ia perjuangkan untuk jatuh cinta kepada dirinya kembali hadir berupa siluet.Ia ingat betul bagaimana dia menolak sebuah beasiswa study di Jepang hanya karena wanita itu pernah berkata “Jika menjalin hubungan dengan seseorang,aku tidak ingin LDR”,ia juga sangat ingat ketika dia harus bolak-balik Bangkok-Jakarta-Manila-Jakarta hanya karena telah berjanji bertemu dengan wanita itu di Jakarta padahal ia sedang bertugas di Thailand dan Filipina. Dan masih banyak yang dia ingat dengan jelas bagaimana dirinya melakukan banyak perjuangan dan pengorbanan untuk wanita itu tapi semua akhirnya berujung penolakan cinta.Gery ingin melupakan wanita itu,wanita yang saat ini dianggapnya sebagai masa lalu.Begitulah hebatnya sebuah kenangan cinta,kenangan tidak akan bisa dilupakan semudah membalikkan telapak tangan.

Pintu lift kembali tertutup.Ia masih terdiam padahal sekarang telah ada wanita yang berdiri disampingnya.Saat wanita itu hendak menekan tombol lift,tangan Gery juga menjulur ke arah tombol.Dan insiden itu pun tidak terhindarkan.Jari telunjuk mereka bertumpuk karena sama-sama bermaksud menekan tombol lift.

Refleks, wanita disebelah Gery menarik tangannya dan Gery pun ikut tersadarkan dari lamunan pikiran masa lalunya.

Seketika Gery menatap wanita di sebelahnya dengan kebingungan karena sama sekali tidak menyadari jika di sebelahnya ada orang.Gery tersenyum. "Maaf, saya tidak sengaja."

Wanita disebelah Gery balas tersenyum. "Lantai berapa?"     

"Lantai tujuh," jawab Gery singkat.

Wanita itu terperanjat. "O ya. Aku juga lantai tujuh.Ini hari pertamaku.”

Mereka berdua melangkah masuk ke dalam lift.Namun saat pintu lift hendak tertutup,tiba-tiba Gery menahan pintu itu.Ia berlari keluar pintu lift menuju ke arah kiri.

Wanita itu terkejut lalu dia ikut keluar lift mengejar Gery yang terlihat terburu-buru.Ia melihat Gery berlari menaiki tangga darurat.Terdengar suara gema kaki yang sedang berlari menapaki tangga.Wanita itu kembali berjalan ke arah lift.Lift bergerak halus semakin tinggi, hingga akhirnya berhenti di lantai lima. Seorang wanita tua petugas kebersihan masuk membawa ember besar lalu mengucapkan selamat pagi kepadanya.

Saat pintu lift menutup, sebersit perasaan binggung menyergap wanita itu.Ia bertanya kepada dirinya sendiri kenapa pria yang bertemu dengan dia tadi memilih menaiki tangga daripada lift padahal lantai tujuh sangat tinggi.Apakah pria itu bermaksud olaraga? Atau mungkin ada hal lain,wanita itu sangat merasa binggung.

Tapi belum sempat wanita itu mendapat jawaban yang tepat kenapa pria tadi memilih naik tangga daripada lift, lift sudah sampai di lantai tujuh,ia bertanya kepada petugas kebersihan yang berada satu lift dengannya “Maaf bu,tangga darurat di sebelah mana ya?”

“Di sebelah sana,lorong di ujung sebelah gudang nanti ada tulisannya kok mbak” Petugas kebersihan dengan sangat ramah menjawab pertanyaan wanita itu.

Wanita itu melangkah menuju tangga darurat lantai tujuh,setelah menemukan lorong tangga darurat,ia berdiri menunggu pria yang ditemuinya tadi.Samar-samar terdengar gemeletuk sepatu pantofel yang berlari sangat cepat,semakin lama semakin jelas dan akhirnya Gery muncul dengan napas yang terseok-seok dan dada kembang kempis,wajahnya di penuhi keringat,kemejanya basah.Gery belum melihat ada wanita di depannya ia menunduk,kedua telapak tangannya memegang lutut kaki.

“Hei..” wanita itu memangil Gery.

Gery mendonggakkan kepalanya dan melihat ke arah wanita itu.

“Sebentar” Wanita itu mengeluarkan sesuatu dari tasnya.Ia mengeluarkan air mineral lalu menjulurkannya ke arah Gery “Ini untukmu,kamu terlihat pucat”.

Gery kembali berdiri menegapkan badannya,ia mengambil air itu tanpa mengucapkan apapun karena mulutnya belum mampu berkata-kata akibat kelelahan.Air mineral itu habis begitu saja,ia menarik napas dan menghelanya dengan panjang .

”Ini,terima kasih” Gery mengembalikan botol air mineral.

Mereka berdua berjalan beriringan, melewati sejumlah ruangan. Lantai tujuh ditempati dua divisi.
Gery dan wanita itu berhenti di depan sebuah pintu kaca dengan nama divisi legal hukum.

"Saya di bagian ini," ujar Gery.

Wanita itu tak kuasa menyembunyikan keterkejutannya. "Astaga, aku juga di divisi ini. Siapa nama kamu? Maaf aku baru memperkenalkan diri.Aku Tyas karyawan baru disini"

"Saya Gery ,semoga Tyas betah disini" ucap Gery membuka pintu.

Keadaan ruangan masih sangat sepi belum ada satu orang pun disana.Mereka duduk di kursi tamu ruangan.Lalu dengan berani Tyas bertanya “Kenapa kamu lebih memilih naik tangga dari pada lift?” Tyas melipat bibirnya kedalam,jari jempol dan telunjuk menjepit dagunya.

Gery hanya diam.

“Kamu tidak mau memberitahu aku,oke gak apa-apa.Aku hanya mengira mungkin yang kamu lakukan adalah bagian hukuman dari perusahaan ke karyawannya,kalau begitu aku besok juga ikut berlari naik tangga denganmu”

Gery mengerenyitkan dahinya “Bukan,ahh kau ini.”

“Kalau begitu ceritakan” Tyas tersenyum tipis lalu mendekatkan wajahnya ke arah Gery yang duduk berhadapan dengannya.

“Saya hanya ingin mencari lelah.Saya hanya ingin tau,apakah ada rasa lelah lain yang melebihi rasa lelah memperjuangkan cinta seorang wanita yang sangat saya cintai dengan ketulusan.Saya ingin berlari sejauh mungkin dari dirinya bahkan bayangannya sekalipun.Saya akan berlari terus di tangga darurat untuk menemukan rasa lelah yang mampu melupakan rasa lelah memperjuangkan cinta untuk wanita itu” Perlahan air mata Gery jatuh.Air mata itu membuat pipinya tambah basah .

“Maaf” Tyas mengeluarkan sesuatu lagi dari tas nya.Ia mengeluarkan sapu tangan bermotif bunga.”Ini hapus air mata dan keringatmu”

Gery diam dan mengambil sapu tangan itu.” Terima kasih,maaf saya sedikit mengeluarkan emosi ”

“Kamu terlihat cengeng dengan menangis seperti itu hihihi” Tyas tertawa kecil lalu berdiri mencari meja kerjanya.

“Apa-apaan wanita itu.Bahkan belum satu hari mengenalnya,dia sudah membuat aku bercerita masalah yang tidak pernah aku keluhkan ke orang lain” Gery mendumel dalam hati tapi dia merasa ada sesuatu yang baru melegakan hatinya.Ia menghapus air matanya dengan sapu tangan itu.

Gery mengambil handphone di saku celananya,ia membuka aplikasi socialmedia  Path.Ia melihat sebuah akun Path bernama Dety memposting sebuah kalimat yang memberitahukan bahwa dia sangat bahagia dengan pilihannya saat ini,Gery biasa saja membaca postingan itu padahal Dety adalah wanita masa lalu yang ia sangat perjuangkan dulu,apakah ada hubungannya dengan hadirnya Tyas,ia menggeleng coba memungkiri.Gery memasukan kembali handphonenya lalu berdiri sambil berteriak “Hei Tyas meja kerjamu belum di tentukan atasan kita”.Seperti ada sesuatu energi baru yang d transferkan Tyas kepada Gery hingga hanya dengan sapaan pertama kali mampu membuat hati Gery tenang tanpa di sadari.

“O benarkah?” jawab Tyas.

 “Besok jangan lupa bawa air mineral double" ujar Gery tersenyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar