Daun yang jatuh di tanah tidak terdengar suaranya ,seperti aku yang jatuh cinta kepadamu tanpa menyuarakannya @suparmaaan

Senin, 16 Juni 2014

Ini cinta




 Cinta itu tidak pernah datang terlambat,tetapi sering kali kita yang tidak ingin menyatakannya terlalu cepat hingga akhirnya terlambat.

Aku bertemu dengannya pertama kali ketika tiga hari menjelang bulan Ramadhan.

Sudah menjadi kebiasaan orang Indonesia jika menjelang Ramadhan akan berziarah ke kuburan keluarga yang telah tiada.Sore itu langit begitu bersahabat menemaniku untuk berziarah ke pusara ayah dan ibuku yang meninggal ketika aku belum memahami apa itu kematian. Ayahku meninggal disaat aku membutuhkannya untuk mengadzaniku yang baru lahir,ia meninggal dalam kecelakaan kerja sebagai Pilot maskapai penerbangan asing di Eropa.Ibuku meninggal ketika melahirkanku ke dunia,ia mengeluarkan banyak darah hingga akhirnya darah-darah yang keluar itu menjadi penyebab kematian dan untuknya aku berhasil diselamatkan.Cerita meninggalnya mereka aku dapatkan dari tante yang merawatku ketika bayi hingga lulus SMA.Setelah lulus SMA,aku memilih hidupku sendiri.

Berbeda dari tahun sebelumnya ,tahun ini aku ziarah ke makam orang tuaku setelah tiga tahun sama sekali tidak pernah menyentuh tanah pusara mereka.Semenjak menjadi pencipta lagu populer ,aku sama sekali tidak pernah  berziarah dengan alasan terlalu sibuk.Lagu-lagu yang aku ciptakan sangat digemari  semua kalangan,lagu-lagu itu bergenre pop yang sangat galau berisi analogi cinta yang sangat perih.Aku mampu membuat  lagu cinta yang menyedihkan padahal kenyataannya aku sama sekali belum merasakan cinta,lagu yang aku ciptakan hanya sebuah teori dan pengamatan .

Didekat pemakaman kedua orang tuaku ada sebuah pasar bunga,disana menjual beraneka macam jenis bunga hias,bunga untuk acara-acara tertentu,dan tentunya juga menjual bunga yang biasa digunakan untuk berziarah.Saat itu aku sangat lelah karena baru saja menghadiri launcing lagu salah satu artis di Malaysia.Wajah lelah,rambut kusut,dan kemeja yang penuh kerut  menciptakan rasa malas untuk masuk ke pasar bunga,aku lebih memilih membeli di penjual bunga pinggir jalan.Penjual bunga itu perempuan muda dengan rambut hitam panjang lurus tergerai,mata bulat indah,kulitnya putih dengan bibir tipis merah jambu yang terlihat berwarna sinkron dengan pipi lesungnya ,ada belahan didagunya yang sedikit runcing ketika ia tersenyum menampilkan gigi gingsul.Kecantikannya mampu membuatku mengangkat tangan mengacungkan sepuluh jari untuk skor cantik yang dimilikki dia.

“Mmm..mbak bunga untuk ziarahnya yang ini ,air kembang nya juga”ujarku sambil menunjuk kelopak bunga-bunga  yang ingin aku beli.Waktu itu wajahku pasti merah padam,kaku,dan sedikit salah tingkah

“Iya Mas” jawab perempuan itu sambil mengambil bunga yang bukan aku pilih.

“Bukan-bukan itu mbak”  Perempuan itu lalu mengambil bunga lainnya namun tetap saja salah.

Aku hanya diam melihatnya,hingga dari belakangku ada seorang perempuan tua menyapa mengkagetkan keherananku kepada perempuan penjual bunga “Beli apa Mas”.

“Saya beli bunga yang ini buk,tapi dia salah ngasihnya” Aku menghembuskan nafas berat.

“Maaf Mas cucu saya salah,maaf yaa mas penglihatannya tidak bisa menangkap terlalu jelas”ujar perempuan tua itu.

Seketika aku diam merasa tidak enak karena hampir saja menjadi kesal ”Iya maaafin saya juga buk, saya gak tau”.

“Geri” aku berjabat tangan dengan perempuan tua yang menyapaku.Akhirknya aku tau jika perempuan tua itu adalah nenek dari penjual bunga.”Hai mbak aku Geri” Reflek aku mengambil tangan perempuan muda penjual bunga.

“Aku Riani “ ucapnya dengan sepasang mata tidak menghadapku,telingganya justru yang menangkap wajahku dalam perkenalan itu.

Jabatan tangan aku dengan Riani singkat namun erat dan hangat.Aku merasa ada suatu getaran hati saat mengenggam telapak tanganya yang lembut .Aku tidak bisa mendefinisikan apakah itu cint. Yang aku tau jabatan tangan itu terasa sangat berbeda.

*****

Aku yang kesepiaan menjadi ramai ketika bersamanya.

Setelah pertemuan itu aku jadi semakin sering membeli bunga disana,semakin sering berziarah ke makam orang tuaku,akan semakin sering membeli bunga dengannya,bahkan aku juga membeli bunga mawar lalu aku kembali memberikan bunga itu untuknya.Aku belum bisa mendefinisikan itu cinta karena tanda tanya apa mungkin cinta muncul di pandangan pertama masih bergelantungan di otakku.Selama bulan puasa aku full berziarah sekaligus bertemu dengannya,bahkan beberapa kali buka puasa dirumahnya mengobrol ini-itu.Mengobrol tentang diriku dan tentang diri Riani

Neneknya pernah mengobrol empat mata denganku di malam takbir.Ia membahas Riani “Setahun yang lalu Riani adalah wanita yang normal hingga akhirnya sebuah kecelakaan mengakibatkan penglihatannya hanya tinggal sekitar tiga persen.Saat itu ia dan kedua orang tuanya dari sukabumi akan  ke Jakarta untuk mengadu nasib,nahasnya  bus yang mereka tumpangi  masuk ke dalam jurang,banyak penumpang yang meninggal termasuk kedua orang tua Riani.Riani kritis, kedua matanya mengalami kerusakkan karena kornea mata Riani terluka .Untuk bisa meilhat lagi secara normal ia membutuhkan pendonor mata,tapi rasanya itu sulit dan hampir tidak mungkin ditambah biaya yang sangat tinggi.Awalnya Riani shock ia mengurung dirinya di kamar tidak mau makan apa-apa,meraung,menangis didalam kamar.Kecelakaan yang merenggut kedua orang tua dan penglihatannya itu membuat Riani trauma dengan suara keras.Untuk memenuhi biaya rumah sakit dan obat-obatanya,nenek menjual rumah orang tua Riani di sukabumi dan memilih merawatnya sendiri disini di Jakarta.Nenek selalu berusaha untuk membuatnya tetap tegar beraktifitas agar melupakan sedihnya. Nenek mengajak Riani ikut nenek berjualan,hingga akhirnya ia bertemu denganmu yang secara perlahan mampu meninggalkan kesedihannya,kalian sama-sama mempunyai kesediahan luka dan mungkin kalian ditakdirkan  untuk menghibur kesedihan kalian.

Aku menggangguk mendengar semua ucapan nenek Riani.

*****

Malam itu aku dan Riani duduk berdua dibibir pantai ancol menikmati deburan ombak malam beratap bintang-bintang kecil redup terang. Apa yang sedang kulihat,aku harap kau juga melihatnya,suara lembut Riani menjadi soundtrack hidup yang kujalani.Angin menghantam sekujur tubuhku dan tubuhnya.Aku memejamkan mataku agar aku bisa merasakan malam pekat gelap seperti yang Riani rasakan.ombak-ombak sungguh instrumental berirama,angin membawa partikel partikel pasir berduyun-duyun membasuh kami secara lembut.Riani melingkarkan lengan dipinggangku,kepalanya bersandar dipundakku.Beberapa detik selanjutnya tanganku perlahan meraih pinggangnya,detak jantungku berdebum sangat kencang seakan- akan meloncat menabrak tulang dada mencari jalan keluar karena tidak sanggup menyatakan jika ini cinta.Bibirku dan keningmu hanya berjarak beberapa centimeter saja dengan spasi angin yang menjadi pembatasnya,harum tubuhmu menyusuri hidungku mengkomandoi bibirku untuk mencium keningmu.

Setelah ciuman itu tercipta,entah kenapa muncul ruang kosong untuk kami saling berdiam senyap tak ada yang membuka percakapan.Hingga akhirnya kupaksakan mulutku  menciptakan materi pembicaraan untuk menghapuskan hening kita “Kamu tau Riani,mendengar debur ombak malam sambil menatap langit adalah ketenangan sempurna menurutku”

“Aku sudah lupa bagaimana bentuk langit dan pantai” katamu dengan suara yang datar.

Aku membuka mataku mengangkat alis melirik kearah wajah Riani “Suatu saat kamu akan mengingatnya kembali,dan mungkin kamu akan mengingat tempat ini menjadi abadi di ingatanmu atau mungkin ingatanku. Aku ingin kita melihat sesuatu secara bersamaan

“Ya mungkin saja.Bolehkah aku menyentuh wajahmu Geri.Aku ingin meghafalmu dan menghayalkan wajahmu dalam kegelapanku.Oh iya aku sudah hafal suaramu” desahan nafas canggung Riani tertangkap ditelinggaku.

“Silakan,asalkan tidak kamu cubit wajahku ini haha..” jawabku dengan nada canda.Perlahan jemari lembut itu menyusuri wajahku,sidik-sidik jarinya meninggalkan jejak dipermukaan wajahku yang ditumbuhi jerawat-jerawat  kecil .

“Wajahmu sangat keras seperti suaramu yang berat”

Aku tertawa mendengarya ,ia tersenyum lalu aku mengendongnya berlari menyusuri bibir pantai.”Kamu masih bisa merasakan lari Riani,kamu tau angin ketika kita diam dan angin ketika kita berlari sangat berbeda rasanya.Sensasi angin ketika kita berlari sangat berandal “

“Ya” jawabnya singkat menghemat kalimat.

“Jatuhkan tongkatmu .Kamu tidak terlalu memerlukan itu ketika bersamaku ,aku akan membawamu melihat dunia kembali dengan caraku.Aku janji Riani”

Setelah menikmati malam di bibir pantai kami pergi ke restoran seafood, disana aku duduk berhadapan dengan Riani ,Aku menopang daguku dengan telapak tangan sehingga mampu memandangnya secara khusyuk.Beberapakali aku menyuapi Riani ditemani  suara gitar akustik di panggung kecil restoran .

Pembawa acara akustik di restoran tersebut menawarkan kepada pengunjung yang ingin menyumbangkan suara.Seketika aku mengacungkan tanganku,semua mata pengunjung melihat kearahku.

“Silakan ke panggung,beri tepuk tangan kepada pengunjung yang disudut itu” ucap pembawa acara dilanjutkan tepuk tangan pengunjung lainnya.

Aku membungkukkan badan seperti memberi hormat kepada tuan putri kerajaan,lalu menarik tangan Riani dengan lembut.Terdengar suara riuh siul pengunjung lainnya menggoda tingkahku.

“Apa yang kamu lakukan Geri” bisik Riani pelan.

Bibirku mendekat kearah telingga Riani “Aku hanya ingin ke panggung,mengiringi kamu bernyanyi” 

“Aku yang bernyanyi? Aku tidak bisa bernyanyi,dan aku tidak pernah menyetujuinya Ger” Muka Riani terlihat kesal dengan intonasi suara yang ditekan.

Aku segera menarik tangan Riani dan menuntunya pelan-pelan kearah panggung.Riani hanya diam dengan sedikit jengkel memanyunkan bibir tipisnya.

“Tenanglah Riani,aku akan ada disampingmu  mengiringi kamu bernyanyi dengan gitar”

“Setelah ini langsung antar aku kerumah” kata Riani.

“Setelah ini kita tidak langsung ke rumah tapi kita harus keparkiran dulu “ ujarku yang semakin membuatnya jengkel.

Malam itu kami menyanyikan lagu Melly goeslow “Bunda” karena kami sedang merindukan orang tua.

Aku menelan ludah,tersenyum“Suaramu indah Riani”

Riani hanya menunduk.

*** ***

Hari itu adalah hari dimana aku terbaring dirumah sakit,sangat lemah  sekali tubuh ini .Aku sengaja menghindar dari  Riani sudah hampir setahun menghilang dari kehidupannya,tapi yang perlu diketahui aku bukan melupakannya.Karena dia aku belum mampu menerjemahkan apa itu cinta seperti yang kurasa padanya atau mungkin aku berpura-pura untuk tidak mengakui jika aku jatuh cinta padanya,selama setahun aku harus bolak-balik Rumah Sakit.Aku mengidam kanker Tiroid dengan mestasis di paru-paru.Penyakit ini bermukim bahkan sebelum aku berkenalan dengan Riani,saat ini penyakit ini semakin ganas memperlakukan tubuhku.paru-paruku menajdi sangat payah,kemanapun aku  harus ditemani tangki silinder hijau yang beratnya beberapa kilogram,dan mempunyai kereta baja kecil untuk menyeretnya dibelakangku.Tangki itu mengantarkan dua liter oksigen untukku setiap menit melalui sebuah kanula yang berupa selang transparan  bercabang  persis dileher bagian belakangku,melingkari telingga ,lalu menempel dihidungku.

Jika sedang tidak dirumah sakit ,aku memilih mengamati Riani diam-diam dari balik kaca mobil ditemani seorang supir.Sudah lebih dari setahun aku menghindar bertemu sapa dengannya karena aku takut dengan keadaan seperti ini akan membuat dia semakin terpuruk,lebih baik aku menghilang dari hadapannya tanpa menyatakan cinta sehingga dia mempunyai kesempatan untuk mencintai orang lain yang lebih sempurna dariku.

Aku tidak mengetahui berapa lama lagi aku pantas menghirup oksigen didunia ini,aku ingin menghabiskan sisa hidup ini memberikan kebahagiaan kepada Riani yang mungkin mempunyai kesempatan hidup jauh lebih lama dariku maka aku putuskan untuk mendonorkan mataku kepadanya secara diam-diam..

Untuk tau bagaimana cara mendonorkan mata,maka aku yang menggunakan kursi roda pergi keruangan dokter mata.aku mendorong kursi rodaku sendiri,mengerakkan sepasang roda besar dengan sedikit cekatan karena sudah mulai terbiasa.

“Kornea,lapisan bening yang berada terluar dari bola mata.Kerusakan kornea terjadi karena faktor eksternal dan internal.faktor internal meliputi bawaan seperti keratokonus,fuchs dystrophy,dan granular dystrophy.Faktor eksrernal karena luka akibat kecelakaan dan bisa juga karena pemakaian lensa kontak.Untuk faktor Eksternal bisa diobati dengan operasi cangkok mata.Kami menggunakan bius umum.transplantasi kornea terdiri dari dua macam.Yaitu,penetrating keratoplasty,yaitu menganti seluruh kornea pasien dengan kornea donor,lalu lamellar keratoplasty menganti bagian-bagian tertentu dari kornea pasien dengan korne pendonor.Transplantasi kornea dapat terjadi penolakan juga dari mata pasien “ Dokter menjelaskan tranplantasi mata.Aku hanya diam membulatkan tekad mendonorkan mataku untuk Riani.

*****

Ruangan operasi dengan bau khas obat menusuk-nusuk hidungku.Ini penglihatanku terakhir meski aku akan menglihat dunia kembali pada mata Riani,bius suntik menusukku  perlahan penghlihatanku pudar dan gelap.

Aku ingin kita melihat sesuatu secara bersamaan.Kalimat itu hingga saat ini masih terngiang-ngiang ditelinggaku kalimat yang pernah kita bicarakan,sebuah keinginan yang menjadi pelik kita wujudi ketika itu.

Setelah donor mataku berhasil ,aku mendapat kabar jika Riani sudah bisa melihat kembali beberapa bulan setelah operasi.Aku mendonorkan mata ini tanpa ada yang mengetahuinya kecuali dokter dirumah sakit yang merahasiakan ini dari siapapun dengan kode etik  kedokteran.Ya Riani menerima donor mata ini secara tiba-tiba ,aku menyuruh pihak rumah sakit tempat biasa Riani berobat untuk mengabarinya,mungkin kabar itu adalah kabar bahagia untuknya meski aku tidak bisa merasakan kebagiaan bersamanya.

******

Terkadang cinta itu cukup bahagia melihat seseorang yang kau cintai merasakan bahagia tanpamu.Riani telah menjadi penyanyi yang cukup terkenal di asia tengara .Bakatnya terlihat lebih menarik perhatian orang-orang ketika ia telah bisa melihat dunia kembali.Aku tidak tau apakah dia berusaha mencariku atau tidak,meski aku tau dia sama sekali tidak mengetahui jika aku yang mendonorkan mata untuknya .Riani sudah mempunyai kekasih dan kabar yang kudengar dari berita gosip di televisi mereka akan menikah beberapa bulan lagi.

Malam semakin menghantam kesepian ke tubuhku,angin semakin asik menyuarakan kesedihan ketelinggaku,sudut mataku telah berlinang tapi aku pungkiri dengan beranggapan bahwa linangan ini diakibatkan partikel pasir pantai yang bertebangan masuk diam-diam ke mataku yang hanya melihat kegelapan.

Selama kau bahagia aku bahagia…

Semenjak operasi transplantasi mata itu berhasil ,aku selalu menghabiskan malam duduk dipinggir pantai mengenangnya dengan berbagai macam cuaca ,mengahabiskan malam menunggu waktuku usai didunia untuk membawa cintaku menuju alam kebadian.Apa yang kau lihat sekarang Riani,aku juga melihatnya karena penglihatanku sekarang ada penglihatanmu.

1 komentar:

  1. ah kok gitu..

    ga bisa donor mata selagi orgnya masih hidup, itu melanggar kode etik lho.. *ngotot* (ga setuju dengan endingnya)..tapi apa daya tangan tak sampai :P

    anyway, good job ^^ (sy blm pernah buat cerpen sampe selse kyk kamu)

    www.pearlsgarden.blogspot.com



    BalasHapus