Cinta itu tidak pernah datang terlambat,tetapi sering kali kita yang tidak ingin menyatakannya terlalu cepat hingga akhirnya terlambat.
Aku bertemu dengannya pertama
kali ketika tiga hari menjelang bulan Ramadhan.
Sudah menjadi kebiasaan orang Indonesia
jika menjelang Ramadhan akan berziarah ke kuburan keluarga yang telah
tiada.Sore itu langit begitu bersahabat menemaniku untuk berziarah ke pusara ayah
dan ibuku yang meninggal ketika aku belum memahami apa itu kematian. Ayahku
meninggal disaat aku membutuhkannya untuk mengadzaniku yang baru lahir,ia
meninggal dalam kecelakaan kerja sebagai Pilot maskapai penerbangan asing di
Eropa.Ibuku meninggal ketika melahirkanku ke dunia,ia mengeluarkan banyak darah
hingga akhirnya darah-darah yang keluar itu menjadi penyebab kematian dan
untuknya aku berhasil diselamatkan.Cerita meninggalnya mereka aku dapatkan dari
tante yang merawatku ketika bayi hingga lulus SMA.Setelah lulus SMA,aku memilih
hidupku sendiri.
Berbeda dari tahun sebelumnya ,tahun
ini aku ziarah ke makam orang tuaku setelah tiga tahun sama sekali tidak pernah
menyentuh tanah pusara mereka.Semenjak menjadi pencipta lagu populer ,aku sama
sekali tidak pernah berziarah dengan
alasan terlalu sibuk.Lagu-lagu yang aku ciptakan sangat digemari semua kalangan,lagu-lagu itu bergenre pop yang
sangat galau berisi analogi cinta yang sangat perih.Aku mampu membuat lagu cinta yang menyedihkan padahal
kenyataannya aku sama sekali belum merasakan cinta,lagu yang aku ciptakan hanya
sebuah teori dan pengamatan .
Didekat pemakaman kedua orang
tuaku ada sebuah pasar bunga,disana menjual beraneka macam jenis bunga
hias,bunga untuk acara-acara tertentu,dan tentunya juga menjual bunga yang
biasa digunakan untuk berziarah.Saat itu aku sangat lelah karena baru saja
menghadiri launcing lagu salah satu
artis di Malaysia.Wajah lelah,rambut kusut,dan kemeja yang penuh kerut menciptakan rasa malas untuk masuk ke pasar
bunga,aku lebih memilih membeli di penjual bunga pinggir jalan.Penjual bunga
itu perempuan muda dengan rambut hitam panjang lurus tergerai,mata bulat
indah,kulitnya putih dengan bibir tipis merah jambu yang terlihat berwarna
sinkron dengan pipi lesungnya ,ada belahan didagunya yang sedikit runcing
ketika ia tersenyum menampilkan gigi gingsul.Kecantikannya mampu membuatku
mengangkat tangan mengacungkan sepuluh jari untuk skor cantik yang dimilikki
dia.
“Mmm..mbak bunga untuk ziarahnya
yang ini ,air kembang nya juga”ujarku sambil menunjuk kelopak bunga-bunga yang ingin aku beli.Waktu itu wajahku pasti
merah padam,kaku,dan sedikit salah tingkah
“Iya Mas” jawab perempuan itu
sambil mengambil bunga yang bukan aku pilih.
“Bukan-bukan itu mbak” Perempuan itu lalu mengambil bunga lainnya
namun tetap saja salah.
Aku hanya diam melihatnya,hingga
dari belakangku ada seorang perempuan tua menyapa mengkagetkan keherananku
kepada perempuan penjual bunga “Beli apa Mas”.
“Saya beli bunga yang ini buk,tapi dia salah ngasihnya” Aku
menghembuskan nafas berat.
“Maaf Mas cucu saya salah,maaf
yaa mas penglihatannya tidak bisa menangkap terlalu jelas”ujar perempuan tua
itu.
Seketika aku diam merasa tidak
enak karena hampir saja menjadi kesal ”Iya maaafin saya juga buk, saya gak tau”.
“Geri” aku berjabat tangan dengan
perempuan tua yang menyapaku.Akhirknya aku tau jika perempuan tua itu adalah
nenek dari penjual bunga.”Hai mbak aku Geri” Reflek aku mengambil tangan
perempuan muda penjual bunga.
“Aku Riani “ ucapnya dengan sepasang
mata tidak menghadapku,telingganya justru yang menangkap wajahku dalam
perkenalan itu.
Jabatan tangan aku dengan Riani singkat namun erat dan
hangat.Aku merasa ada suatu getaran hati saat mengenggam telapak tanganya yang
lembut .Aku tidak bisa mendefinisikan apakah itu cint. Yang aku tau jabatan
tangan itu terasa sangat berbeda.
*****
Aku yang kesepiaan menjadi ramai ketika bersamanya.
Setelah pertemuan itu aku jadi
semakin sering membeli bunga disana,semakin sering berziarah ke makam orang
tuaku,akan semakin sering membeli bunga dengannya,bahkan aku juga membeli bunga
mawar lalu aku kembali memberikan bunga itu untuknya.Aku belum bisa mendefinisikan
itu cinta karena tanda tanya apa mungkin cinta muncul di pandangan pertama
masih bergelantungan di otakku.Selama bulan puasa aku full berziarah sekaligus
bertemu dengannya,bahkan beberapa kali buka puasa dirumahnya mengobrol
ini-itu.Mengobrol tentang diriku dan tentang diri Riani
Neneknya pernah mengobrol empat
mata denganku di malam takbir.Ia membahas Riani “Setahun yang lalu Riani adalah
wanita yang normal hingga akhirnya sebuah kecelakaan mengakibatkan
penglihatannya hanya tinggal sekitar tiga persen.Saat itu ia dan kedua orang
tuanya dari sukabumi akan ke Jakarta
untuk mengadu nasib,nahasnya bus yang
mereka tumpangi masuk ke dalam jurang,banyak
penumpang yang meninggal termasuk kedua orang tua Riani.Riani kritis, kedua
matanya mengalami kerusakkan karena kornea mata Riani terluka .Untuk bisa
meilhat lagi secara normal ia membutuhkan pendonor mata,tapi rasanya itu sulit
dan hampir tidak mungkin ditambah biaya yang sangat tinggi.Awalnya Riani shock
ia mengurung dirinya di kamar tidak mau makan apa-apa,meraung,menangis didalam
kamar.Kecelakaan yang merenggut kedua orang tua dan penglihatannya itu membuat
Riani trauma dengan suara keras.Untuk memenuhi biaya rumah sakit dan obat-obatanya,nenek
menjual rumah orang tua Riani di sukabumi dan memilih merawatnya sendiri disini
di Jakarta.Nenek selalu berusaha untuk membuatnya tetap tegar beraktifitas agar
melupakan sedihnya. Nenek mengajak Riani ikut nenek berjualan,hingga akhirnya
ia bertemu denganmu yang secara perlahan mampu meninggalkan kesedihannya,kalian
sama-sama mempunyai kesediahan luka dan mungkin kalian ditakdirkan untuk menghibur kesedihan kalian.
Aku menggangguk mendengar semua ucapan nenek Riani.
*****
Malam itu aku dan Riani duduk
berdua dibibir pantai ancol menikmati deburan ombak malam beratap
bintang-bintang kecil redup terang. Apa yang sedang kulihat,aku harap kau juga
melihatnya,suara lembut Riani menjadi soundtrack hidup yang kujalani.Angin
menghantam sekujur tubuhku dan tubuhnya.Aku memejamkan mataku agar aku bisa
merasakan malam pekat gelap seperti yang Riani rasakan.ombak-ombak sungguh
instrumental berirama,angin membawa partikel partikel pasir berduyun-duyun
membasuh kami secara lembut.Riani melingkarkan lengan dipinggangku,kepalanya
bersandar dipundakku.Beberapa detik selanjutnya tanganku perlahan meraih pinggangnya,detak
jantungku berdebum sangat kencang seakan- akan meloncat menabrak tulang dada
mencari jalan keluar karena tidak sanggup menyatakan jika ini cinta.Bibirku dan
keningmu hanya berjarak beberapa centimeter saja dengan spasi angin yang
menjadi pembatasnya,harum tubuhmu menyusuri hidungku mengkomandoi bibirku untuk
mencium keningmu.
Setelah ciuman itu tercipta,entah
kenapa muncul ruang kosong untuk kami saling berdiam senyap tak ada yang
membuka percakapan.Hingga akhirnya kupaksakan mulutku menciptakan materi pembicaraan untuk
menghapuskan hening kita “Kamu tau Riani,mendengar debur ombak malam sambil
menatap langit adalah ketenangan sempurna menurutku”
“Aku sudah lupa bagaimana bentuk
langit dan pantai” katamu dengan suara yang datar.
Aku membuka mataku mengangkat
alis melirik kearah wajah Riani “Suatu saat kamu akan mengingatnya kembali,dan
mungkin kamu akan mengingat tempat ini menjadi abadi di ingatanmu atau mungkin
ingatanku. Aku ingin kita melihat sesuatu secara bersamaan”
“Ya mungkin saja.Bolehkah aku
menyentuh wajahmu Geri.Aku ingin meghafalmu dan menghayalkan wajahmu dalam
kegelapanku.Oh iya aku sudah hafal suaramu” desahan nafas canggung Riani
tertangkap ditelinggaku.
“Silakan,asalkan tidak kamu cubit
wajahku ini haha..” jawabku dengan nada canda.Perlahan jemari lembut itu menyusuri
wajahku,sidik-sidik jarinya meninggalkan jejak dipermukaan wajahku yang
ditumbuhi jerawat-jerawat kecil .
“Wajahmu sangat keras seperti suaramu
yang berat”
Aku tertawa mendengarya ,ia
tersenyum lalu aku mengendongnya berlari menyusuri bibir pantai.”Kamu masih
bisa merasakan lari Riani,kamu tau angin ketika kita diam dan angin ketika kita
berlari sangat berbeda rasanya.Sensasi angin ketika kita berlari sangat
berandal “
“Ya” jawabnya singkat menghemat
kalimat.
“Jatuhkan tongkatmu .Kamu tidak
terlalu memerlukan itu ketika bersamaku ,aku akan membawamu melihat dunia
kembali dengan caraku.Aku janji Riani”
Setelah menikmati malam di bibir
pantai kami pergi ke restoran seafood,
disana aku duduk berhadapan dengan Riani ,Aku menopang daguku dengan telapak tangan
sehingga mampu memandangnya secara khusyuk.Beberapakali aku menyuapi Riani ditemani
suara gitar akustik di panggung kecil
restoran .
Pembawa acara akustik di restoran
tersebut menawarkan kepada pengunjung yang ingin menyumbangkan suara.Seketika
aku mengacungkan tanganku,semua mata pengunjung melihat kearahku.
“Silakan ke panggung,beri tepuk
tangan kepada pengunjung yang disudut itu” ucap pembawa acara dilanjutkan tepuk
tangan pengunjung lainnya.
Aku membungkukkan badan seperti
memberi hormat kepada tuan putri kerajaan,lalu menarik tangan Riani dengan
lembut.Terdengar suara riuh siul pengunjung lainnya menggoda tingkahku.
“Apa yang kamu lakukan Geri”
bisik Riani pelan.
Bibirku mendekat kearah telingga
Riani “Aku hanya ingin ke panggung,mengiringi kamu bernyanyi”
“Aku yang bernyanyi? Aku tidak
bisa bernyanyi,dan aku tidak pernah menyetujuinya Ger” Muka Riani terlihat
kesal dengan intonasi suara yang ditekan.
Aku segera menarik tangan Riani
dan menuntunya pelan-pelan kearah panggung.Riani hanya diam dengan sedikit
jengkel memanyunkan bibir tipisnya.
“Tenanglah Riani,aku akan ada
disampingmu mengiringi kamu bernyanyi
dengan gitar”
“Setelah ini langsung antar aku
kerumah” kata Riani.
“Setelah ini kita tidak langsung
ke rumah tapi kita harus keparkiran dulu “ ujarku yang semakin membuatnya
jengkel.
Malam itu kami menyanyikan lagu
Melly goeslow “Bunda” karena kami sedang merindukan orang tua.
Aku menelan
ludah,tersenyum“Suaramu indah Riani”
Riani hanya menunduk.
*** ***
Hari itu adalah hari dimana aku
terbaring dirumah sakit,sangat lemah
sekali tubuh ini .Aku sengaja menghindar dari Riani sudah hampir setahun menghilang dari kehidupannya,tapi
yang perlu diketahui aku bukan melupakannya.Karena dia aku belum mampu
menerjemahkan apa itu cinta seperti yang kurasa padanya atau mungkin aku
berpura-pura untuk tidak mengakui jika aku jatuh cinta padanya,selama setahun
aku harus bolak-balik Rumah Sakit.Aku mengidam kanker Tiroid dengan mestasis di
paru-paru.Penyakit ini bermukim bahkan sebelum aku berkenalan dengan Riani,saat
ini penyakit ini semakin ganas memperlakukan tubuhku.paru-paruku menajdi sangat
payah,kemanapun aku harus ditemani
tangki silinder hijau yang beratnya beberapa kilogram,dan mempunyai kereta baja
kecil untuk menyeretnya dibelakangku.Tangki itu mengantarkan dua liter oksigen
untukku setiap menit melalui sebuah kanula yang berupa selang transparan bercabang
persis dileher bagian belakangku,melingkari telingga ,lalu menempel
dihidungku.
Jika sedang tidak dirumah sakit
,aku memilih mengamati Riani diam-diam dari balik kaca mobil ditemani seorang
supir.Sudah lebih dari setahun aku menghindar bertemu sapa dengannya karena aku
takut dengan keadaan seperti ini akan membuat dia semakin terpuruk,lebih baik
aku menghilang dari hadapannya tanpa menyatakan cinta sehingga dia mempunyai kesempatan
untuk mencintai orang lain yang lebih sempurna dariku.
Aku tidak mengetahui berapa lama lagi
aku pantas menghirup oksigen didunia ini,aku ingin menghabiskan sisa hidup ini
memberikan kebahagiaan kepada Riani yang mungkin mempunyai kesempatan hidup
jauh lebih lama dariku maka aku putuskan untuk mendonorkan mataku kepadanya
secara diam-diam..
Untuk tau bagaimana cara mendonorkan mata,maka aku yang menggunakan
kursi roda pergi keruangan dokter mata.aku mendorong kursi rodaku
sendiri,mengerakkan sepasang roda besar dengan sedikit cekatan karena sudah
mulai terbiasa.
“Kornea,lapisan bening yang
berada terluar dari bola mata.Kerusakan kornea terjadi karena faktor eksternal
dan internal.faktor internal meliputi bawaan seperti keratokonus,fuchs
dystrophy,dan granular dystrophy.Faktor eksrernal karena luka akibat kecelakaan
dan bisa juga karena pemakaian lensa kontak.Untuk faktor Eksternal bisa diobati
dengan operasi cangkok mata.Kami menggunakan bius umum.transplantasi kornea
terdiri dari dua macam.Yaitu,penetrating keratoplasty,yaitu menganti seluruh
kornea pasien dengan kornea donor,lalu lamellar keratoplasty menganti
bagian-bagian tertentu dari kornea pasien dengan korne pendonor.Transplantasi kornea
dapat terjadi penolakan juga dari mata pasien “ Dokter menjelaskan
tranplantasi mata.Aku hanya diam membulatkan tekad mendonorkan mataku untuk
Riani.
*****
Ruangan operasi dengan bau khas
obat menusuk-nusuk hidungku.Ini penglihatanku terakhir meski aku akan menglihat
dunia kembali pada mata Riani,bius suntik menusukku perlahan penghlihatanku pudar dan gelap.
Aku ingin kita melihat sesuatu secara bersamaan.Kalimat itu hingga
saat ini masih terngiang-ngiang ditelinggaku kalimat yang pernah kita
bicarakan,sebuah keinginan yang menjadi pelik kita wujudi ketika itu.
Setelah donor mataku berhasil
,aku mendapat kabar jika Riani sudah bisa melihat kembali beberapa bulan
setelah operasi.Aku mendonorkan mata ini tanpa ada yang mengetahuinya kecuali
dokter dirumah sakit yang merahasiakan ini dari siapapun dengan kode etik kedokteran.Ya Riani menerima donor mata ini
secara tiba-tiba ,aku menyuruh pihak rumah sakit tempat biasa Riani berobat
untuk mengabarinya,mungkin kabar itu adalah kabar bahagia untuknya meski aku
tidak bisa merasakan kebagiaan bersamanya.
******
Terkadang cinta itu cukup bahagia
melihat seseorang yang kau cintai merasakan bahagia tanpamu.Riani telah menjadi
penyanyi yang cukup terkenal di asia tengara .Bakatnya terlihat lebih menarik
perhatian orang-orang ketika ia telah bisa melihat dunia kembali.Aku tidak tau
apakah dia berusaha mencariku atau tidak,meski aku tau dia sama sekali tidak
mengetahui jika aku yang mendonorkan mata untuknya .Riani sudah mempunyai
kekasih dan kabar yang kudengar dari berita gosip di televisi mereka akan
menikah beberapa bulan lagi.
Malam semakin menghantam kesepian
ke tubuhku,angin semakin asik menyuarakan kesedihan ketelinggaku,sudut mataku
telah berlinang tapi aku pungkiri dengan beranggapan bahwa linangan ini diakibatkan
partikel pasir pantai yang bertebangan masuk diam-diam ke mataku yang hanya
melihat kegelapan.
Selama kau bahagia aku bahagia…
Semenjak operasi transplantasi mata itu berhasil ,aku selalu
menghabiskan malam duduk dipinggir pantai mengenangnya dengan berbagai macam
cuaca ,mengahabiskan malam menunggu waktuku usai didunia untuk membawa cintaku
menuju alam kebadian.Apa yang kau lihat sekarang Riani,aku juga melihatnya karena penglihatanku sekarang ada penglihatanmu.
ah kok gitu..
BalasHapusga bisa donor mata selagi orgnya masih hidup, itu melanggar kode etik lho.. *ngotot* (ga setuju dengan endingnya)..tapi apa daya tangan tak sampai :P
anyway, good job ^^ (sy blm pernah buat cerpen sampe selse kyk kamu)
www.pearlsgarden.blogspot.com