Sebuah cerita yang terjadi
tentang cinta.Cinta sejati adalah cinta yang terbukti .Semua manusia bisa saja
berkata jika cinta mereka adalah cinta sejati,tetapi selama itu belum terbukti
maka cinta mereka hanyalah sebuah cinta kata-kata tanpa makna.
Ini sebuah kisah tentang seorang
kakek dan nenek yang mempertahankan cinta dengan kesetiaan yang tak bersyarat,semua
yang mereka lakukan adalah perlakuan akan cinta.
Mereka dipertemukan dalam lingkungan
kampus tahun 70-an,tidak saling mengenal
ataupun perkenalan terencana yang mereka lakukan.Tidak ada social media yang
menjadi penghubung perkenalan mereka.Cinta lah yang memperkenalkan dua anak
manusia ini.Seorang pria yang sering berorasi dikampus mempertunjukan
opininya,dan seorang wanita yang sering duduk dihadapan deretan buku-buku
perpustakaan.Saat kuliah usai mereka sering diam-diam saling curi pandang
diantara teman-teman kampus yang asik berbincang ,hingga ada satu teman mereka
yang menyadari tentang tingkah mereka berdua,lalu memperkenalkan mereka dengan
saling berjabat tangan
Pria dan wanita ini adalah dua karakter yang sangat
berbeda,tapi dengan terbiasa bersama akhirnya mereka sadar jika ada cinta yang
memeluk mereka sejak pandangan pertama.
Hingga Akhirnya mereka mengikat
janji dalam sebuah pernikahan,menata masa depan dengan kebersamaan genggaman.Saling
meyakinkan jika cinta mereka adalah anugrah,dan saling mengajarkan jika cinta
itu tanpa tuntutan.Tidak perlu romantis yang berlebihan,tidak perlu kata-kata cinta
yang puitis,yang diperlukan hanya genggaman yang saling meyakinkan aku dan kamu
akan selalu bersama.
Saat usia mereka menginjak 34 tahun,tepatnya usai melahirkan
anak ketiga,cobaan menimpa keluarga mereka.sang istri mengalami kelumpuhan
,bahkan semakin lama seluruh tubuh sang istri semakin lemah tak berdaya.
Tidak ada yang bisa dilakukan
suami untuk menyembuhkan istrinya.Berbagai rumah sakit telah didatangi demi menyembuhkan
istrinya.Setiap isi doa dari sang suamipun selau nama istrinya yang paling
utama dipanjatkan.Akhirnya yang Suami bisa lakukan adalah merawat istrinya
dengan ketulusan,banyak orang yang meneteskan air mata melihat keseharian sosok suami ini.Sebelum
berangkat kerja ,beliau selalu menghidupkan lagu-lagu yang pernah mereka dengarkan
saat masih muda,agar istrinya tidak bosan dan lebih bersemangat menjalani
kehidupan.Siang hari sang Suami selalu pulang kerumah sebentar untuk menyuapi
istrinya makan siang.Saat sore tiba sang
Suami memandikan,menganti pakaian,menyuapi makan istrinya,tidak lupa juga mereka
sekeluarga selalu melakukan solat berjamaah .Setelah magrib usai, suami
langsung duduk disamping istrinya,lalu mulai bercerita tentang masa lalu
mereka.Sang istri tidak bisa berkata apa-apa ,hanya seuntai senyum terlukis
dari bibirnya.Rutinitas ini pun dilakukan sang suami selama bertahun
tahun,lebih kurang telah 30 tahun.
Sekarang anak mereka pun telah
dewasa dan sang suami-istri ini pun tlah memilikki cucu yang masih kecil.Suatu hari
saat semua anak berkumpul ,lalu dengan
kesepakatan anak-anak,sang anak sulung berkata jika mereka ingin sekali merawat
ibunya.Mereka dari kecil hanya bisa melihat ayahnya merawat Ibu dan keluarga tanpa
mengeluh,melakukan semua itu karena cinta.Anak-anak menyuruh ayahnya menikah
lagi untuk menikmati masa tua sang Ayah.Mereka juga sedih melihat keadaan
ayahnya yang telah renta.Dengan tegas sang Ayah menolak tawaran itu “Cinta itu
bukan nafsu,Ayah mencintai ibumu dengan segala keadaan ibu kalian.Saat ayah
bersama ibu,kebersamaan itu sudah cukup bagi Ayah untuk menikmati masa tua.Ibu
kalian yang melahirkan kalian,kalian yang selalu kami tunggu kehadirannya dengan cinta kasih orang tua.Tidak ada yang
menginginkan keadaan Ibumu seperti ini ,Ayah bisa sehat sekarang mungkin memang
ditugaskan Tuhan untuk merawat Ibu kalian yang Ayah cintai,.Bersama sosok orang yang dicinta,telah cukup
bahagia untuk menjalani kehidupan”
Mungkin ini cinta yang biasa
saja,tentang ketulusan tanpa tuntutan.Cinta yang berwujud seperti nafas,tidak
bisa hidup tanpa nafas,seperti aku tidak bisa hidup tanpamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar