Berlari sejauh mungkin dari masa lalu tidak akan membuatmu mampu melupakannya,terimalah masa lalumu sebagai buku panduan untuk mencapai masa depan yang lebih baik.
Taksi berhenti di depan muka
gedung perkantoran . Gery melihat suasana kantor lengang,belum terlalu
banyak yang beraktifitas,ini hal yang
wajar karena jarum jam masih menunjukan pukul enam pagi sedangkan kantor mulai
masuk pukul sembilan pagi. Dia sengaja berangkat pagi-pagi sekali dalam
beberapa hari ini. Darahnya berdesir, semangatnya terpompa. Sambil menarik
kedua lengan kemejanya, Gery melangkah
mantap memasuki gedung.Siapa yang tahu kecuali dirinya sendiri jika beberapa
hari ini ia sedang berusaha melupakan seseorang yang mungkin tidak akan bisa
dilupakan dengan mudah.
Ia tersenyum pada seorang petugas
keamanan, mengucapkan maaf pada seorang petugas kebersihan yang sedang mengepel
lantai dan dibalas anggukan penuh pengertian. Gery bertekad akan selalu
mengurai senyum kepada siapapun untuk menyembunyikan kesedihannya,ia juga
berjanji akan menyibukkan diri nya sendiri agar tidak ada celah untuk mengenang
seseorang yang sangat ia cintai namun tidak bisa ia miliki.
Gery berjalan menuju lift.Ia
menekan tombol,cukup hanya beberapa detik saja pintu lift sudah terbuka.Bukannya
langsung masuk ke dalam lift,Gery justru berdiri diam karena tiba-tiba saja
pikirannya kembali menerawang masa lalu,wanita yang pernah ia perjuangkan untuk
jatuh cinta kepada dirinya kembali hadir berupa siluet.Ia ingat betul bagaimana
dia menolak sebuah beasiswa study di Jepang hanya karena wanita itu pernah
berkata “Jika menjalin hubungan dengan seseorang,aku tidak ingin LDR”,ia juga
sangat ingat ketika dia harus bolak-balik Bangkok-Jakarta-Manila-Jakarta hanya karena
telah berjanji bertemu dengan wanita itu di Jakarta padahal ia sedang bertugas di
Thailand dan Filipina. Dan masih banyak yang dia ingat dengan jelas bagaimana
dirinya melakukan banyak perjuangan dan pengorbanan untuk wanita itu tapi semua
akhirnya berujung penolakan cinta.Gery ingin melupakan wanita itu,wanita yang
saat ini dianggapnya sebagai masa lalu.Begitulah hebatnya sebuah kenangan
cinta,kenangan tidak akan bisa dilupakan semudah membalikkan telapak tangan.
Pintu lift kembali tertutup.Ia
masih terdiam padahal sekarang telah ada wanita yang berdiri disampingnya.Saat
wanita itu hendak menekan tombol lift,tangan Gery juga menjulur ke arah
tombol.Dan insiden itu pun tidak terhindarkan.Jari telunjuk mereka bertumpuk karena
sama-sama bermaksud menekan tombol lift.
Refleks, wanita disebelah Gery
menarik tangannya dan Gery pun ikut tersadarkan dari lamunan pikiran masa
lalunya.
Seketika Gery menatap wanita di
sebelahnya dengan kebingungan karena sama sekali tidak menyadari jika di
sebelahnya ada orang.Gery tersenyum. "Maaf, saya tidak sengaja."
Wanita disebelah Gery balas
tersenyum. "Lantai berapa?"
"Lantai tujuh," jawab
Gery singkat.
Wanita itu terperanjat. "O
ya. Aku juga lantai tujuh.Ini hari pertamaku.”
Mereka berdua melangkah masuk ke dalam
lift.Namun saat pintu lift hendak tertutup,tiba-tiba Gery menahan pintu itu.Ia
berlari keluar pintu lift menuju ke arah kiri.
Wanita itu terkejut lalu dia ikut
keluar lift mengejar Gery yang terlihat terburu-buru.Ia melihat Gery berlari
menaiki tangga darurat.Terdengar suara gema kaki yang sedang berlari menapaki
tangga.Wanita itu kembali berjalan ke arah lift.Lift bergerak halus semakin
tinggi, hingga akhirnya berhenti di lantai lima. Seorang wanita tua petugas
kebersihan masuk membawa ember besar lalu mengucapkan selamat pagi kepadanya.
Saat pintu lift menutup, sebersit
perasaan binggung menyergap wanita itu.Ia bertanya kepada dirinya sendiri
kenapa pria yang bertemu dengan dia tadi memilih menaiki tangga daripada lift
padahal lantai tujuh sangat tinggi.Apakah pria itu bermaksud olaraga? Atau
mungkin ada hal lain,wanita itu sangat merasa binggung.
Tapi belum sempat wanita itu mendapat
jawaban yang tepat kenapa pria tadi memilih naik tangga daripada lift, lift
sudah sampai di lantai tujuh,ia bertanya kepada petugas kebersihan yang berada
satu lift dengannya “Maaf bu,tangga darurat di sebelah mana ya?”
“Di sebelah sana,lorong di ujung
sebelah gudang nanti ada tulisannya kok mbak” Petugas kebersihan dengan sangat
ramah menjawab pertanyaan wanita itu.
Wanita itu melangkah menuju
tangga darurat lantai tujuh,setelah menemukan lorong tangga darurat,ia berdiri
menunggu pria yang ditemuinya tadi.Samar-samar terdengar gemeletuk sepatu
pantofel yang berlari sangat cepat,semakin lama semakin jelas dan akhirnya Gery
muncul dengan napas yang terseok-seok dan dada kembang kempis,wajahnya di
penuhi keringat,kemejanya basah.Gery belum melihat ada wanita di depannya ia
menunduk,kedua telapak tangannya memegang lutut kaki.
“Hei..” wanita itu memangil Gery.
Gery mendonggakkan kepalanya dan
melihat ke arah wanita itu.
“Sebentar” Wanita itu mengeluarkan
sesuatu dari tasnya.Ia mengeluarkan air mineral lalu menjulurkannya ke arah Gery
“Ini untukmu,kamu terlihat pucat”.
Gery kembali berdiri menegapkan
badannya,ia mengambil air itu tanpa mengucapkan apapun karena mulutnya belum
mampu berkata-kata akibat kelelahan.Air mineral itu habis begitu saja,ia
menarik napas dan menghelanya dengan panjang .
”Ini,terima kasih” Gery
mengembalikan botol air mineral.
Mereka berdua berjalan beriringan,
melewati sejumlah ruangan. Lantai tujuh ditempati dua divisi.
Gery dan wanita itu berhenti di
depan sebuah pintu kaca dengan nama divisi legal hukum.
"Saya di bagian ini,"
ujar Gery.
Wanita itu tak kuasa
menyembunyikan keterkejutannya. "Astaga, aku juga di divisi ini. Siapa
nama kamu? Maaf aku baru memperkenalkan diri.Aku Tyas karyawan baru disini"
"Saya Gery ,semoga Tyas
betah disini" ucap Gery membuka pintu.
Keadaan ruangan masih sangat sepi
belum ada satu orang pun disana.Mereka duduk di kursi tamu ruangan.Lalu dengan
berani Tyas bertanya “Kenapa kamu lebih memilih naik tangga dari pada lift?”
Tyas melipat bibirnya kedalam,jari jempol dan telunjuk menjepit dagunya.
Gery hanya diam.
“Kamu tidak mau memberitahu aku,oke
gak apa-apa.Aku hanya mengira mungkin yang kamu lakukan adalah bagian hukuman
dari perusahaan ke karyawannya,kalau begitu aku besok juga ikut berlari naik
tangga denganmu”
Gery mengerenyitkan dahinya
“Bukan,ahh kau ini.”
“Kalau begitu ceritakan” Tyas
tersenyum tipis lalu mendekatkan wajahnya ke arah Gery yang duduk berhadapan
dengannya.
“Saya hanya ingin mencari
lelah.Saya hanya ingin tau,apakah ada rasa lelah lain yang melebihi rasa lelah
memperjuangkan cinta seorang wanita yang sangat saya cintai dengan ketulusan.Saya
ingin berlari sejauh mungkin dari dirinya bahkan bayangannya sekalipun.Saya akan
berlari terus di tangga darurat untuk menemukan rasa lelah yang mampu melupakan
rasa lelah memperjuangkan cinta untuk wanita itu” Perlahan air mata Gery
jatuh.Air mata itu membuat pipinya tambah basah .
“Maaf” Tyas mengeluarkan sesuatu
lagi dari tas nya.Ia mengeluarkan sapu tangan bermotif bunga.”Ini hapus air
mata dan keringatmu”
Gery diam dan mengambil sapu
tangan itu.” Terima kasih,maaf saya sedikit mengeluarkan emosi ”
“Kamu terlihat cengeng dengan
menangis seperti itu hihihi” Tyas tertawa kecil lalu berdiri mencari meja
kerjanya.
“Apa-apaan wanita itu.Bahkan
belum satu hari mengenalnya,dia sudah membuat aku bercerita masalah yang tidak
pernah aku keluhkan ke orang lain” Gery mendumel dalam hati tapi dia merasa ada sesuatu yang
baru melegakan hatinya.Ia menghapus air matanya dengan sapu tangan itu.
Gery mengambil handphone di saku
celananya,ia membuka aplikasi socialmedia
Path.Ia melihat sebuah akun Path
bernama Dety memposting sebuah kalimat yang memberitahukan bahwa dia sangat
bahagia dengan pilihannya saat ini,Gery biasa saja membaca postingan itu
padahal Dety adalah wanita masa lalu yang ia sangat perjuangkan
dulu,apakah ada hubungannya dengan hadirnya Tyas,ia menggeleng coba memungkiri.Gery memasukan kembali handphonenya lalu berdiri sambil berteriak “Hei
Tyas meja kerjamu belum di tentukan atasan kita”.Seperti ada sesuatu energi
baru yang d transferkan Tyas kepada Gery hingga hanya dengan sapaan pertama
kali mampu membuat hati Gery tenang tanpa di sadari.
“O benarkah?” jawab Tyas.
“Besok jangan lupa bawa air
mineral double" ujar Gery tersenyum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar