Cinta bisa mengubah dosa menjadi kebenaran,mengubah logika menjadi hal yang tidak dipedulikan.
“Cuaca tidak begitu baik hari
ini,gerimisnya masih belum berhenti” Re mengalihkan topik pembicaraan cerita
bahagia sahabatnya,Aline.Re dan Aline menjalin persahabatan sejak SMA.Sepanjang
hari ini Aline tidak henti-hentinya bercerita tentang keadaan hatinya yang
telah move on .Re sama sekali tidak berminat soal topik itu karena apa
gunanya membahas kabar bahagia Aline telah move
on tapi Re tidak bisa mengungkapkan perasaan sesungguhnya yang ia miliki pada Aline.
“Kau tau Re,semua cowok bajingan,termasuk
ayahku yang dulu dengan teganya meninggalkan aku dan ibu tanpa pernah kembali
lagi untuk menemui kami .Oh iya kamu juga cowok yaa,mungkin kamu tidak termasuk
haha” Aline tidak terpancing mengalihkan topik pembicaraan mereka, “Sekarang
aku sudah mempunyai seseorang yang membuatku nyaman ,yang jauh lebih bisa
memahami perasaanku”.
Sekarang aku sudah mempunyai seseorang yang membuatku nyaman ,yang jauh
lebih bisa memahami perasaanku. Mendengar kalimat itu seketika Re memiliki
pemikiran jika Aline mempunyai perasaan yang sama dengannya,yaitu perasaan
cinta.Re berpikir mungkin sekaranglah saat yang tepat untuk mengungkapkan
perasaan cinta pada Aline. “Al,tidak terasa sudah bertahun-tahun kita menjalin
persahabatan,mungkin sudah ratusan kali kita berdua ke kafe ini,segala macam
cerita bahagia sedih kita semuanya tumpah disini.Mulai dari kamu galau dengan
kekasihmu,bahkan waktu itu kamu hampir bunuh diri karena ulah kekasihmu”, Re
menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan secara perlahan “Aku mencintaimu
Al,kebersamaan kita yang membuat cinta ini tumbuh dan bemekaran di hatiku”.
Napas Aline tersekat “Re,ini
tidak mungkin.Kamu terlalu baik untukku,kamu tau kan gimana keadaanku
sekarang.Aku sudah tidak perawan Re.Aku tidak pantas untukmu.Kita sahabat Re”
Aline menyambut punggung tangan Re yang sedang menapak di meja.
“Aku menerima semua keadaanmu
Al.Semuanya aku terima,kamu cinta pertamaku Al,sampai kapanpun aku
mencintaimu.Aku sudah menunggu lama untuk mengungkapkan perasaan ini,aku sabar
menunggu kamu putus dengan pacarmu sejak kita SMA,sampai kapan lagi aku
menunggu Al? sampai kapan?” desak Re
dengan nada bicara yang meninggi.
“Aku tidak bisa Re” Aline menangis
di depan Re,ia dilema,disatu sisi Ia takut melukai perasaan Re,dan di satu sisi
lainnya ia tidak bisa menerima
pernyataan cinta Re karena menganggap Re hanya sahabat tidak lebih dari itu.
“Kamu tidak bisa menerimaku
karena sudah memiliki kekasih?” Re ngotot,mempertanyakan kemungkinan hal yang
membuat Aline menolak cintanya.
Aline diam,hanya merespon dengan
mengigit bibirnya menahan tangis.
“Oke Al,aku tau maksud diammu,aku
tidak bisa menunggu lagi Al.Aku mencintaimu sangat mencintaimu,perkataanmu
memang sangat menamparku Al.Perkataanmu melemahkanku tapi itu tidak
melelahkanku .Aku tidak akan berhenti mencintaimu” setelah mengucapkan kalimat
itu,Re menarik kedua telapaknya ke dalam jaket lalu langsung beranjak pergi
meninggalkan Aline sendirian di kafe.
Aline terdiam dalam tangisnya,menutup
muka,ia tidak tau harus berbuat apa sehingga membiarkan Re pergi begitu saja
dari hadapannya.
*****
Air shower bercucuran membasuh
seluruh tubuh Re yang masih mengenakan pakaian lengkap,ia duduk bersandar ke
dinding,memeluk lututnya menengelamkan kepalanya diantara paha dan dada nya
yang bidang,Re masih belum bisa menerima jawaban Aline sore tadi.Re akhirnya terbangun
memandangi kasau dilangit-langit,bertanya-tanya kenapa Aline tidak bisa
mencintainya,ia memukul dinding kamar mandi hingga kepalan tangannya
berdarah,keningnya mengkerut menandakan kekesalan ,matanya merah disertai
tangis yang tersamarkan air shower.
“Sampai kapan lagi aku menunggu
agar bisa memilikimu Al,aku sudah lelah menahan semua perasaan ini sejak
pertama kali kita berkenalan.Aku tidak bisa menerima semua kenyataan ini,aku
tidak bisa memilikimu maka orang lain pun tidak boleh memilikimu Al” dada Re
naik turun dengan cepatnya,hatinya dipenuhi amarah , “Besok aku akan mencari
sosok itu,sosok yang membuat hatimu nyaman.Ia tidak boleh memilikimu” Re
langsung keluar kamar mandi segera menganti pakaiannya lalu tidur dengan
keadaan emosi dan kesedihan yang bercampur aduk.
******
Dimalam sisi lain dari kehidupan
bumi ini,Aline menyandarkan kepalanya di pundak seseorang “Aku akan kehilangan sahabatku” ujar aline
dengan suara yang parau karena habis menangis dari ketika senja menjamah langit
hingga senja luntur tertutup selimut gelap.
“Tenanglah,masih ada aku.Tidak
akan terjadi apa-apa hanya dengan kehilangan satu sahabat” Seseorang yang
menjadi pundak tempat kepala Aline bersandar coba menenangkan.Ia membelai
rambut Aline dengan lembut.
“Tapi…..Aku tidak mau kehilangan
Re,ia sahabat terbaikku” Aline merangkul pinggang orang itu.Memelukanya dengan
erat.Orang itu mengangkat wajah Aline lalu mengecup bibir Aline dengan
lembut.Mereka terlelap ketika ayam telah terbangun.
*******
Pagi ini begitu indah,embun
berkeliaran dengan sejuk menawarkan harapan agar hari ini kebaikan dan
kebahagiaan hadir bersama-sama pada manusia yang mengawali hari dengan senyuman
,tapi tidak dengan Re,ia sudah mengatur rencana untuk mencari sosok yang membuat
Aline nyaman.Maka hari ini Re bergegas menunggu Aline keluar dari dalam
rumahnya ,ia akan menguntit Aline sepanjang hari ini.
Re duduk di mobil sedan hitamnya
dengan gelisah,seolah-olah bahunya dirangkul ketegangan dengan sangat erat
,sebungkus rokok ia habiskan dengan
cepat dan tergesa-gesa.Kegelisahan nya semakin parah ketika Aline keluar
bersama seseorang berjaket kulit,orang itu terlihat tidak terlalu besar,hanya
putih seperti anggota boyband korea.Aline menggandeng tangan orang itu dari ketika
ia membuka pintu rumah hingga berada didepan mobilnya ,ia sangat terlihat
manja.Hal ini membuat Re mengepalkan tangannya yang berkeringat,terdengar bunyi
nyaring dari tulang-tulang jari yang mengepal sangat kuat.
“Badannya tidak besar,akan sangat
muda bagiku untuk membuat perhitungan dengan dia karena telah mengambil
kesempatanku mendapatkan Aline” batin Re bersuara.
Kecupannya terlihat sangat hangat
,orang itu melumat bibir Aline didepan pintu mobil.Re yang melihat adegan itu
semakin kesal ,dadanya naik turun,rongganya dipenuhi amarah.Setelah kecupan itu
Aline masuk ke mobil lalu pergi ke kantor, sedangkan orang itu masuk ke rumah,tapi
Re masih menunggu disana didalam mobilnya karena sudah tahu saat ini siapa yang
menjadi target.Tidak lama kemudian Orang itu muncul lagi dengan mengendarai
mobil keluar dari garasi rumah Aline ,Re mulai mengikuti mobil targetnya.
Kepala Re menoleh ke kiri dan
kanan ,ia tau jika ini adalah jalan menuju kantornya di daerah Rasuna
Said,tambah kaget ketika melihat mobil
targetnya masuk parkiran kantor tempat dia bekerja.
******
Tidak ada hal yang bisa kau
hindari ketika jatuh cinta,cinta terkadang bisa membutakan segalanya,membalikan
yang dosa menjadi kebahagiaan,merubah yang pendiam menjadi pecicilan,bahkan
cinta mampu membuat manusia menduakan Tuhan dalam hidupnya.Sekarang pilihan
hanya ada pada diri sendiri bagaimana mengartikan cinta.
Cinta membuat seseorang bisa
beralibi bahwa perbuatan yang ia lakukan semata-mata karena rasa cinta hingga
akhirnya dirinya menghalalkan segala macam cara untuk mendapatkan cinta dari
seseorang yang dia cintai.Begitulah yang ada dipikiran Re,Ia berhasil mengajak
bertemu orang yang membuat hati Aline nyaman,mereka janjian untuk berbicara
empat mata di lantai paling atas gedung ini,lantai 23.
“Sayang,kita jadi makan siang di
tempat biasa” tanya Aline ke orang itu dari balik telepon.
“Iya jadi,kamu duluan aja .Aku
ada urusan sebentar”
“Ok”
Dipikiran Aline masih saja ada
permasalahan tentang takut kehilangan Re.Bagaimana mungkin begitu saja ia bisa
menjalani hari-harinya tanpa Re,bagi ALine Re adalah sosok sahabat
terbaik.Mungkin Aline tidak mempunyai cinta sebagai kekasih kepada Re,tapi Aline
mempunyai cinta sebagai sahabat.
Aline mengendarai mobil menuju
kafe langgananya dengan Re sekaligus menjadi kafe langganan dirinya dengan orang
yang membuat hatinya nyaman.Kafe itu menjadi tempat favorit bukan karena
interior yang mengadiopsi gaya eropa,kafe The fly dipilih karena menjadi tempat
terdekat dengan kantor Re dan Kantor orang itu dan tidak terlalu jauh dari
kantor Aline.
Tiga puluh menit telah berlalu
,Aline melihat jam ditangannya berkali-kali.Tidak seperti biasanya telat.Ia
coba menghubungi dan selalu dijawab operator dengan kalimat telepon yang anda
tuju sedang tidak aktif.Aline segera keluar dari kafe,ia memutuskan pergi ke
kantor orang itu sekaligus akan menemui Re menjelaskan bahwa orang itu,orang yang
membuat hatinya nyaman bukan seorang Pria ,namun seorang wanita bernama Erika ,Aline
menjadi lesbi karena faktor psikologinya memandang seorang pria,mungkin Re bisa
memaafkan Aline dan akhirnya bisa menjalin persahabatan kembali.Ia berjalan
dibawah terik matahari,menyipitkan mata karena kilau matahari yang begitu tajam.
Beberapa orang berkerumunan di
bawah gedung,rata-rata pandangan mereka melihat ke arah bawah dan ke arah atas
gedung disertai keriuhan.Aline yang berjalan sambil memikirkan Re awalnya
menangapi kerumunan itu biasa saja ,bahkan ia ikut mendongak menatap gedung tanpa
perasaan apapun.Terilhat gedung mengalami pecahan kaca.Beberapa detik setelah
melihat keatas Ekspresi wajah Aline langsung berubah panik.
“Re” desis Aline.entah darimana
tiba-tiba dia menghubung-hubungkan antara kerumunan orang-orang dengan Re, “Ini,ini..
kan gedung Tempat Re juga bekerja”Ia terdiam beberapa detik menutupi mulutnya
tak percaya dengan pemikiran negatif.
“Bunuh diri,seserorang melakukan bunuh diri meloncat dari atas
sana,Seorang pria seperti nya” respon jawaban dari pertanyaan Aline kepada
salah satu orang yang baru saja keluar
dari kerumunan itu .
Perasaan Aline semakin kacau ,ia
terobos kerumunan itu dan ikut berbaur.
Dengan tubuh yang langsing,Aline
berhasil menyeruak diantara kerumunan.Ia melihat mayat tertutup Koran dengan
darah berceceran dipingir sekitar area dan pecahan kaca yang berserakan.Bahkan
otak orang itu menempel di pot bunga tak jauh dari tempat kejadian.
“Re,”
Saat Aline ingin mendekati mayat
yang akan diangkat menunggu datangnya pihak kepolisian,langkah Aline terhenti
karena ia melihat kaki yang menjulur dari balik lembaran Koran,sepatu yang dikenakan
mayat itu bukan milik Re,ia hafal betul Jika Re tidak akan pernah mengenakan
sepatu merk All Star ,Re selalu memakai pantofel berwarna hitam.Aline mendesah
syukur, membalikkan langkahnya keluar kerumunan.Saat keluar dari kerumunan
orang-orang,polisi datang memberi pembatas dan memasukan mayat ke dalam kantong
mayat.
Telpon Aline berdering.
“Re”ucap Aline sedatar mungkin.
“Hai Al,aku mencintaimu akan
tetep mencintaimu.Apakah kamu sekarang sudah menerima cintaku” Terdengar suara
yang parau,disertai isakkan.Aline tau dari balik telpon Re sedang menangis.
Setelah jeda sejenak,Aline
menjawab “Re aku ingin bertemu denganmu,aku ada didepan gedungmu”
“Kamu sudah bisa menerima cintaku
Al?”
“Re, aku ingin bicara
denganmu.Aku tunggu di bawah” Aline mematikan Handphonenya,ia kembali menghubungi
Erika dan masih saja belum aktif.
Re menemui Aline dengan keadaan
mata merah ,bajunya penuh kerut,beberapa kancingnya tidak terkait .Aline
berjalan duluan dan Re menyamai langkahnya ”Al, Kamu harus bisa menerimaku.ORang
yang membuat hatimu nyaman sudah tidak ada lagi.”
“Apa.. “ jawab Aline yang tidak
mendengar suara Re karena tertutupi suara mobil kencang melaju di jalan.Aline
memiringkan kepalanya “Kamu ngomong apa tadi Re?.Mereka tetap jalan beriringan
di bahu jalan menuju kafe.
Re memandang ALine terus menerus
disetiap langkahnya,sedangkan Aline masih memandang handphonenya coba
menghubungi Erika berkali-kali .
“AL… Apakah kamu sudah bisa
mencintaiku.ORang yang membuatmu nyaman Erika sudah tidak ada lagi” teriak
Re.Kalimat itu menghentikan langkah Aline,”Erika sudah tidak ada lagi ,ia sudah
mati Al” Re berlutut didepan Aline,memegang tangannya.
Mata Aline membelalak “Apaaa…… jangan-jangan yang jatuh dari atas gedung
tadi Erika..Kamu gila Re kamu gilaaaaaaaa……” Aline berteriak sambil menangis
tersedu-sedu.
“Apakah kamu sudah bisa
mencintaiku sebagai kekasih Al?” Re kembali mengulangi pertanyaannya lalu mencium tangan Aline,Airmata
Re menempel di punggung telapak tangan.
Prakkk Aline menampar Re,ia
mencengkram kemeja Re sambil terisak. “Aku tidak bisa mencintaimu ” Aline
kembali menangis dan langsung memutar langkahnya menuju tempat mayat yang jatuh
dari gedung.
“Tunggu Al..” Re menarik tangan
Aline, “Jika kau tidak bisa mencintaiku maka apa gunanya aku hidup” Re terdengar
lelah, mukanya merah dengan airmata yang telah kering membekas di pipi.
“Aku tidak peduli denganmu Re” Aline
melepaskan genggaman Re.
Braakkkkkkkk suara hantaman keras
mobil terdengar .Tubuh Re tergeletak
dengan dipenuhi darah,darah-darah itu
mengalir deras diaspal,suasana menjadi ramai,kemacetan terjadi seketika.
Aline menoleh ke belakang ”Re…..”
ia berlari mendekati tubuh Re yang tergeletak ditengah jalan raya .
“Aku mencintaimu Al,apakah kamu
sudah bisa mencintaiku” Suara Re terbata-bata matanya setengah hampir menutup,di
sudut matanya muncul sumber air kesedihan yang bercampur darah di pipi, darah
terus keluar dari lubang hidung dan telingga Re.Aline mengangkat kepala Re dan
diletakan pada pahanya.ALine menangis
sejadinyaa-jadinya,air mata itu bergulir sangat deras tanpa jeda,sungguh
tangisan itu sangat pilu disertai bahu yang naik turun.
“Re kamu harus bertahan,Re…Aku
mencintaimu iyaa aku mencintaimu” Aline memeluk dan mencium kening Re yang
dipenuhi darah.
Tidak ada jawaban dari Re,Ia
telah tiada.Aline tetap memeluk Re hingga kepolisian tiba dan mengangkat tubuh
Re ke ambulans.
*****
Koran yang membahas pembunuhan
dan bunuh diri Re terpampang di meja Aline.ia masih tidak percaya jika kejadian menyedihkan,mengenaskan
itu baru saja menimpa orang-orang yang dia cintai.
Paragraf-paragraf dalam Koran,berita-berita
online dan berita televisi menceritakan seolah kejadian itu disaksikan di depan
mata mereka,seolah-olah mereka menjadi saksi kejadin itu.Namun apa kalian
sadari jika yang terlihat di koran ataupun di televisi itu tidak selalu
mengambarkan kenyataaan yang sesungguhnya bahkan mereka seering
menambah-nambahkan agar terkesan mereka Tuhan yang tau persis kejadian itu.Semua
itu hanya yang terlihat oleh sedikit mata mereka,hanya dari
keterangan-keterangan narasumber yang tidak seratus persen benar,dan dari info
kepolisian yang kurang kredibel menangani kasus tanpa ada uang.Mereka tidak
bisa bertanya pada korban yang sudah mati soal apa yang benar-benar terjadi bukan?
Jangan terlalu percaya pada kabar berita,bisa saja mereka semua itu korban
pembunuhan meski logika bermain-main hal itu tidak mungkin,tapi logika tidak
berguna untuk sebuah dendam dan cinta karena dengan kedua itu seseorang bisa
beralibi jika kesalahannya adalah kebenaran,jika dosa tidak apa-apa dilakukan.
Kematian yang menyangkut orang-orang
sekitar Aline tidak berhenti sampai disana,masih ada kematian-kematian direncanakan
penulis yang merupakan Tuhan bagi kisah yang ditulisnya.
Bersambung…………..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar