Daun yang jatuh di tanah tidak terdengar suaranya ,seperti aku yang jatuh cinta kepadamu tanpa menyuarakannya @suparmaaan

Jumat, 25 September 2015

Aku Imam yang memimpin shafmu




Aku tau kamu tidak mengeluh tentang kadang hidup yang tak adil bukan karena memang tidak ada keluhan di hatimu,tentunya ada tapi kamu tidak pernah menunjukannya di depanku karena kamu percaya aku mampu membuatmu hidup bahagia bersamaku meski ada banyak ketidak adilan hidup.Ketika dunia memusuhiku sekalipun tenanglah aku Imammu akan selalu memimpinmu menjalani kehidupan dengan kebaikkan.


Kamu yakin bahwa aku mampu menjadi pemimpinmu,dirimu akan mendengarkan dan menuruti apa yang kuperintahkan.Aku bilang ‘jangan’,kau bilang ‘aku percaya apa yang kamu perintahkan adalah kebaikkan Imamku untuk diriku’.Ketika aku lelah dengan tingkah laku manusia di tempat bekerja,kamu selalu bisa menghilangkan lelahku dirumah ‘senyumu adalah ketenangan yang aku butuhkan’.
Entah sejauh apa aku pergi mencari nafkah,aku akan kembali memelukmu untuk bercerita perjuangan seorang Imam.Menggenggam tanganmu adalah dosis tanganku untuk kembali semangat bekerja.

Saat aku sedang  banyak bercerita persoalan hidup,kamu akan mendengarkan tanpa perlu menyanggah ataupun mengajariku seolah aku bodoh mengeluh menghadapi persoalan hidup,kamu mendengarkan lalu memelukku sambil berbisik ‘Aku mencintaimu’.Saat kamu yang bercerita tentang kehidupan maka dengan senyum manja kamu memintaku memberikan pendapat.

Di tempat bekerjaku ketika adzan tiba,kamu mengirim pesan pengingat bahwa dirimu sudah siap melaksanakan solat dan dengan suara lembut bertanya ‘Imamku apakah sudah siap? Bekal makan siangnya di makan ya,aku masak makanan kesukaanmu’.Padahal apa yang kamu masak semuanya adalah makanan kesukaanku.
Ketika aku pulang,air hangat untuk mandi dan teh manis hangat selalu tersedia padahal waktu pulangku tidak tentu.

Sejadah terbentang di ruang solat kita,aku dan kamu siap beribadah bersama.Aku berjanji akan selalu menjadi Imammu dalam beribadah dan dalam mengarungi kehidupan.Ketika dunia tidak sedang berpihak ke kita,ketika kita mungkin hanya berdua di dunia ini,aku akan selalu menjadi Imam yang baik untuk dunia dan akherat bagimu dan bagi anak-anak kita nanti.

Setiap orang punya alasan kebahagiaan yang berbeda-beda,bersamamu aku merasa sangat bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar