Saat terlahir di dunia,kita
sebagai manusia tidak bisa memilih akan terlahir dimana?,pada keturunan
siapa?,dan juga tidak mengetahui apa nanti yang akan kita kerjakan selama di
dunia.
Di alam penuh kedamaian yang
nyaman dalam pelukan Tuhan,tiba-tiba kita di wajibkan hadir ke alam bernama
bumi.Tentunya kita tidak akan bisa menolak kehendak Tuhan.Tuhan meniupkan kita
ke rahim seorang wanita yang akan kita panggil dengan sebutan Ibu,Ibu adalah
manusia yang paling mulia,menanggung beban kesakitan untuk melahirkan kita ke
bumi dengan harap kelak anaknya menjadi manusia yang berbakti dan juga
beriman.Kita manusia lahir dengan tangis,bukan berarti tangisan menjadi
kewajiban saat harap tak terwujudkan dalam jejak langkah selama di kehidupan.
Saya dilahirkan dari seorang
Ibu yang tidak pernah mengeluh saat cobaan menghampiri,hatinya selalu tangguh
dalam cobaan.Ia adalah motivator terbesar hidup saya,cinta abadi,sekaligus
tempat menumpahkan curahan hati yang menjanjikan kenyamanan.Dulu saya pernah
bertanya pada Ibu,”kenapa ia tidak terperosok jatuh ketika dilanda cobaan”,beliau
berkata “Jika kemuliaanmu telah berlalu,takkan lagi penyesalan
mengembalikannya.Terima dan hadapi cobaanmu.” Lalu saya bertanya kembali
"Jika tujuan yang ingin kita capai tidak berhasil tercapai,bolehkah
mengeluh?” Ibu menjawab “Boleh,mengeluhlah pada dirimu sendiri dan temukan
pelajaran apa yang di dapat dari kegagalan,karena itu akan menjadi patokkanmu
bertindak di tujuan lainnya.Cobalah bayangkan kemungkinan terpahit saat kamu
mempunyai tujuan,agar kamu siap menerima dan dapat mencari jalan terbaik
sebelum kepahitan datang.”
Hobi saya adalah menulis tinta
impian ke dalam sebuah buku catatan dream book .Semua impian yang saya
tuliskan menjadi harapan untuk mencapai kenyataan.Impian yang terkadang sering
di ejek teman dan siapapun yang membacanya kecuali keluarga saya terutama
Ibu.Ibu selalu berkata “Jangan cuman di tulis aja impiannya,perjuangkan juga
biar jadi nyata.” Saya hanya sering tersenyum jika mendengar nasehat
ibu,sejujurnya belum ada satupun tindakan yang saya lakukan untuk mengwujudkan
mimpi-mimpi itu.Salah satu mimpi saya yaitu bisa kuliah di UI ,saya bukan siswa
yang pintar, bahkan saya jarang sekali membaca atau mempelajari buku materi
pelajaran sekolah,saya lebih menyukai membaca novel dan buku-buku sastra.Waktu
kelas X SMA saya mempunyai kebiasaan unik yaitu sering mempelajari buku
SNMPTN,padahal waktu itu teman-teman sekelas saya belum kepikiran untuk
mempelajari buku itu.Yang ada dalam pikiran saya waktu itu hanya mencoba
berusaha membuka jalan mimpi ke dunia nyata seperti nasehat Ibu.
Ayah saya hanya seorang PNS
biasa di Provinsi kecil daerah Sumatera,gajinya sekitar 2 jutaan rupiah.Hidup
keluarga saya cukup nyaman ketika saya SMP hingga saya menginjak kelas X SMA.Ayah
yang hanya pegawai biasa di percaya untuk menjadi bendahara.Namun petaka keluarga
muncul saat saya kelas XI SMA,ayah terkena evaluasi tim keuangan dari kantor
pusat,menurut cerita yang saya dapatkan dari teman kantor ayah yang berkunjung
ke rumah,bahwa ada ratusan juta kejanggalan dalam laporan keuangan kantor.Ayah
saya mengakui memang benar,tapi semua itu atas persetujuan kepala
kantor.Berbagai penjelasan ayah terasa sia-sia di hadapan mereka,keluarga saya
di wajibkan menganti semua kekurangan kas itu,jika tidak diganti ayah akan
dilaporkan ke pihak berwajib.Miris sekali,padahal ayah hanya menikmati 5% dari
kecurangan kas itu,20% sebagai pelancar untuk kecurangan kas, dan sisanya 75%
kepala kantor yang menikmati.Kepala kantor ayah lepas tangan dari kasus ini
dengan argumen “Jika semua itu kelakuan bendahara ,dan sebagai kepala kantor ia
hanya di manfaatkan wewenangnya oleh bendahara.” Banyak fakta yang di putar
balikan karena kewenangan kepala kantor lebih besar,apalagi dia
juga mempunyai kerabat di kantor pusat yang memegang jabatan pendukung agar bisa lepas
dari kaitan kasus tersebut.Akhirnya ayah mengganti semua kejanggalan kas kantor
yang bernilai ratusan juta rupiah dengan cara meminjam uang di bank dalam jangka
waktu pemotongan gaji selama 8 tahun,lalu ayah juga menjual rumah kediaman kami.Setelah
rumah kami terjual,keluarga saya menempati rumah dinas yang hanya memiliki satu
kamar padahal keluarga kami mempunyai 6 anggota keluarga
Ayah yang biasanya mengendarai
motor ketika berangkat menuju kantor,saat itu harus naik angkutan umum karena
motor telah di jual.Saya dan adik saya yang biasanya di antar ayah berangkat
dan pulang sekolah,saat itu harus naik angkutan umum juga dan terkadang kami jalan
kaki.Dalam keterpurukan keluarga,saya mulai berpikir tentang kelanjutan sekolah
saya,tidak enak rasanya harus membebani orangtua di dalam keterpurukan yang
sedang kami jalani saat itu.Gaji ayah hanya sekitar 400 ribuan setelah dipotong
bank,ditambah uang makan setiap bulan 300 ribu.Ayah tidak pernah membeli makan
siang di kantor karena selalu membawa makanan dari rumah,Ayah juga puasa di
hari senin dan kamis.Saya juga mengikuti jejak ayah puasa dan membawa bekal.Untuk
menambah penghasilan,ibu menjadi juru masak di katering milik tetangga dengan
upah 350 ribu,sedangkan saya membantu pemilik katering pergi ke pasar setiap
pagi.Orang tua saya sering melarang saya untuk ikut bekerja juga,tapi saya
memaksa mereka agar memberi izin.Uang hasil bantu-bantu pemilik katering saya
tabung sebagai modal melanjutkan perkuliahan.Semenjaak SMA saya sering mengirim
CERPEN ke beberapa majalah remaja,hasil honornya yang lumayan juga saya tabung.Ayah
dan Ibu tidak mengeluh tentang perjalanan hidup keluarga kami,justru mereka
menganggap ini akibat dari kecerobohan dan kekhilafan akan nikmat dunia yang
pernah ditawarkan,mereka menganggap ini sebagai pelajaran hidup.
Mimpi adalah hak bagi semua orang
yang ingin bermimpi dan mengwujudkan mimpi menjadi nyata adalah kewajiban bagi
orang yang telah bermimpi.Jadi saya harus mengwujudkan mimpi karena saya telah
berani bermimpi.
Saya lebih giat mempelajari
soal-soal SNMPTN.Terkadang saya iri dengan teman-teman sekolah yang bisa les
disana-sini,namun rasa iri saya hanya sekilas menempel dipikiran karena saya
akan mempertunjukan cara saya mengwujudkan mimpi.Akhirnya salah satu mimpi yang
tercatat di dream book terwujud ,saya diterima di UI Fakultas Hukum dari
jalur SNMPTN yang menurut siswa-siswi mempunyai passing grade tinggi.Pembayaran uang masuk UI di dapat dari orang
tua dan tabungan saya.Tanpa saya ketahui ternyata ibu dan ayah sering menabung
untuk membiayai kuliah saya di tengah keterbatasan penghasilan mereka.Selama
kuliah saya berjanji dengan diri saya sendiri untuk tidak manja dan membebani
orang tua.Waktu di awal perkuliahan saya mencari penghasilan dengan bekerja
sebagai penjaga WARNET part malam,nilai plus selama menjadi
penjagaWARNET saya bisa menghidupi diri saya dan mengerjai tugas kuliah secara
gratis karena waktu itu belum mempunyai laptop.Setelah dua semester menjalani
perkuliahan, beasiswa mulai mengalir hingga saya bisa kuliah tanpa biaya .Saya
juga bisa berkunjung kebeberapa daerah di Indonesia dan luar negeri berkat
berbagai lomba dan program .Sekarang sambil kuliah di semester akhir saya bekerja
menjadi tim kreatif salah satu EO di Jakarta,staf promosi penerbit buku,kreator
beberapa akun twitter yang cukup terkenal,hingga menulis kolom opini di berbagai
media cetak.
Mari wujudkan mimpi masing-masing ! :)
BalasHapuswkwkwkwk, mas broh GFC dimana, gak ada ya? mau folback blognya nih.
Hapus